24
Kepemimpinan Dalam Keragaman Budaya
Irama hidup bergerak dari musim ke musim, bukan dari hari ke hari, apalagi dari jam ke jam. Bagi mereka, tidak ada
tekanan dalam diri pribadinya untuk menumbuhkan suatu perhatian khusus terhadap waktu.
Masa lalu tanpa catatan, tidak jelas, kabur dan kelam. Terhadap hari depan, tidak diharapkan dan tidak
memberikan harapan apa-apa yang istimewa. Kehadirannya tidak memberikan kegembiraan dan tidak pula menimbulkan
ketakutan dan kecemasan. Di kantor, tentu saja ada individu atau kelompok etnis yang secara budaya berorientasi ke
masa depan, penuh dengan rencana peningkatan dan pengembangan dari hari ke hari, tentu saja ada individu atau
kelompok etnis yang secara budaya berorientasi kepada hari ini dan masa lalu yang penuh keindahan.
3. Sikap terhadap perubahan
Ada kelompok etnis tertentu, yang secara budaya mereka berprinsip bahwa perubahan adalah sesuatu yang baik, dan
kemajuan adalah sesuatu yang tak dapat dihindari. Tapi ada pula individu dan kelompok etnis lainnya yang secara
budaya berprinsip, bahwa hari depan hanyalah kelanjutan dari hari ini, merupakan sesuatu yang belum teruji, penuh
ketidakpastian dan cenderung berbahaya. Oleh karena itu perlu dihadapi dengan penuh kehati-hatian. Kalau apa yang
sudah ada selama ini, sudah cukup membawa kesenangan dan kebahagiaan, mengapa harus mencari yang lain, yang
penuh ketidakpastian, belum tentu bisa membawa kese-
Modul Diklatpim Tingkat III
25 nangan dan kebahagiaan.
4. Sikap terhadap pekerjaan
Ada individu dan kelompok etnis tertentu yang punya prinsip bahwa pekerjaan terikat kepada sukses pribadi dan harga
diri. Mereka bekerja sesuai dengan tuntutan sukses pribadi dan harga dirinya. Mereka terus berinisiatif untuk bekerja
mencapai sukses demi sukses dan kebanggaan harga dirinya. Namun ada pula individu dan kelompok etnis tertentu, yang
secara budaya mempunyai prinsip, bahwa pekerjaan terikat kepada tuntutan-tuntutan sekelilingnya dan irama musim
dimana mereka hidup. Jadi mereka bekerja sesuai dengan tuntutan lingkungan dan musim pada saat itu. Kalau tidak
atau belum ada tuntutan mereka tidak berinisiatif untuk mengerjakan sesuatu apapun.
5. Sikap terhadap nasibketawakalan
Ada individu dan kelompok masyarakat tertentu, yang sejak kecil terdidik dengan nilai dan norma tertentu yang
membawa mereka kepada pemikiran bahwa apa yang terjadi pada dirinya sudah kehendak Yang Diatas, mereka
menerima begitu saja nasib yang dialaminya, menyerah dengan keadaan yang menimpa dirinya dan sekali-sekali
diikuti dengan segala kegembiraannya, sebagai sesuatu yang biasa dalam kehidupan ini, kemudian meninggal dunia mati
bila waktunya sudah tiba. Mereka tidak merasa perlu bertekun untuk memperoleh kesempatan yang terbaik dalam
26
Kepemimpinan Dalam Keragaman Budaya
pekerjaan. Dengan keadaan yang mereka alami, mereka, secara filosofis, merasa menemukan keagungan nilai-nilai
pribadi dalam kehidupan di dunia ini dan merasa tenang, tanpa kegelisahan atau rasa iri hati terhadap kemajuan yang
dicapai oleh orang lain di sekitarnya.
6. Hubungan dengan kelompok lain