2.2.4 Macam-Macam Koping
Macam-macam koping menurut Rasmun 2004, yaitu: koping psikologis, dan koping psiko-sosial. Koping psikologis ini pada umumnya menimbulkan gejala
akibat stres psikologis yang tergantung pada dua faktor, yaitu : yang pertama adalah bagaimana persepsi atau penerimaan individu terhadap stressor, yang
artinya seberapa berat ancaman yang dirasakan oleh individu tersebut terhadap stressor yang diterimanya. Dan yang kedua adalah keefektifan strategi koping
yang digunakan oleh individu, bahwa dalam menghadapi stressor, jika strategi yang digunakan efektif maka akan menghasilkan adaptasi yang baik dan menjadi
suatu pola baru dalam kehidupan, tetapi jika sebaliknya akan dapat mengakibatkan gangguan kesehatan fisik maupun psikologis.
Koping psikososial merupakan suatu reaksi psiko-sosial terhadap adanya stimulus yang diterima ataupun dihadapi oleh klien itu sendiri. Stuart Sundeen
1991 dalam Rasmun 2004 mengemukakan bahwa terdapat dua kategori koping yang biasa dilakukan untuk mengatasi stres dan kecemasan, yaitu : reaksi yang
berorientasi pada tugas task-oriented reaction, cara ini digunakan untuk menyelesaikan masalah, konflik dan dapat memenuhi kebutuhan dasar. Reaksi
yang berorientasi pada ego. Reaksi ini sering digunakan oleh individu dalam menghadapi stres, kecemasan, jika individu melakukannya dalam waktu sesaat
maka akan dapat mengurangi kecemasan, akan tetapi jika digunakan dalam waktu yang lama akan dapat mengakibatkan gangguan orientasi realita, memburuknya
hubungan interpersonal dan menurunnya produktifitas kerja. Terdapat juga tiga
Universitas Sumatera Utara
macam reaksi yang berorientasi pada tugas, yaitu: perilaku menyerang Fight, perilaku menarik diri Withdrawl, kompromi.
Dimana perilaku menyerang merupakan suatu perlawanan dengan menggunakan energi dari individu itu sendiri untuk mempertahankan integritas
pribadinya. Perilaku yang ditampilkan dapat merupakan tindakan yang konstruktif dan destruktif, dimana tindakan konstruktif ini dilakukan dengan mengungkapkan
kata-kata terhadap rasa ketidaksenangannya , sedangkan tindakan destruktif dilakukan dengan menyerang sasaran atau objek berupa benda, barang ataupun
orang atau bahkan dirinya sendiri dengan bersikap dendam, rasa marah dan rasa benci yang memanjang. Perilaku menarik diri merupakan prilaku yang
menunjukkan adanya pengasingan diri dari lingkungan dan orang lain. Sedangkan kompromi merupakan tindakan konstruktif yang dilakukan oleh individu untuk
menyelesaikan masalah, kompromi ini dilakukan dengan cara bermusyawarah atau negoisasi untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi, secara umum
kompromi dapat mengurangi ketegangan dan dapat menyelesaikan masalah Rasmun, 2004.
2.2.5 Metode Koping