Diabetes Melitus Tipe 2 DMT2

DMT2 yang juga disebut diabetes melitus tidak tergantung insulin atau NIDDM, disebabkan oleh penurunan sensitivitas jaringan target terhadap efek metabolik insulin, penurunan sensitivitas terhadap insulin ini disebut sebagai resistensi insulin. DMT2 dikaitkan dengan peningkatan konsentrasi insulin plasma hiperinsulinemia. Hal ini terjadi sebagai upaya kompensasi oleh sel beta pankreas terhadap penurunan sensitivitas jaringan terhadap efek metabolik insulin. Penurunan sensitivitas insulin mengganggu penggunaan dan penyimpanan karbohidrat, yang akan meningkatkan kadar gula darah dan merangsang peningkatan sekresi insulin sebagai upaya kompensasi Guyton, 2008. Gejala klasik dari DMT2 adalah terjadi peningkatan frekuensi buang air kecil polyuria, rasa haus polydipsia, rasa lapar polyphagia, penglihatan kabur, dan lemas. Gejala tersebut merupakan manifestasi dari kondisi hiperglikemi. Akan tetapi pasien DMT2 biasanya mengalami gejala hiperglikemi insidental dan seringkali tidak memiliki gejala yang signifikan sebelum munculnya komplikasi PERKENI, 2011. Seiring dengan peningkatan usia umur 40 tahun, kejadian obesitas obesitas sentral dan kurangnya aktivitas fisik maka risiko perkembangan diabetes juga akan meningkat Leahy, 2005. Faktor lain yang dapat meningkatkan kejadian DMT2 adalah faktor genetik, penyakit vaskular, dislipidemia, riwayat menderita DM gestasional dan adanya riwayat kegagalan toleransi glukosa impair fasting glucose IFG impair glucose tolerance IGT.

2.3 Kontrol Glikemik pada DM

Salah satu hal penting dalam evaluasi pasien DM adalah kontrol glikemik karena berhubungan dengan komplikasi mikrovaskular dan makrovaskuler akibat DM yang akan atau telah terjadi Lehman Krumholz, 2009 ; Montori Balsells, 2009. Studi UK Prospective Diabetes Study UKPDS menyatakan bahwa komplikasi mikrovaskular dapat diturunkan dengan kontrol glikemik yang baik dengan menggunakan obat anti diabetes. Rekomendasi lain menyatakan bahwa terapi penurunan kadar gula darah secara baik dan tepat mendekati nilai normal dapat menurunkan komplikasi mikrovaskular maupun makrovaskular Skyler, 2004; Stolar, 2010; WHO, 2011. Pentingnya kontrol glikemik dalam managemen DM karena hal ini dapat mengetahui efektivitas dari terapi yang telah dilakukan dan kepatuhan dalam berobat Skyler, 2004; Qaseem et al., 2007. Kontrol glikemik pada pasien DM dapat memprediksi komplikasi yang telah dan akan terjadi dan memperkirakan prognosis dari pasien DM. Selain itu juga dapat dipakai sebagai pegangan dalam penyesuaian diet, latihan jasmani dan obat-obatan untuk mencapai kadar glukosa senormal mungkin sehingga terhindar dari hiperglikemia maupun hipoglikemia PERKENI, 2011. Kontrol glikemik pada pasien DMT2 secara skematik dapat digambar kan sebagai ‘triad glukosa’, dengan komponen HbA1C, kadar glukosa puasa, dan kadar glukosa 2JPP Monnier Colette, 2009.