11 c. Diklat Pimpina.n Tingkat III, bagi calon atau yang telah menduduki
Eselon III. d. Diklat Pimpinan Tingkat IV, bagi calon atau yang telah menduduki
Eselon IV. Sebagaimana halnya petugas yang melayani konsumen, maka petugas
yang bekerja di perpustakaan, terutama para Pustakawan yang melayani dan selalu berhubungan dengan Pemakai perpustakaan, harus memiliki kemampuan
komunikasi. Modal dasar kemampuan komunikasi adalah : 1. Santun bahasa. Bahasa menunjukkan Bangsa .
2. Secara umum menguasai cakupan koleksi perpustakaan. 3. Memiliki gaya dan kepribadian menarik.
4. Berfikir positip. 5. Berusaha meningkatkan kemampuan din dan melakukan pembelajaran.
6. Tulus. 7. Menganggap orang lain sebagai mitra sejajar.
8. Siap membantu dan tanggap. 9. Sehat rohani dan jasmani.
2.5 Pendekatan Pengembangan SDM Perpustakaan
Pendekatan dalam pengembangan kualitas staf perpustakaan dapat ditempuh cara sebagai berikut :
1 Diberikan bimbingan dan pengawasan kepada staf yang pengetahuan dan ketrampilannya agak kurang.
2 Berikan pekerjaan yang paling cocok dengan kemampuan dan minat mereka, dan tidak lepas dari pengawasan dan pengarahan dari manajer.
3 Adakan pertemuan dan diskusi secara berkala untuk membahas berbagai kesulitan dalam pekerjaan, baik dalam kelompok kecil maupun dalam
kelompok besar. 4 Ikutkan dalam pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan profesi, misalnya
diikutsertakan magang di perpustakaan yang sudah maju, atau bila mungkin
12 diberikan kesempatan untnk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dari
yang telah diperolehnya. 5 Berikan kesempatan untuk mengikuti pertemuan ilmiah, sejalan dengan
bidang kerjanya agar dapat menunjang langsung terhadap wawasan, pengetahuan, sikap dan keterampilannya.
6 Adakan simulasi dan bermain peran dalam pekerjaan dan keterampilan barn di perpustakaan simulation and role playing.
7 Perhatikan dan fahamilah kebutuhan staf sesuai dengan tingkat kebutuhannya sebagaimana tertuang dalam teori motivasi dari AH Maslow, sesuai dengan
kemampuan, wewenang dan tanggung jawab manajer. Sedangkan pendekatan untuk pengembangan dalam bentuk kuantitas,
dapat ditempuh antara lain : 1 Bekerja sama dengan atasan lembaga untuk menarik sejumlah pegawai dari
unit lain yang memenuhi persyaratan untuk perpustakaan. 2 Menerima pegawai baru yang terseleksi sesuai dengan prosedur dan
persyaratan profesi. 3 Untuk penambahan sementara dapat menerima mahasiswa praktikan atau PKL
dan pegawai cangkokan diperpustakaan. Khusus untuk perpustakaan perguruan tinggi yang sudah besar diperlukan
variasi pustakawan yang memiliki keahlian-keahlian sebagai berikut: i. Keahlian dasar;
Yakni keahlian pustakawan yang berupa kemampuan memberikan pelayanan informasi dan kemampuan melaksanakan tugas-tugas dasar suatu
perpustakaan. Pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan pada tingkat ini, antara lain kemampuan sirkulasi, pelayanan referensi, pembuatan katalog
input data, penataan dalam rak shelving, dan lainnya.
ii. Keahlian madya; Yakni keahlian pustakawan yang berupa kemampuan untuk mengembangkan
keahlian dasar dan keahlian membimbing pustakawan di bawahnya. Pengetahuan dan keterampilan dalam tingkatan ini, antara lain berupa
kemampuan manajemen, metode kerja, pengembangan kerja sama,
13 pelayanan, penelusuran informasi, penyusunan bibliografi, penyusunan
indeks, dan kemampuan bimbingan pemakai. iii. Keahlian spesialis;
Yakni keahlian pustakawan yang berupa kemampuan memberikan pelayanan informasi, terutama informasi yang akan digunakan sebagai bahan
penyusunan karya ilmiah maupun karya akademik. Pada tahap ini diperlukan pustakawan yang memahami bidang perpustakaan dan menguasai bidang
tertentu di luar bidang perpustakaan. Dengan demikian, diharapkan akan muncul pustakawan di bidang kedokteran, bidang ekonomi, bidang politik,
bidang pertanian, dan lainnya. Dengan keberadaan pustakawan spesialis ini akan memberikan kepuasan kepada pemakai, karena mampu melakukan
penelusuran dan mampu menyusun tinjauan pustaka sesuai keinginan pemakai.
iv. Keahlian sebagai pakar; Perkembangan ilmu pengetahuan bidang perpustakaan sangat tergantung
pada usaha para pustakawan itu sendiri. Untuk pengembangan bidang ini, diperlukan keahlian pustakawan sebagai pakar expert yang mampu
melakukan kegiatan ilmiah, seperti penelitian, penulisan buku, sebagai nara sumber, konsultan, redaksi jurnal, mengajar di perguruan tinggi, dan lainnya.
Tenaga ini sangat dibutuhkan, terutama para lulusan S2 dan S3 atau golongan IV untuk pengembangan ilmu perpustakaan, perpustakaan, dan profesi
pustakawan. Sayangnya tenaga semacam ini justru terjebak pada rutinitas dan aktivitas struktural. Akibatnya, pengembangan keilmuan mereka terhambat.
2.6 Strategi Pengembangan SDM Perpustakaan