BAB III PROFIL RADIO PRAMBORS 102.2 FM JAKARTA
A. Sekilas Perkembangan Radio Prambors
Bicara mengenai Prambors, sama saja kita bicara tentang anak muda Jakarta yang penuh gaya dan trend. Prambors selalu punya semangat untuk bikin sesuatu yang baru,
seger , kreatif dan pastinya khas anak muda. Pada saat didirikan, alat-alat yang digunakan
Prambors masih sangat sederhana yaitu komunikasi Qso atau sejenis radio yang diubah menjadi alat siaran broadcasting dengan kekuatan 15 watt dan radius jangkauan hanya 1
km dari kamar siaran Jl. Borobudur No. 30. Setelah mencari-cari, akhirnya pilihan untuk dijadikan studio dijatuhkan pada
kamar tidurnya Bambang Wahyudi, yang sekarang menjadi Komisaris Utama Radio Prambors. Transmitter yang sekedarnya dan segala macam pendukungnya diusung dan
dirakit di kamar itu. Karena dulu belum ada kaset, belum ada tape player portable, maka dipakailah turn table untuk memutar lagu dari piringan hitam. Diperluas dengan
menjulurkan bambu penyangga antena yang di ikat ke pohon, yang berlokasi di depan rumah tersebut. Jangkauannya kemudian melejit menjadi beberapa kilometer sehingga
dapat ditangkap seputar daerah menteng.
33
Prambors itu sendiri memang anak-anak di daerah sini. Rumah tinggalnya di sini, semua rumah punya anak remaja. Sebenarnya meskipun Prambors, tapi ada
pengelompokkan. Kita anak daerah sini, terus ada anak daerah tengah, ada yang daerah pojok. Saking banyaknya anak muda, bisa dibayangkan waktu kita bikin radio, tutur
Direktur Utama Radio Prambors, Imran Amir.
33
http:www.prambors fm.com
36
Maksud Imran, untuk satu kawasan kecil akhirnya muncul 3 sampai 4 radio. Mereka yang hobi bikin pemancar sendiri, dia bisa on air dan memutar lagu. tetapi yang
agak lebih serius memikirkan radio itu, mungkin hanya kami barangkali tambah Imran.
34
Prambors lahir dari sebuah pemancar radio yang mengudara berdasarkan trend yang ada pada saat itu. Pada tahun 1967 sekelompok anak muda menteng dengan bekal
semangat hura-hura mencoba membuat pemancar. Nama Prambors saat ini diambil karena dari misinya saat itu. Pengen beken. Ceritanya, beberapa anggota geng Prambors,
Imran Amir, Mursid Rustam, Malik Sjafei dan Bambang Wahyudi, serta satu orang yang punya hobi elektronik, yang biasa dipanggil Itung, nama lengkapnya Tri Tunggal –
merasa perlu memberi identitas buat geng. Identitasnya adalah pemancar radio. Nama Prambors diambil dari akronim beberapa jalan tempat para pendiri radio prambors
bertempat tinggal, yaitu di jalan Prambanan, Mendut, dan Borobudur. Penambahan huruf s, semula terdengar agak kebarat-baratan tetapi perkembangannya huruf s berarti
sekitarnya. Pemerintah kemudian menetapkan peraturan untuk menertibkan radio-radio yang
belakangan banyak muncul. Aturannya antara lain, radio harus berbentuk badan hukum, ada standar kondisi peralatan dan standar ruangan siaran studionya. Tahun 1970,
pemerintah mengeluarkan kembali aturan baru, bahwa setiap radio berbadan hukum haruslah berbentuk Perseroan Terbatas PT atau Perkumpulan. Prambors pun mematuhi
aturan tersebut, sehingga namanya menjadi PT. Radio Prambors Broadcasting Service.
Dengan demikian PT. Radio Prambors Broadcasting Service resmi berdiri pada tanggal 18 Maret 1971 dan berdiri berdasarkan akta notaries M.S. Tadjoedin No. 164
dengan gelombang 805 KHz.
34
httpwww.pramborsfm.com
Pelan-pelan ternyata Prambors telah memiliki komunitas pendengar, yang mayoritasnya anak muda. Lagu-Lagu dengan materi siaran disesuaikan dengan
segmentasinya anak muda. Mulai 1971 hingga 1978, Prambors pun mantap di jalur anak muda yang kala itu tidak ada saingannya. Produk prambors makin beragam. Mulai dari
kaset kompilasi, sampai acara off air Lomba Cipta Lagu Remaja LCLR yang sukses. Setelah berdiri secara resmi tahun 1971, Prambors pindah lokasi di Jl. Borobudur
No. 4 karena tempat ini termasuk memiliki ruangan yang lebih besar dibandingkan dengan yang lama.
Pada tahun 1978 studio Prambors dipindahkan kembali ke Jl. Borobudur No.9 selain studio siaran, dilokasi ini juga didirikan studio rakaman, beberapa ruang siaran,
ruang persentasi, periklanan, juga Lannin Cafe yang menjadi sarana istirahat bagi para personil Prambors. Lokasi sebelumnya yakni Jl. Borobudur No. 4 digunakan sebagai
ruangan direksi, humas, keuangan, dan administasi. Untuk meningkatkan kualitas suara dijalur AM. Maka Prambors memindahkan
frekuensi dari 805 KHz menjadi 666 KHz. Komposisi angka itu tentunya lebih mudah diingat oleh pendengar saat itu. Pada perkembangan selanjutnya, tertanggal 4 Desember
1987, Prambors memindahkan gelombang radio dari AM ke FM. Prambors jadi full gas di frekuensinya yang baru yakni 102.3 FM.
Di era 80-an, Prambors mulai bebenah karena di era ini mulai terasa adanya persaingan dengan stasiun radio lain. Salah satu usaha keras mereka untuk tetap menjaga
komunitas pendengarnya adalah melalui games. Games yang dikembangkan cukup bervariasi, dengan hadiah yang kala itu cukup sensasional, misalnya mobil. Selain games,
di era 90-an mulai muncul pula acara-acara baru, seperti Catatan si Boy, Diary, juga acara off air seperti Tenda Mangkal, Prambors Nite.
Setelah mengudara dengan tanpa hambatan yang cukup berarti dari frekuensi 102.3 FM. Tepatnya pada tanggal 24 April 1992. Prambors memindahkan lokasi siaran
yaitu di Jl. Mendut No.15 Jakarta Pusat. Di tempat inilah semua kegiatan operasional Prambors dijalankan.
Karena adanya penataan ulang seluruh frekuensi yang dikeluarkan oleh Departemen Perhubungan per 1 Agustus 2004 Prambors berubah frekuensi yang tadinya
102.3 FM menjadi 102.2 FM. Begitu juga dengan bertambahnya waktu, Prambors juga kini dapat didengar selain di Jakarta yaitu di Semarang, Yogyakarta, Bandung, Surabaya,
Medan, Makasar, dan Solo. Awal tahun 2007, kantor Radio Prambors dipindahkan kembali di Jl. Sudirman
Gedung Ratu Plaza Office Tower kav. 9 Lantai 19 dan 20. Di lantai 19 adalah ruang kantor yang berisi ruang direksi, humas, keuangan, administrasi dan hal-hal yang lain
yang berkenaan dengan aktifitas kantor. Di lantai 20 nya adalah ruang studio Radio Prambors yang setiap harinya mengudara.
B. Visi dan Misi Radio Prambors