BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejalan  dengan  perkembangan  teknologi  komunikasi,  media  komunikasi  massa pun  semakin  canggih  dan  kompleks,  serta  kekuatan  yang  lebih  dari  masa-masa
sebelumnya,  terutama  dalam  hal  menjangkau  komunikan.  Begitupun  dengan  media massa  elektronik  yang  semakin  berkembang  dengan  berbagai  informasi  yang  disajikan
dari berbagai sudut penjuru dunia. Sebagai mana dikemukakan oleh Marshall McLuhan,
kita  sekarang  hidup  dalam  desa  dunia  Global  Village  karena  media  massa  modern memungkinkan  berjuta-juta  di  seluruh  dunia  untuk  berkomunikasi  ke  hampir  setiap
pelosok dunia. Berbicara  mengenai  media  elektronik  sebagai  alat  komunikasi  massa  yang  pada
hakikatnya  merupakan  suatu  proses,  sudah  pasti  memerlukan  berbagai  sistem  atau
komponen elemen. Everett M. Rogers mengatakan bahwa dalam kegiatan komunikasi
ada empat elemen yang harus diperhatikan, yaitu source, message, channel dan receiver. Komponen-komponen  tersebut  merupakan  suatu  syarat  yang  harus  ada  dalam  suatu
proses  komunikasi,  baik  pada  komunikasi  antarpesona,  komunikasi  kelompok  maupun komunikasi massa.
1
Dalam  membahas  komponen-komponen  komunikasi  massa,  merujuk  kembali
definisi  komunikasi  massa  yang  dikemukakan  oleh  George  Gerbner,  yang  intinya
berbunyi “komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi
1
Ardianto, Elvinaro. Dkk. Komunikasi Massa, Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2007.
1
dan  lembaga  dari  arus  pesan  yang  kontinyu  serta  paling  luas  dimiliki  orang  dalam masyarakat  industri”.
2
Dari  definisi  Gerbner  tersebut,  terungkap  ada  faktor  produksi, distribusi,  pesan  yang  kontinyu,  juga  sejumlah  individu.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa
proses  komunikasi  massa  melibatkan  lebih  banyak  komponen  dibandingkan  dengan bentuk komunikasi lainnya.
Pada  media  elektronik  khususnya  radio,  elemen-elemen  ini  juga  berada  dalam penegakan  pengaturan  frekuensi  yang  penting  agar  dalam  memberikan  informasi  atau
komunikator  tidak  memiliki  gangguan.  Penggunaan  frekuensi  radio  didasarkan  pada ruang jumlah getaran dan lebar pita yang hanya dapat dipergunakan oleh jumlah getaran
dan  lebar  pita  yang  sama  atau  berhimpitan  yang  saling  mengganggu.
3
Frekuensi  sangat penting  agar  source,  message,  channel,  receive  SMCR  tidak  terjadi  sia-sia  yang
disebabkan  adanya gangguan. Dalam  studi komunikasi,  frekuensi  dikategorikan  sebagai milik publik public domain atau termasuk dari kekuasaan dan kewenangan.
4
Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hampir satu abad  lebih  keberadaan  radio  siaran  telah  berhasil  mengatasi  persaingan  keras  dengan
bioskop,  rekaman  kaset,  televisi,  televisi  kabel,  elektronik  games,  dan  personal  casset players
.  Radio  telah  beradaptasi  dengan  perubahan  dunia,  dengan  mengembangkan hubungan saling menguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya. Kelebihan dari
media  massa  elektronik  radio  siaran  ini  adalah  berada  dimana  saja.  Kemampuan  yang
2
Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. 1996. hlm. 188.
3
Maskudi. Regulasi Penyiaran dari Otoriter ke Liberal.  Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara. 2007. hlm. 14
4
John. M. Echols-Hassan Shadily. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 1992. hlm.84
tinggi untuk menjangkau setiap pendengarnya yang sedang melakukan kegiatan-kegiatan yang lain sekalipun atau bahkan sedang menikmati media massa lainnya.
5
Kecanggihan teknologi komunikasi radio, juga turut serta mempengaruhi seluruh aspek kehidupan  manusia, termasuk di dalamnya  kegiatan dakwah. Dengan  mengetahui
kelebihan radio, maka alat tersebut dapat digunakan sebagai media dakwah, sebab sangat diharapkan  bahwa  dakwah  yang  dilakukan  melalui  siaran-siaran  di  radio  dapat  berjalan
dengan  efektif  dan  efisien  sebagai  salah  satu  pola  penyampaian  informasi  dan  upaya transfer ilmu pengetahuan.
6
Begitupun Radio Prambors yang berdiri sejak tahun 1971, hadir dengan berbagai macam program siaran yang menyenangkan bagi kawula muda di Indonesia yang kreatif.
Melakukan  proses  sistem  sosial  dari  komunikator  dalam  hal  ini  penyiar  dan  tim  yang berada  di  dalam  Radio  Prambors  sampai  ke  pendengar.    Seperti  halnya  program
bernuansa  religius,  yang  disiarkan  sebagai  siaran  menunggu  saatnya  berbuka  puasa  di bulan  Ramadhan,  dipersembahkan  untuk  kawula  muda  di  Indonesia,  yakni  Program
Siaran  Balada  Cerita  Ramadhan  atau  yang  lebih  akrabnya  di  sebut  BCR.  Pada  awal berdirinya, Radio Prambors menjadi radio kegemaran kawula muda di Indonesia. Sesuai
dengan misinya radio Prambors, yakni Prambors hadir menjadi bagian dari kawula muda Indonesia, untuk menjadi bagian dari aktifitas kreatif remaja global.
Program  siaran  Balada  Cerita  Ramadhan  adalah  bentuk  sandiwara  radio  yang sudah ada sejak 2002 silam yang telah menjadi salah satu program yang ditunggu-tunggu
setiap tahunnya oleh kawula  muda di Indonesia.  Program  yang  hadir setiap  hari selama bulan  Ramadhan  ini  serentak  di  8  kota  Prambors  yaitu  Prambors  Jakarta  102.2  FM,
5
Joseph R. Dominick. The Dynamics of  mass communication. New York: Random House.
6
M. Bakhti. Ghazali. Dakwah Komunikatif Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikatif Dakwah. Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya. 1997. hlm. 33.
Prambors  Bandung  98.4  FM,  Prambors  Semarang  102  FM,  Prambors  Solo  99.2  FM, Prambors Yogyakarta 95.8 FM, Prambors Surabaya 89.3 FM, Prambors Medan 97.5 FM,
dan Prambors Makasar 105.1 FM diputar sekitar satu jam  sebelum  jam  berbuka puasa.
7
Dalam produksi program siaran ini pernah melakukan audisi bagi para pendengar untuk menjadi  bagian  dari  salah  satu  tokoh  di  BCR,  sebagaimana  BCR  telah  menyuguhkan
sandiwara  radio  yang  menarik  dan  penting  diketahui  bagi  para  remaja  di  Indonesia.
8
Mengingat  radio  Prambors  telah  menyiarkan  program  BCR  ini  5  tahun  terakhir  dan program ini disiarkan di 8 kota Prambors, apalagi BCR ini juga merupakan program yang
populer  di  kota-kota  besar  tersebut  serta  mendapat  tanggapan  yang  positif  dari  kawula muda prambors khususnya yang beragama Islam.
Oleh karena  itu, penulis tertarik untuk  melakukan penelitian dan  melaporkannya dalam  skripsi  ini  mengenai  produksi  Program  Siaran  Balada  Cerita  Ramadhan  ini,
sebagai bahasan yang sesuai dengan jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Penelitian
ilmiah berjudul Analisis Program Siaran Balada Cerita Ramadhan BCR di Radio Prambors 102.2 FM.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah