Perhitungan Reliabilitas Instrumen Penelitian

36 Mahmudin, 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SMP MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Klasifikasi Tingkat Reliabilitas Besarnya r Tingkat Reliabilitas Kecil Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi Data hasil uji coba instrumen diolah dengan menggunakan Software Anates. Dengan menggunakan Software Anates diperoleh reliabilitas untuk tes kemampuan pemahaman sebesar 0,85 dan untuk kemampuan pemecahan masalah matematis siswa sebesar 0,95. Reliabilitas tes kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa termasuk kategori sangat tinggi, artinya tingkat keajegan dan konsistensi soal-soal tes yang digunakan dalam instrumen sudah layak untuk mengukur kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto 2008 bahwa suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. 4. Perhitungan Daya Pembeda Daya pembeda menunjukkan kemampuan soal tersebut membedakan antara siswa yang pandai termasuk dalam kelompok unggul dengan siswa yang kurang pandai termasuk kelompok asor. Suatu perangkat alat tes yang baik harus bisa membedakan antara siswa yang pandai, rata-rata, dan yang kurang pandai karena dalam suatu kelas biasanya terdiri dari tiga kelompok tersebut. Sehingga hasil evaluasinya tidak baik semua atau sebaliknya buruk semua, tetapi haruslah berdistribusi normal, maksudnya siswa yang mendapat nilai baik dan siswa yang mendapat nilai buruk ada terwakili meskipun sedikit, bagian terbesar berada pada hasil cukup. Proses penentuan kelompok unggul dan kelompok asor ini adalah dengan cara terlebih dahulu mengurutkan skor total setiap siswa mulai dari skor 37 Mahmudin, 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SMP MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tertinggi sampai dengan skor terendah. Penentuan daya pembeda menggunakan rumus: ∑ ∑ ∑ Keterangan: DP = Daya pembeda ∑ = Jumlah skor siswa kelompok atas ∑ = Jumlah skor siswa kelompok bawah ∑ = Jumlah skor ideal seluruh siswa pada butir soal Daya pembeda uji coba soal kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis didasarkan pada tabel 3.8 Suherman: 2003: Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda Kriteria daya pembeda Interpretasi Sangat baik Baik Cukup Jelek Sangat jelek Data hasil uji coba instrumen diolah dengan menggunakan Software Anates. Hasil Daya Pembeda tes kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa disajikan pada tabel 3.9 dan 3.10. Tabel 3.9 Daya Pembeda Tes Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa No Butir Soal Daya Pembeda Interpretasi 1 0,47 Baik 2 0,60 Baik 3 0,47 Baik 38 Mahmudin, 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SMP MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4 0,53 Baik 5 0,47 Baik Tabel 3.10 Daya Pembeda Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa No Butir Soal Daya Pembeda Interpretasi 1 0,58 Baik 2 0,55 Baik 3 0,45 Baik Berdasarkan tabel 3.9 dapat diketahui bahwa nilai daya pembeda tes pemahaman matematis berkisar antara 0,47 sampai dengan 0,60 yang menunjukkan daya pembeda terletak pada kriteria baik. Berdasarkan tabel 3.10 nilai daya pembeda tes pemecahan masalah berkisar antara 0,45 sampai 0,58 yang menunjukkan daya pembeda terletak pada kriteria baik.

5. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran menyatakan derajat atau tingkat kesukaran suatu butir soal. Sebuah soal tidak boleh terlalu sulit untuk kemampuan siswa dan juga tidak boleh terlalu mudah. Kita perlu menganalisis butir soal pada instrumen untuk mengetahui derajat kesukaran dalam butir soal yang kita buat. Butir-butir soal dikatakan baik, jika butir-butir soal tersebut tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Dengan kata lain derajat kesukarannya sedang atau cukup. Menurut Ruseffendi 1991, kesukaran suatu butiran soal ditentukan oleh perbandingan antara banyaknya siswa yang menjawab butiran soal itu. Penentuan tingkat kesukaran soal dihitung dengan menggunakan rumus: ∑ ∑ Keterangan: TK = Tingkat Kesukaran 39 Mahmudin, 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SMP MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ∑ = Jumlah skor seluruh siswa pada butir soal ∑ = Jumlah skor ideal seluruh siswa pada butir soal Kriteria tingkat kesukaran soal yang digunakan dalam uji coba soal kemampuan penalaran dan pemecahan masalah matematis menurut Suherman 2003 seperti pada tabel. 3.11 berikut: Tabel 3.11 Kriteria Tingkat Kesukaran Tingkat Kesukaran Interpretasi Soal terlalu sukar Soal sukar Soal sedang Soal mudah Soal terlalu mudah Data hasil uji coba instrumen diolah dengan menggunakan Software Anates. Hasil Tingkat Kesukaran tes kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa disajikan pada tabel 3.12 dan 3.13. Tabel 3.12 Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa No Butir Soal Tingkat Kesukaran Interpretasi 1 0,48 Sedang 2 0,36 Sedang 3 0,42 Sedang 4 0,36 Sedang 5 0,23 Sukar Tabel 3.13 Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa No Butir Soal Tingkat Kesukaran Interpretasi 1 0,71 Mudah 2 0,53 Sedang 3 0,60 Sedang

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA.

0 4 52

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII pada Salah Satu SMP Di Kabupaten Bandung Barat.

1 4 29

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA MELALUI PROBLEM BASED LEARNING DI SEKOLAH DASAR : Studi Kuasi Eksperimen di Kelas IV SDN Sukakarya Kota Bandung.

0 3 38

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DAN SELF-EFFICACY SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH: Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas VIII Pada Salah Satu SMP di Bandung.

7 24 18

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN METAKOGNITIF: Penelitian Kuasi eksperimen pada Salah Satu SMP Negeri di Kota Medan.

0 0 46

PENGARUH ACCELERATED LEARNING CYCLE TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAM : Studi Kuasi-Eksperimen Pada Salah Satu Smp Negeri Di Pekanbaru.

19 47 56

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PENDEKATAN REALISTIK :Studi Eksperimen di Salah Satu SMP Negeri di Bandung:.

0 1 44

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PENDEKATAN REALISTIK :Studi Eksperimen di Salah Satu SMP Negeri di Bandung.

0 0 44

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MEANS-ENDS ANALYSIS (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII di Salah Satu SMP di Kota Bandung).

0 1 60

KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

0 0 19