29
Mahmudin, 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SMP MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
4. Melakukan uji instrumen tes.
5. Menghitung validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.
Jumlah soal pemahaman dalam penelitian ini 5 butir soal. Soal yang diberikan untuk pretes dan postes sama. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
adanya peningkatan yang signifikan dari kemampuan matematis siswa baik sebelum diberi perlakuan maupun setelah diberi perlakuan. Untuk memperoleh
data kemampuan pemahaman matematis siswa, maka dilakukan dengan
menggunakan pedoman penskoran. Pedoman penskoran untuk kemampuan pemahaman matematis disajikan pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Kemampuan Pemahaman Matematis
Indikator Reaksi terhadap soal
Skor
Dapat mengingat dan menerapkan
sesuatu secara rutin atau perhitungan
sederhana Tidak ada jawaban
Salah dalam menerapkan atau melakukan perhitungan
1 Sebagian jawaban benar dalam menerapkan
atau melakukan perhitungan 2
Hampir semua jawaban benar dalam menerapkan atau melakukan perhitungan
3 Benar dalam menerapkan atau melakukan
perhitungan secara lengkap 4
Dapat mencobakan sesuatu dalam kasus
sederhana dan tahu bahwa sesuatu itu
berlaku dalam kasus serupa
Tidak ada jawaban Salah dalam menerapkan konsep pada suatu
kasus sederhana 1
Sebagian jawaban benar dalam menerapkan konsep pada suatu kasus sederhana
2 Hampir semua jawaban benar dalam
menerapkan konsep pada suatu kasus sederhana 3
Benar dalam menerapkan konsep pada suatu kasus sederhana secara lengkap
4
Dapat membuktikan kebenaran sesuatu
Tidak ada jawaban Salah dalam membuktikan
1 Sebagian jawaban benar dalam membuktikan
2
30
Mahmudin, 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SMP MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
Indikator Reaksi terhadap soal
Skor
Hampir semua jawaban benar dalam membuktikan
3 Benar dalam membuktikan secara lengkap
4 Jumlah soal pemahaman dalam penelitian ini sebanyak 5 butir soal. Soal
yang diberikan untuk pretes dan postes sama. Hal ini bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan yang signifikan dari kemampuan matematis siswa baik
sebelum diberi perlakuan maupun setelah diberi perlakuan. Indikator kemampuan pemecahan masalah matematis disajikan pada tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Aspek Pemecahan Masalah yang Diukur
Indikator Pencapaian
Memahami Masalah Mengidentifikasi semua bagian penting
permasalahan dengan menuliskan apa yang
diketahui, yang
ditanyakan, termasuk
membuat diagram
atau gambar yang jelas untuk menunjukkan
pemahaman terhadap ide dan proses masalah.
Menyusun Rencana
Pemecahan Masalah
Menyusun rencana
penyelesaian dengan
memilih strategi
beberapa strategi
yang tepat
yang akan
mengarahkan penyelesaian yang benar jika tidak ada kesalahan perhitungan.
Melaksanakan Rencana Penyelesaian Masalah
Menyelesaikan masalah
dengan melakukan perhitungan sesuai strategi
yang dipilih,
memberikan jawaban
secara lengkapdan
jelas sesuai
prosedur, termasuk dengan membuat diagram atau gambar.
Memeriksa Kembali Hasil Melakukan pemeriksaan terhadap hasil
dan proses perhitungan yang telah
31
Mahmudin, 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SMP MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
dibuat dengan mengoreksi yang salah, menguji kebenaran, termasuk membuat
penyelesaian dengan strategi lain. Menjelaskan atau menginterpretasikan
hasil sesuai permasalahan asal.
Untuk memperoleh data kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, maka dilakukan dengan menggunakan pedoman penskoran. Pedoman
penskoran untuk kemampuan pemahaman matematis disajikan pada tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3 Pedoman Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Indikator Reaksi terhadap soal masalah
Skor
Dapat memahami masalah
Salah menginterpretasi atau salah sama sekali Salah menginterpretasikan sebagian soal,
mengabaikan kondisi soal 1
Memahami masalah selengkapnya 2
Dapat merencanakan pemecahan
Tidak ada rencana yang relevan Membuat rencana pemecahan yang tidak dapat
dilaksanakan 1
Membuat rencana yang benar tetapi salah dalam hasiltidak ada hasil
2 Membuat rencana yang benar tetapi belum
lengkap 3
Membuat rencana sesuai dengan prosedur dan mengarah pada solusi yang benar
4
Dapat melaksanakan pemecahan
Tidak melakukan perhitungan Melaksanakan prosedur yang benar dan
mungkin menghasilkan jawaban yang benar tetapi salah dalam perhitungan
1 Melakukan proses yang benar
2 Dapat memeriksa
kembali hasil yang Tidak ada pemeriksaan atau tidak ada
keterangan lain
32
Mahmudin, 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SMP MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
Indikator Reaksi terhadap soal masalah
Skor
diperoleh Ada pemeriksaan tetapi tidak tuntas
1 Pemeriksaan dilakukan untuk melihat
kebenaran hasil dan proses 2
Soal tes yang disusun berbentuk uraian dengan alasan: a.
Melalui tes tipe uraian, maka dapat dilihat proses berpikir dan ketelitian siswa melalui langkah-langkah penyelesaian soal karena siswa dituntut untuk
menyelesaikan soal secara rinci. b.
Guru dapat mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal, cara menyelesaikan soal, dan penguasaan siswa terhadap konsep materi yang telah
diajarkan. c.
Guru dapat mengetahui kesulitan serta kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal.
d. Dengan tes tipe uraian, dapat dihindari adanya bias hasil tes. Hal ini
disebabkan karena hasil tes mencerminkan kemampuan siswa sebenarnya.
2. Perhitungan Validitas
Suatu alat evaluasi instrumen dikatakan valid bila alat tersebut mampu mengukur apa yang seharusnya diukur Ruseffendi, 1991. Validitas sebuah
diketahui dari hasil pemikiran dan hasil pengamatan. Hal yang pertama akan diperoleh validitas logis logical validity atau juga dikenal dengan validitas
teoritik, dan hal kedua diperoleh validitas empiris empirical validity. Sebelum soal tes kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah
matematis diuji coba secara empiris, terlebih dahulu akan dilakukan pengujian validitas logik atau teoritik yakni validitas isi dan muka yang bertujuan untuk
menentukan kesesuaian antara soal dengan tujuan yang ingin diukur berdasarkan kisi-kisi soal yang telah dibuat.
a Validitas Logis logical validity
33
Mahmudin, 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SMP MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
Validitas logis untuk sebuah instrumen merujuk pada kondisi bagi sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan teori dan ketentuan yang
ada. Validitas logis terdiri atas validitas isi content validity dan validitas muka face validity. Untuk menguji validitas logis, soal tes kemampuan pemahaman
dan pemecahan masalah matematis rencanya peneliti akan meminta pendapat kepada beberapa mahasiswa S2, mahasiswa S3, dan guru matematika kemudian
hasilnya dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Untuk menguji keterbacaan terhadap soal tes kemampuan pemahaman dan
pemecahan masalah matematis, peneliti juga meminta pendapat dari siswa kelas X yang sudah mendapatkan materi tentang bangun ruang sisi lengkung. Hasilnya
kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.
b Validitas Empiris empirical validity
Validitas empirik adalah validitas yang diperoleh dengan kriteria tertentu. Kriteria ini digunakan untuk menentukan tinggi rendahnya koefisien validitas alat
evaluasi yang
diperoleh melalui
perhitungan korelasi
produk momen
menggunakan angka kasar Arikunto, 2008. Rumusnya sebagai berikut: ∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑
∑ ∑
Keterangan: r
xy
= Koefisien Validitas N = Jumlah subyek
X = Skor tiap butir soal Y = Skor total
Interpretasi mengenai besarnya koefisien validitas dalam penelitian ini menggunakan ukuran yang dibuat J.P.Guilford Suherman, 2003 seperti pada
tabel 3.4 berikut.
34
Mahmudin, 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SMP MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Validitas
Koefisien Interpretasi
00 ,
1 80
,
xy
r
Sangat tinggi sangat baik
80 ,
60 ,
xy
r
Tinggi baik
60 ,
40 ,
xy
r
Sedang cukup
40 ,
20 ,
xy
r
Rendah kurang
20 ,
00 ,
xy
r
Sangat rendah
00 ,
xy
r
Tidak valid
Dengan mengambil taraf signifikan 0,05 sehingga didapat kemungkinan interpretasi:
a Jika r
hitung
r
kritis
maka korelasi tidak signifikan b
Jika r
hitung
r
kritis
maka korelasi signifikan Data hasil uji coba instrumen diolah dengan menggunakan Software
Anates. Hasil Uji validitas tes kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa disajikan pada tabel 3.5 dan 3.6.
Tabel 3.5 Data Hasil Uji Validitas Tes Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa
No Butir Soal
Koefisien Validitas
r
tabe l
Kriteria Kategori
1 0,893
0,349 Valid
Sangat Tinggi 2
0,809 Valid
Sangat Tinggi 3
0,810 Valid
Sangat Tinggi 4
0,867 Valid
Sangat Tinggi 5
0,888 Valid
Sangat Tinggi
Tabel 3.6 Data Hasil Uji Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa No Butir
Koefisien r
tabe l
Kriteria Kategori
35
Mahmudin, 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SMP MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
Soal Validitas
1 0,965
0,349 Valid
Sangat Tinggi 2
0,963 Valid
Sangat Tinggi 3
0,951 Valid
Sangat Tinggi Berdasarkan tabel 3.5 dapat diketahui bahwa koefesien validitas tes
pemahaman matematis butir soal nomor 1 sampai 5 valid dan signifikan pada alpha 0,05 dengan nilai koefesien validitas butir soal berkisar antara 0,81 sampai
dengan 0,89 yang menunjukkan bahwa validitas butir soal berada pada validitas sangat tinggi. Sedangkan pada tabel 3.6 untuk tes pemecahan masalah matematis
butir soal 1 sampai 3 dapat diketahui bahwa butir soal valid dan signifikan dengan nilai koefesien validitas butir soal berkisar antara 0,95 sampai dengan 0,97 yang
menujukkan validitas butir soal berada pada validitas sangat tinggi.
3. Perhitungan Reliabilitas
Reliabilitas suatu alat ukur dimaksudkan sebagai suatu alat yang memberikan hasil yang tetap sama konsisten, ajeg Suherman, 2003. Rumus
yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas dalam penelitian ini adalah rumus Alpha Suherman, 2001: 163. Rumusnya sebagai berikut:
∑
Keterangan: r
11
= Koefisien Reliabilitas n = Banyak butir soal
∑ = Jumlah varian skor tiap soal
= Varians skor total
Tingkat reliabilitas dari soal uji coba kemampuan penalaran dan pemecahan masalah didasarkan pada klasifikasi Guilford Ruseffendi,1991 sebagai berikut:
Tabel 3.7
36
Mahmudin, 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SMP MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
Klasifikasi Tingkat Reliabilitas Besarnya r
Tingkat Reliabilitas
Kecil Rendah
Sedang Tinggi
Sangat tinggi Data hasil uji coba instrumen diolah dengan menggunakan Software Anates.
Dengan menggunakan Software Anates diperoleh reliabilitas untuk tes kemampuan pemahaman sebesar 0,85 dan untuk kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa sebesar 0,95. Reliabilitas tes kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa termasuk kategori sangat tinggi, artinya
tingkat keajegan dan konsistensi soal-soal tes yang digunakan dalam instrumen sudah layak untuk mengukur kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah
matematis siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto 2008 bahwa suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap. 4.
Perhitungan Daya Pembeda
Daya pembeda menunjukkan kemampuan soal tersebut membedakan antara siswa yang pandai termasuk dalam kelompok unggul dengan siswa yang
kurang pandai termasuk kelompok asor. Suatu perangkat alat tes yang baik harus bisa membedakan antara siswa yang pandai, rata-rata, dan yang kurang pandai
karena dalam suatu kelas biasanya terdiri dari tiga kelompok tersebut. Sehingga hasil evaluasinya tidak baik semua atau sebaliknya buruk semua, tetapi haruslah
berdistribusi normal, maksudnya siswa yang mendapat nilai baik dan siswa yang mendapat nilai buruk ada terwakili meskipun sedikit, bagian terbesar berada
pada hasil cukup. Proses penentuan kelompok unggul dan kelompok asor ini adalah
dengan cara terlebih dahulu mengurutkan skor total setiap siswa mulai dari skor
37
Mahmudin, 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SMP MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
tertinggi sampai dengan skor terendah. Penentuan daya pembeda menggunakan rumus:
∑ ∑
∑ Keterangan:
DP = Daya pembeda ∑
= Jumlah skor siswa kelompok atas ∑
= Jumlah skor siswa kelompok bawah ∑ = Jumlah skor ideal seluruh siswa pada butir soal
Daya pembeda uji coba soal kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis didasarkan pada tabel 3.8 Suherman: 2003:
Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda
Kriteria daya pembeda Interpretasi
Sangat baik Baik
Cukup Jelek
Sangat jelek Data hasil uji coba instrumen diolah dengan menggunakan Software
Anates. Hasil Daya Pembeda tes kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa disajikan pada tabel 3.9 dan 3.10.
Tabel 3.9 Daya Pembeda Tes Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa
No Butir Soal Daya Pembeda
Interpretasi
1 0,47
Baik 2
0,60 Baik
3 0,47
Baik
38
Mahmudin, 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SMP MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
4 0,53
Baik 5
0,47 Baik
Tabel 3.10 Daya Pembeda Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
No Butir Soal Daya Pembeda
Interpretasi
1 0,58
Baik 2
0,55 Baik
3 0,45
Baik Berdasarkan tabel 3.9 dapat diketahui bahwa nilai daya pembeda tes
pemahaman matematis berkisar antara 0,47 sampai dengan 0,60 yang menunjukkan daya pembeda terletak pada kriteria baik. Berdasarkan tabel 3.10
nilai daya pembeda tes pemecahan masalah berkisar antara 0,45 sampai 0,58 yang menunjukkan daya pembeda terletak pada kriteria baik.
5. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran menyatakan derajat atau tingkat kesukaran suatu butir soal. Sebuah soal tidak boleh terlalu sulit untuk kemampuan siswa dan juga tidak
boleh terlalu mudah. Kita perlu menganalisis butir soal pada instrumen untuk mengetahui derajat kesukaran dalam butir soal yang kita buat. Butir-butir soal
dikatakan baik, jika butir-butir soal tersebut tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Dengan kata lain derajat kesukarannya sedang atau cukup. Menurut
Ruseffendi 1991, kesukaran suatu butiran soal ditentukan oleh perbandingan antara banyaknya siswa yang menjawab butiran soal itu. Penentuan tingkat
kesukaran soal dihitung dengan menggunakan rumus: ∑
∑ Keterangan:
TK = Tingkat Kesukaran
39
Mahmudin, 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SMP MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
∑ = Jumlah skor seluruh siswa pada butir soal ∑ = Jumlah skor ideal seluruh siswa pada butir soal
Kriteria tingkat kesukaran soal yang digunakan dalam uji coba soal kemampuan penalaran dan pemecahan masalah matematis menurut Suherman
2003 seperti pada tabel. 3.11 berikut:
Tabel 3.11 Kriteria Tingkat Kesukaran
Tingkat Kesukaran Interpretasi
Soal terlalu sukar Soal sukar
Soal sedang Soal mudah
Soal terlalu mudah
Data hasil uji coba instrumen diolah dengan menggunakan Software Anates. Hasil Tingkat Kesukaran tes kemampuan pemahaman dan pemecahan
masalah matematis siswa disajikan pada tabel 3.12 dan 3.13.
Tabel 3.12 Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa
No Butir Soal Tingkat Kesukaran Interpretasi
1 0,48
Sedang 2
0,36 Sedang
3 0,42
Sedang 4
0,36 Sedang
5 0,23
Sukar
Tabel 3.13 Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
No Butir Soal Tingkat Kesukaran
Interpretasi
1 0,71
Mudah 2
0,53 Sedang
3 0,60
Sedang
40
Mahmudin, 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SMP MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan tabel 3.12 dapat diketahui bahwa tingkat kesukaran soal-soal tes pemahaman matematis berada pada kriteria sedang dan sukar, sedangkan
berdasarkan tabel 3.13 untuk soal-soal pemecahan masalah matematis tingkat kesukarannya berada pada kriteria mudah dan sedang.
6. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk melihat aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung di kelas eksperiman. Aktivitas siswa
yang diamati pada kegiatan pembelajaran metode Guided Discovery adalah kemampuan untuk mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode Guided
Discovery. Untuk lebih jelasnya pedoman lembar observasi siswa bisa dilihat pada bagian lampiran.
Aktivitas guru
yang diamati
adalah kemampuan
guru dalam
melaksanakan pembelajaran dengan metode Guided Discovery. Untuk lebih jelasnya pedoman lembar observasi siswa bisa dilihat pada bagian lampiran.
Lembar observasi aktivitas siswa dan guru diisi setiap pertemuan dengan format yang sama. Tujuannya adalah untuk dapat memberikan refleksi pada proses
pembelajaran, agar pembelajaran berikutnya dapat menjadi lebih baik daripada pembelajaran sebelumnya dan sesuai dengan skenario yang telah dibuat.
7. Skala Sikap
Skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika, pembelajaran dengan
metode Guided Discovery, dan soal-soal pemahaman dan pemecahan masalah. Model skala yang digunakan adalah model skala Likert. Derajat penilaian
terhadap suatu pernyataan tersebut terbagi ke dalam 5 kategori, yaitu : sangat setuju SS, setuju S, Netral N, tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju
STS. Dalam menganalisis hasil skala sikap, skala kualitatif tersebut ditransfer ke
41
Mahmudin, 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SMP MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
dalam skala kuantitatif. Pemberian nilainya dibedakan antara pernyataan yang bersifat negatif dengan pernyataan yang bersifat positif. Untuk pernyataan yang
bersifat positif, pemberian skornya adalah SS diberi skor 5, S diberi skor 4, Netral diberi skor 3, TS diberi skor 2, dan STS diberi skor 1. Sedangkan untuk
pernyataan negatif, pemberian skornya adalah SS diberi skor 1, S diberi skor 2, Netral diberi skor 3, TS diberi skor 4, dan STS diberi skor 5.
D. Teknik Analisis Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil intrumen tes dan non tes. Hasil instrumen tes diperoleh dari tes awal pretes, tes akhir postes. Sedangkan
hasil instrumen non tes diperoleh dari hasil skala sikap, hasil lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi siswa dianalisis secara deskriptif. Data hasil
pretes dan postes diolah dengan menggunakan bantuan Microsoft Excel 2007 dan software SPSS versi 16 for windows. Untuk menghitung besarnya peningkatan
kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis digunakan data gain ternormalisasi yang dikembangkan oleh Meltzer Hake, 1999 sebagai berikut:
pre pre
pos
S SMI
S S
g
Keterangan: g
: nilai gain dari hasil perhitungan S
pre
: skor pretes S
pos
: skor postes SMI
: Skor Maksimum Ideal Klasifikasi gain ternormalisasi disajikan pada tabel 3.14 berikut:
Tabel 3.14 Klasifikasi Skor Gain Ternormalisasi
Skor Gain Klasifikasi
g ≥ 0,70
Tinggi 0,30 ≤ g 0,70
Sedang
42
Mahmudin, 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SMP MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
g 0,30 Rendah
1. Pengolahan Data Hasil Tes
Data yang diperoleh dari hasil tes diolah secara statistik dengan langkah- langkah pengolahan:
a Memberikan penilaian terhadap hasil tes siswa dengan mengacu pada
pedoman penskoran. b
Melakukan uji normalitas. Untuk mengetahui kenormalan data skor pretes, postes, dan gain kemampuan
pemahaman dan pemecahan masalah menggunakan uji descriptive Statistics. Penerimaan normalitas data didasarkan pada hipotesis berikut:
H : Sampel berasal dari data yang berdistribusi normal
H
1
: Sampel berasal dari data yang tidak berdistribusi normal Kriteria uji: Tolak H
jika nilai S ig ≤ α, dengan α merupakan level signifikansi
yang besarnya 0,05 Triton, 2005. c
Melakukan uji homogenitas. Untuk mengetahui homogenitas data skor pretes, postes, dan gain kemampuan
pemahaman dan pemecahan masalah menggunakan uji Homogenity of varians Levene Statistic.
Penerimaan homogenitas data didasarkan pada hipotesis berikut: H
: Variansi kedua kelompok homogen H
1
: Variansi kedua kelompok tidak homogen Kriteria uji: Tolak H
jika nilai S ig ≤ α. dengan α merupakan level signifikansi
yang besarnya 0,05 Triton, 2005. d
Melakukan uji perbedaan rerata. Hipotesis penelitian pengujian perbedaan rerata sebagai berikut:
1. H : Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman
matematis secara signifikan antara siswa yang belajar matematika dengan metode Guided Discovery dan siswa yang memperoleh
43
Mahmudin, 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SMP MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
pembelajaran matematika secara konvensional H
1
: Peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang belajar matematika dengan metode Guided Discovery lebih baik
secara signifikan daripada siswa yang memperoleh pembelajaran matematika secara konvensional
2. H : Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan
masalah matematis secara signifikan antara siswa yang belajar matematika dengan metode Guided Discovery dan siswa yang
memperoleh pembelajaran matematika secara konvensional H
1
: Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang belajar matematika dengan metode Guided Discovery lebih
baik secara
signifikan daripada
siswa yang
memperoleh pembelajaran matematika secara konvensional
3. H : Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman
secara signifikan berdasarkan Kemampuan Awal Matematis pada siswa yang mendapat pembelajaran dengan metode Guided
Discovery H
1
: Terdapat perbedaan yang signifikan peningkatan kemampuan pemahaman berdasarkan Kemampuan Awal Matematis pada
siswa yang mendapat pembelajaran dengan metode Guided Discovery
4. H : Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan
masalah secara
signifikan berdasarkan
Kemampuan Awal
Matematispada siswa yang mendapat pembelajaran dengan metode Guided Discovery
H
1
: Terdapat perbedaan yang signifikan peningkatan kemampuan
44
Mahmudin, 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SMP MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
pemecahan masalah berdasarkan Kemampuan Awal Matematis pada siswa yang mendapat pembelajaran dengan metode Guided
Discovery Kriteria uji: Tolak H
jika nilai Sig ≤ α, dengan α merupakan level
signifikansi yang besarnya 0,05 Triton, 2005. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa pengolahan data dalam
penelitian ini menggunakan bantuan Microsoft Excel 2007 dan software SPSS versi 16. Untuk kasus dimana data berdistribusi normal namun tidak homogen,
maka uji perbedaan reratanya menggunakan uji t’ Triton, 2005. Jika data tidak berdistribusi normal, maka pengujian perbedaan reratanya menggunakan uji non
parametrik. Dalam penelitian ini uji non parametrik yang digunakan adalah uji Mann Whitney. Sedangkan untuk melihat perbedaan rerata baik kemampuan
pemahaman maupun
pemecahan masalah berdasarkan Kemampuan Awal Matematis pada kelompok eksperimen digunakan uji ANOVA Satu Jalur. Apabila
hasil uji ANOVA Satu Jalur memberikan kesimpulan terdapat perbedaan rerata, maka dilakukan uji lanjutan yaitu uji Scheffe dan uji Tamhane.
Langkah-langkah pengolahan data hasil tes di atas diuraikan pada gambar 3.1 berikut:
Uji Homogenitas Uji Perbedaan Rerata Mann
Whitney Uji Perbedaan Rerata Uji t dan
ANOVA Uji Perbedaan Rerata
Uji t’
Ya Tidak
Uji Normalitas Penskoran
Data Hasil Tes
Ya Tidak
Gambar 3.1 Prosedur Uji Statistik Data Hasil Tes
45
Mahmudin, 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SMP MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
2. Pengolahan Data Skala Sikap dan Lembar Observasi
Skala sikap dalam penelitian ini berbentuk skala Likert dengan lima pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju SS, Setuju S, Netral N, Tidak Setuju
TS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Ketentuan penskoran untuk pernyataan positif adalah 5 untuk jawaban SS, 4 untuk jawaban S, 3 untuk jwqbqn N, 2 untuk
jawaban TS, dan 1 untuk jawaban STS. Pernyataan bersifat negatif penskorannya kebalikan dari pernyataan positif, yaitu 1 untuk jawaban SS, 2 untuk jawaban S, 3
untuk jawaban N, 4 untuk jawaban TS, dan 5 untuk jawaban STS. Hasil skor pada setiap pernyataan akan dihitung nilai persentase sikap positif per sub aspek,
kemudian dihitung persentase sikap positif per aspek dan dihitung persentase sikap positif kelas sehingga diperoleh kesimpulan sikap siswa.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini dirancang untuk memudahkan dalam pelaksanaan penelitian. Selanjutnya prosedur penelitian ini dapat dilihat dalam gambar
berikut:
46
Mahmudin, 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SMP MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.2 Alur Penelitian
Penyusunan modul, penyusunan instrumen, validasi, uji coba instrumen
perbaikan instrumen
Penentuan sampel pretes
Studi pendahuluan Identifikasi masalah
Pengolahan data
Kelas Kontrol: Pembelajaran
Konvensional Kelas Eksperimen:
Pembelajaran Resource- Based Learning
Postes Kelas Kontrol:
Pembelajaran Konvensional
Kelas Eksperimen: Pembelajaran Resource-
Based Learning Kelas Kontrol:
Pembelajaran Konvensional
Kelas Eksperimen: Pembelajaran Resource-
Based Learning Kelas Kontrol:
Pembelajaran Konvensional
Kelas Eksperimen: Pembelajaran Resource-
Based Learning Kelas Kontrol:
Pembelajaran Konvensional
Postes Kelas Eksperimen:
Pembelajaran Resource- Based Learning
Kelas Kontrol: Pembelajaran
Konvensional
Postes Kelas Eksperimen:
Pembelajaran Resource- Based Learning
Kelas Kontrol: Pembelajaran
Konvensional
Postes Kelas Eksperimen:
Pembelajaran Resource- Based Learning
Kelas Kontrol: Pembelajaran
Konvensional
Postes Kelas Eksperimen:
Pembelajaran Resource- Based Learning
Kelas Kontrol: Pembelajaran
Konvensional
Analisis data
Laporan dan Kesimpulan
Pengolahan data
Postes Kelas Eksperimen:
Pembelajaran Resource- Based Learning
Kelas Kontrol: Pembelajaran
Konvensional
101
Mahmudin, 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SMP MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan temuan di lapangan selama berlangsungnya pembelajaran matematika dengan metode Guided Discovery,
dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya: 1.
Peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang belajar matematika dengan metode Guided Discovery lebih baik secara signifikan
dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran matematika secara konvensional.
2. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman yang signifikan
ditinjau dari Kemampuan Awal Mematis KAM pada siswa yang mendapat pembelajaran dengan Guided Discovery. Perbedaan peningkatan tersebut
terjadi antara level kemampuan tinggi dan level kemampuan rendah. Jika ditinjau dari rerata N-Gain, siswa pada level kemampuan tinggi memiliki
rerata lebih baik daripada siswa pada level kemampuan sedang dan rendah. 3.
Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang belajar matematika
dengan Guided
Discovery lebih
baik secara
signifikan dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran matematika
secara konvensional. 4.
Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah yang signifikan ditinjau dari Kemampuan Awal Mematis KAM pada siswa yang
mendapat pembelajaran dengan Guided Discovery. 5.
Sikap siswa terhadap pembelajaran matematika, pembelajaran matematika dengan Guided Discovery, dan soal-soal kemampuan pemahaman dan
pemecahan masalah matematis adalah positif. Sikap positif ini merupakan
102
Mahmudin, 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SMP MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
modal bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan
pemecahan masalah matematis.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Pembelajaran
matematika dengan
Guided Discovery
hendaknya dikembangkan
dan menjadi
alternatif dalam pembelajaran matematika terutama dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah
matematis siswa.
Sedangkan untuk
kemampuan pemahaman, walaupun hasil uji statistik menyimpulkan tidak terdapat
perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman, namun klasifikasi N-Gain menunjukkan bahwa siswa yang belajar matematika dengan Guided Discovery
lebih baik daripada siswa yang belajar matematika secara konvensional. 2.
Penelitian ini dilakukan pada sekolah yang berada pada level sedang, sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan pada level sekolah tinggi atau rendah untuk
mengetahui bagaimana pengaruh Guided Discovery terhadap peningkatan kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa.
3. Pembelajaran matematika dengan Guided Discovery dapat diteliti lebih lanjut
untuk melihat perbedaan peningkatan kompetensi matematis berdasarkan
kemampuan awal matematis.
4. Pokok bahasan pada penelitian ini terbatas pada materi bangun ruang sisi
lengkung. Semoga peneliti lain bisa mengembangkan penelitian pada pokok
bahasan yang lainnya.
5. Peneliti menyarankan agar pembelajaran Guided Discovery dikombinasikan
dengan penggunaan software matematika diantaranya geobera dan GSP.
101