Perteguhan dan Pamah Semilir tentang pemanfaatan tumbuhan herba hampir sama. Seperti hal yang terlihat dalam Tabel 4.2.3 sebagai berikut:
Tabel 4.2.3 Perbandingan Nilai Guna Relatif Setiap Nara Sumber RUV di
Dusun Perteguhan dan Pamah Semilir. No
Lokasi RUV
1 Perteguhan
0,467 2
Pamah Semilir 0,594
4. 2.4 Index of Cultural Significance ICS
Berdasarkan intensitas pemakaian dan eksklusivitas tumbuhan herba yang paling banyak dan lebih sering dimanfaatkan oleh masyarakat Karo di Dusun Perteguhan
adalah bunga kiung Impatiens balsamina L dengan Index Of Cultural Significance ICS 75. Dimana bunga kiung Impatiens balsamina L lebih sering di gunakan untuk
bahan ramuan obat, seperti yang terdapat pada Tabel 4.2.4 sebagai berikut: Tabel 4. 2.4 Index of Cultural Significance ICS Pada Suku Karo Di Dusun
Perteguhan
No Famili
Nama Latin ICS
1 Balsaminaceae
Impatiens balsamina 75
2 Vitaceae
Vitis gracilis Bl. 63
3 Zingiberaceae
Zingiber officinale Rosc. 63
4 Musaceae
Musa paradisiaca L. 60
5 Lauraceae
Cinnamomum sp. 59
Pada Tabel 4.2.5 ditampilkan nilai Index of Cultural Significance tumbuhan herba yang paling disukai dan lebih banyak digunakan oleh masyarakat Karo di Dusun
Pamah Semilir adalah galoh Musa paradisiaca L. dengan Index Of Cultural Significance ICS 96. Galoh Musa paradisiaca L. tersebut banyak digunakan untuk
keperluan sehari-hari seperti untuk obat-obatan air, gulai pesta bongkol, buah buah, pembungkus daun dan lain sebagainya.
Tabel 4. 2.5 Index of Cultural Significance ICS Pada Suku Karo Di Dusun Pamah Semilir
No Nama Lokal
Nama Latin ICS
1 Galohpisang
Musa paradisiaca L. 96
Universitas Sumatera Utara
2 Lancing Kerangen
Argostemma involucratum Hemsl. 82
3 Padang teguh
Dactyloctenium sp 79
4 Langge
Hamalomena monandra 75
5 Bunga kiung
Impatiens balsamina 75
Menurut Turner 1988 untuk menjelaskan suatu indeks perbedaan kultural setiap jenis tumbuhan tersusun oleh berbagai pemanfaatan jenis tumbuhan
berdasarkan pada nilai kepentingan penggunaan, intensitas dan eksklusivitas. Dari hasil analisa data diperoleh ICS pada kedua Dusun di Desa Telagah sangat berbeda
nyata. Hal ini terjadi karena perbedaan kepentingan penggunaan, intensitas, dan eksklusivitas. Dari hasil penelitian menjelaskan bahwa pengetahuan masyarakat Karo
di Dusun Perteguhan tentang pemanfaatan tumbuhan lebih tinggi dibandingkan masyarakat Karo di Dusun Pamah Semilir.
4.3 Degradasi Pengetahuan
Degradasi pengetahuan adalah jumlah pemanfaatan tumbuhan yang diketahui oleh suatu kelompok masyarakat, baik itu berdasarkan kelompok umur maupun kriteria
lainnya seperti pendidikan, perkawinan ataupun kedudukan sosial. Dari hasil perhitungan jumlah pemanfaatan pengetahuan masyarakat Karo
berdasarkan kelompok umur yang di tentukan dari nilai kegunaan q eksklusivitas dan intensitas kepentingan diperoleh degradasi pengetahuan seperti pada Tabel 4.3.1
Tabel 4.3.1 Degradasi Pengetahuan Pemanfaatan Tumbuhan Herba Pada Suku Karo di Dusun Perteguhan
No Kelompok
Umur ∑Responden
∑Pemanfaatan Rata-rata
pengetahuan Perbandingan
Degradasi
Kel. III Kel. II
1 I 20-35 tahun
20 6249
312,45 60,68
2,82 2
II 36-50 tahun 20
6698 334,9
57,85 -
3 III 50 tahun
7 5563
794,71 -
-
Dari data Tabel 4.3.1 diatas dapat dilihat bahwa pengetahuan manfaat tumbuhan herba dalam kehidupan masyarakat karo di Dusun Perteguhan cenderung
menurun dari generasi ke generasi. Degradasi tertinggi terdapat pada kelompok umur I yaitu 60,68 dan degradasi terendah dialami oleh kelompok umur III yaitu 2,82.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3.2 Degradasi Pengetahuan Pemanfaatan Tumbuhan Herba Pada Suku Karo di Dusun Pamah Semilir
No Kelompok
Umur ∑Responden
∑Pemanfaatan Rata-rata
pengetahuan Perbandingan
Degradasi Kel. III
Kel. II
1 I 20-35 tahun
20 4953
247,65 39,59
27,19 2
II 36-50 tahun 20
7183 359,15
12,39 -
3 III 50 tahun
20 8200
410 -
-
Dari Tabel 4.3.2 dapat dilihat degradasi tertinggi terdapat pada kelompok umur I yaitu 39,59 sedangkan yang terendah dialami oleh kelompok umur II yaitu
12,39. Besarnya degradasi pengetahuan pemanfaatan tumbuhan herba tersebut sangat menurun dibandingkan dengan responden di Dusun Perteguhan. Hal ini
disebabkan karena pengetahuan pemanfaatan tumbuhan di Dusun Perteguhan lebih tinggi dibandingkan dengan pengetahuan pemanfaatan tumbuhan di Dusun Pamah
Semilir. Berdasarkan perhitungan jumlah jenis tumbuhan herba yang diketahui
pemanfaatannya diperoreh degradasi pengetahuan jenis seperti pada Tabel 4.3.3
sebagai berikut :
Tabel 4.3.3 Degradasi Pengetahuan Jenis Tumbuhan Herba Pada Suku Karo di
Dusun Perteguhan
No Kelompok
Umur tahun
∑Responden ∑Pemanfaatan
Rata-rata pengetahuan
Perbandingan Degradasi
Kel. III Kel. II
1 I 20-35
20 6249
62,49 17,08
6.93 2
II36-50 20
6698 66,31
20,38 -
3 III50
7 5563
55,08 -
-
Degradasi tertinggi dialami oleh kelompok umur II yaitu 20,38 sedangkan degradasi terendah terdapat pada kelompok umur ke III yaitu 6,93. Besar degradasi
pengetahuan manfaat tumbuhan tersebut diatas cukup kecil dibandingkan dengan degradasi pengetahuan jenis tumbuhan herba itu sendiri. Hal ini berarti bahwa ada
jenis tumbuhan herba yang dikenal oleh ketiga generasi akan tetapi manfaat tumbuhan herba tersebut tidak diketahui oleh generasi muda.
Universitas Sumatera Utara
Pengetahuan jenis tumbuhan herba oleh masyarakat Karo di Dusun pamah Semilir hampir sama dengan pengetahuan pemanfaatan tumbuhan herba. Degradasi
tertinggi dialami oleh kelompok umur I dan yang terendah II yaitu 12,4. Besarnya degradasi pengetahuan jenis tumbuhan herba tersebut sangat menurun dibandingkan
dengan responden di Dusun Pamah Semilir. Hal ini disebabkan karena pengetahuan pemanfaatan jenis tumbuhan di Dusun Pamah Semilir lebih rendah dibandingkan
dengan pengetahuan pemanfaatan tumbuhan di Dusun Perteguhan. Degradasi pengetahuan jenis tumbuhan herba pada suku Karo di Dusun Pamah Semilir seperti
yang terlihat pada Tabel 4.3.4 sebagai berikut :
Tabel 4.3.4 Degradasi Pengetahuan Jenis Tumbuhan Herba Pada Suku Karo di Dusun Pamah Semilir
No Kelompok
Umur tahun
∑Responden ∑Pemanfaatan
Rata-rata pengetahuan
Perbandingan Degradasi
Kel. III Kel. II
1 I 20-35
20 4953
49,0396 39,59
27,19 2
II 36-50 20
7183 71,1188
12,4 -
3 III 50
20 8200
81,1881 -
- Menurut Maturbongs 2001 faktor yang diduga berpengaruh terhadap tingkat
degradasi ini adalah lama berdomisili di Desa. Lamanya berdomisili akan menyebabkan seseorang menguasai alam sekitarnya lebih baik dibandingkan dengan
waktu domisili lebih singkat. Minat seseorang untuk mengetahui alam sekitar termasuk minat mempelajari pemanfaatan jenis-jenis tumbuhan juga berpengaruh
terhadap tingkat pengetahuan.
Tabel 4.3.5 Tingkat Pendidikan Responden di Dusun Perteguhan
No Kelompok
Responden tahun
Pendidikan Tidak
Sekolah SDSR
SLTP SLTA
D3Sarjana
1 I 20-35
- 8
2 10
- 2
II35-50 -
14 2
4 -
3 III 50
- 7
- -
-
Faktor pendidikan juga mempengaruhi penggunaan tumbuhan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Karo. Semakin ke generasi muda pendidikannya
semakin meningkat, sehingga pengetahuan tentang barang-barang substitusi juga meningkat. Adanya barang substitusi yang dirasa lebih praktis telah mengakibatkan
Universitas Sumatera Utara
keinginan untuk menggunakan bahan hanya untuk mengetahui manfaat tumbuhan herba yang ada di sekitar masyarakat Karo ini semakin berkurang.
4.3.6 Tingkat Pendidikan Responden di Dusun Pamah Semilir