UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Berdasarkan penjelasan di atas menunjukkan bahwa terapi obat yang diberikan pada pasien PGK dengan penyakit penyerta menjadi hal yang penting
untuk mendapatkan perhatian tenaga kesehatan, terutama tenaga kefarmasian dan apoteker. Penelitian analisa DRPs pada pasien PGK dengan penyakit penyerta
belum pernah dilakukan di RS TNI Angkatan Laut Rumkital Dr. Mintohardjo. Analisa DRPs yang dilakukan pada penelitian ini mengadaptasi kategori DRPs
menurut Cipolle, R. J., et al. 1998 yang telah dimodifikasi, yaitu ketidaktepatan pemilihan obat, ketidaktepatan penyesuaian dosis subterapi atau overdosis,
indikasi tanpa obat, obat tanpa indikasi dan interaksi obat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis penyakit penyerta dan jenis DRPs pada pasien rawat inap
dengan PGK di Rumkital Dr. Mintohardjo serta untuk mengetahui pengaruh antara jumlah penyakit penyerta dengan jumlah DRPs dan pengaruh antara jumlah
penggunaan obat dengan jumlah DRPs yang dialami pasien.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Apa jenis penyakit penyerta yang sering terjadi pada pasien rawat
inap dengan PGK di Rumkital Dr. Mintohardjo tahun 2014? 2.
Apa jenis DRPs yang terjadi pada pasien rawat inap dengan PGK di Rumkital Dr. Mintohardjo tahun 2014?
3. Bagaimana pengaruh jumlah penyakit penyerta terhadap jumlah
DRPs dan pengaruh jumlah penggunaan obat terhadap jumlah DRPs pada pasien rawat inap dengan PGK di Rumkital Dr. Mintohardjo
tahun 2014?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan pada penelitian ini adalah untuk: 1.
Mengetahui jenis penyakit penyerta yang sering terjadi pada pasien rawat inap dengan PGK di Rumkital Dr. Mintohardjo tahun 2014.
2. Mengetahui jenis DRPs yang terjadi pada pasien rawat inap dengan
PGK di Rumkital Dr. Mintohardjo tahun 2014.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Mengetahui pengaruh antara jumlah penyakit penyerta dengan
jumlah DRPs yang dialami pada pasien rawat inap dengan PGK di Rumkital Dr. Mintohardjo tahun 2014.
4. Mengetahui pengaruh antara jumlah penggunaan obat dengan jumlah
DRPs yang dialami pada pasien rawat inap dengan PGK di Rumkital Dr. Mintohardjo tahun 2014.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1.4.1 Manfaat Bagi Penulis
1. Dapat mengetahui DRPs pada pasien PGK dengan penyakit penyerta
sehingga dapat menerapkan materi yang didapat selama mengikuti perkuliahan dan mengaplikasikannya di lapangan.
2. Mengetahui jenis DRPs yang paling sering terjadi pada pasien PGK
dengan penyakit penyerta sehingga perlu diperhatikan untuk meningkatkan pelayanan mutu kesehatan pada pasien.
3. Mendapatkan pengalaman dan keterampilan di bidang analisa DRPs
pada pasien PGK dengan penyakit penyerta.
1.4.2 Manfaat Bagi Rumkital Dr. Mintohardjo
1. Memberikan informasi penyakit penyerta yang sering terjadi pada
pasien rawat inap dengan PGK di Rumkital Dr. Mintohardjo tahun 2014.
2. Memberikan informasi kepada rumah sakit terkait dengan jenis
DRPs yang terjadi pada pasien PGK dengan penyakit penyerta di ruang rawat inap Rumkital Dr. Mintohardjo tahun 2014.
3. Menjadi referensi bagi dokter dan tenaga kefarmasian mengenai
penggunaan obat pada pasien PGK dengan terapi obat untuk penyakit penyerta sehingga dapat mengurangi angka kejadian DRPs.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Memberikan saran bagi dokter dan tenaga kefarmasian dalam
meningkatkan pemberian terapi optimal sehingga diperoleh terapi yang efektif, aman dan efisien.
5. Menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan evaluasi dan saran
bagi pihak RS dalam kebijakan untuk menentukan standar pelayanan kesehatan.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di bangsal internis yang merupakan ruang rawat inap pasien penyakit dalam dan bagian hemodialisis Rumkital Dr.
Mintohardjo. Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada periode bulan Juni hingga Juli 2015 dan analisa data pada bulan Agustus hingga Oktober 2015.
Bahan penelitian yang digunakan berupa data sekunder, yaitu data rekam medis.
7
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Seorang farmasis memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada pasien Patient
Oriented. Sebagai seorang farmasis, peningkatan mutu pelayanan ini dapat dilakukan melalui suatu proses pelayanan kefarmasian Pharmaceutical care.
Praktek Pharmaceutical care merupakan suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien Permenkes, 2014. Salah satu wujud kegiatan ini adalah dengan melakukan suatu
analisa terhadap drug related problems DRPs dari setiap terapi yang dipertimbangkan serta diberikan kepada pasien.
2.1 Drug Related Problems
Pharmaceutical Care Network Europe PCNE mendefinisikan DRPs adalah kejadian suatu kondisi terkait dengan terapi obat yang secara nyata atau
potensial mengganggu hasil klinis kesehatan yang diinginkan PCNE, 2010. DRPs dapat juga dikatakan sebagai suatu pengalaman atau kejadian yang tidak
menyenangkan yang dialami oleh pasien yang melibatkan atau diduga berkaitan dengan terapi obat dan secara aktual maupun potensial mempengaruhi outcome
terapi pasien Cipolle, R. J., et al., 1998.
Terdapat dua jenis DRPs, yaitu DRPs aktual dan potensial. Keduanya memiliki perbedaan tetapi pada kenyataannya problem yang muncul tidak selalu
terjadi dengan segera dalam prakteknya. DRPs aktual adalah suatu masalah yang telah terjadi dan farmasis wajib mengambil tindakan untuk memperbaikinya.
Sedangkan DRPs potensial dikarenakan resiko yang sedang berkembang jika farmasis tidak turun tangan Rovers, J. P., et al., 2003.
2.1.1 Klasifikasi Drug Related Problems
Cipolle, R. J., et al. 1998, secara luas mengkategorikan DRPs ke dalam 8 kelompok Mahmoud, 2008.