Identifikasi Variabel Variabel Bebas Batasan Operasional

12. Selama operasi dilakukan kontrol ventilasi dan menjelang akhir operasi pasien sudah bernapas spontan. Pemeliharaan anestesia dilakukan dengan menggunakan N20: 02 = 2 : 2, isofluran 0,5 – 1 sesuai dengan kedalaman anestesia, bila diperlukan dapat diberikan tambahan fentanil danatau rokuronium. 13. Tiga puluh menit sebelum operasi selesai, pasien diberikan ketorolac 30 mg IV untuk analgetik setelah pembedahan. 14. Penghisapan lendir di trakea dan orofaring dilakukan dengan perlahan dan hati-hati, rnenggunakan suction catheter 12 F tanpa laringoskopi ketika pasien masih dalam pengaruh anestesia. Akibat bersih kaf pipa endotrakeal dikempiskan dan diekstubasi. 15. Jafan napas tetap dijaga dan pasien dibawa ke ruang pemulihan dan diberikan oksigen melalui sungkup muka 8 liter permenit. 16. Penilaian nyeri tenggorok dengan menggunakan derajat nyeri tenggorok dikonversikan dengan VAS dan dinilai juga skor suara serak yang dilakukan tiga kali, pertama di ruang pemulihan akibat pasien ekstubasi jam ke-0, 2 jam jam ke-2 dan 24 jam jam ke-24 seteiah selesai operasi. 17. Bila nilai VAS di ruang pemulihan 4 pasien, maka pasien akan diberikan tambahan analgetik.

3.13 Identifikasi Variabel Variabel Bebas

1. Obat kumur ketamin 2. Obat kumur aspirin Variabel Tergantung 1. Nyeri tenggorok 2. Suara serak Universitas Sumatera Utara

3.14 Batasan Operasional

1. Obat kumur ketamin adalah obat kumur ketamin 40 mg dalam 30 ml NaCl 0,9 merupakan obat anestesi yang mempunyai reseptor NMDA dan bekerja efek analgetik dan antiinflamasi di perifer. 2. Obat kumur aspirin adalah obat kumur aspirin 300 mg dalam 20 ml NaCl 0,9 yang mempunya efek analgetik, antiinflamasi, dan antipiretik golongan NSAID yang bekerja menghambat COX-1. 3. Nyeri tenggorok akibat intubasi endotrakeal adalah nyeri inflamasi yang menyebabkan rasa tidak nyaman, rasa gatal di tenggorok dan dapat menimbulkan rasa sakit saat menelan akibat intubasi endotrakeal. Skor derajat nyeri yang menggunakan VAS akan dikonversikan menjadi Nilai 0 :Tidak ada nyeri tenggorok VAS 0. Nilai 1 :Nyeri tenggorok ringan adalah dijumpai nyeri tenggorok, rasa tidak nyaman, gatal ditenggorok namun tidak nyeri saat menelan VAS 1 – 3. Nilai 2 :Nyeri tenggorok sedang adalah dijumpai nyeri tenggorok dan nyeri saat menelan. VAS 4 – 6. Nilai 3 :Nyeri tenggorok berat adalah dijumpai nyeri tenggorok disertai susah atau tidak dapat menelan. VAS 7 – 10. 4. Suara serak adalah kompresi kaf pipa endotrakeal terhadap nervus laringeus rekurens ke lamina kartilago tiroid dan bisa juga terjadi paralisis pita suara yang terdengar suara serak . Penilaian suara serak Nilai 0 : Tidak didapatkan suara serak Nilai 1 : Suara serak ringan hanya dirasakan oleh penderita, namun tidak terdengar oleh pemeriksa. Nilai 2 : Suara serak sedang dapat didengar oleh pemeriksa Nilai 3 : Suara serak berat yaitu afonia Universitas Sumatera Utara 5. Intubasi endotrakeal adalah teknik memasukkan alat berupa pipa endotrakeal ke dalam saluran pernafasan bagian atas. 6. Berkumur adalah proses berkumur yang dilakukan dengan kepala tengadah yang dilakukan selama 30 detik. 7. Kelas Mallampati adalah merupakan salah satu cara untuk menilai adanya kesulitan saat melakukan tindakan intubasi endotrakeal. Semakin tinggi nilai kelas mallampati, maka kemungkinan terjadinya kesulitan intubasi semakin besar. Mallampati I : pilar, palatum molle, uvula terlihat. Mallampati II : palatum molle terlihat, uvula tertutup oleh dasar lidah, Mallampati III : palatum molle terlihat. Mallampati IV : palatum molle tidak terlihat. 8. Pipa endotrakeal yang dipakai adalah pipa endotrakeal steril terbuat dari bahan polyvinyl chloride dengan tipe kaf high volume low pressure. Untuk laki-laki menggunakan pipa endotrakeal ID 7,5 mm dan perempuan dengan pipa endotrakeal ID 7 mm. Setiap pasien menggunakan ETT yang baru. 9. Ekstubasi yaitu dilakukan dengan syarat subjective yaitu pasien sadar penuh, ikut perintah, dapat mengangkat kepala 5 detik, mencengkram tangan, ada reflek muntah, mendapat analgetik setelah pembedahan, tidak ada perdarahan orofaringeal. Syarat objective kontraksi otot bertahan 5 detik, Tidal Volume 6 cckg. 10. Jam ke-O adalah saat pasien sudah sesuai untuk dilakukan kriteria ekstubasi dan dapat dilakukan penilaian nyeri tenggorok dan suara serak dimana pasien masih di kamar operasi. 11. Jam ke-2 adalah saat pasien di ruang pemulihan dan dapat dilakukan penilaian nyeri tenggorok dan suara serak. 12. Jam ke-24 adalah saat pasien di ruang rawat inap. Universitas Sumatera Utara 3.15.Analisis Data a. Data yang terkumpul akan diperiksa kembali tentang kelengkapannya sebelum ditabulasi dan diolah kemudian dianalisis dengan program software SPSS versi 15 dan disajikan dalam bentuk tabel, kalimat dan grafik. b. Data yang terkumpul ditabulasi kedalam master tabel dengan menggunakan software Microsoft office excel 2007 c. Data numerik ditampilkan dalam nilai rata-rata ± standar deviasi, sedangkan data kategorik ditampilkan dalam jumlah persentase d. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan metode Chi Square. e. Batas kemaknaan yang ditetapkan : 5 . f. Interval kepercayaan yang dipakai : 95 dengan nilai p 0.05 dianggap bermakna secara signifikan.

3.16. Masalah Etika