Farmakokinetik Mekanisme Kerja Aspirin Efek Aspirin sebagai Analgesia dan Antiinflamasi

2.8. Aspirin Asam Asetil Salisilat

Ilmuwan Yunani Hipokrates menulis pada abad ke 5 sebelum Masehi mengenai sejenis serbuk berasa pahit berasal dan kulit pohon yang dapat mengurangi sakit dan nyeri dan menurunkan demam. Sintesis dan aspirin digolongkan dan reaksi ester, dimana golongan alkohol dan asam salisilat bereaksi dengan asam acetyl anhydride membentuk ester. Asam salisilat sangat iritatif, sehingga hanya digunakan sebagai obat luar. Aspirin digunakan sebagai analgesik, antipiretik dan antiinflamasi. Aspirin dosis terapi bekerja cepat dan efektif sebagai antipiretik. Aspirin tersedia dalam bentuk tablet 100 mg untuk anak-anak dan 500 mg untuk dewasa. Di luar negeri terdapat sediaan soluble aspirin 300 mg dan dapat digunakan sebagai obat kumur. Dosis obat kumur untuk dewasa 300-600 mg setiap 6 jam. 5,32,33

2.8.1 Farmakokinetik

Secara umum, dosis oral solid aspirin diabsorbsi sebesar 80-100. Larutan air dan aspirin atau salisilat lainnya secara oral memperlihatkan absorbsi yang sempurna. Salisilat terdeteksi di serum selama 5-30 menit akibat pemberian secara oral dengan bentuk yang cepat diserap larutan air, uncoated tablet dengan konsentrasi puncak antara 1-3 jam dan menetap 3-6 jam. Pada pemberian obat kumur aspirin memiliki waktu paruh 8-12 jam. Melalui pemberian secara rectal aspirin suposituria, efek antipiretik secara umum dimulai antara 1-2 jam dengan puncak 4-5 jam dan menetap 4 jam atau lebih. 5,33

2.8.2. Mekanisme Kerja Aspirin

Keefektifan aspirin terutama disebabkan oleh kemampuannya menghambat biosintesis prostaglandin, kerjanya menghambat enzim siklooksigenase secara menetap yang mengkatalisis perubahan asam arakidonat menjadi senyawa endoperoksida prostaglandin dan tromboksan. Reaksi siklooksigenase dihambat oleh obat-obat antiinflamasi nonsteroid, terdapat 2 Universitas Sumatera Utara siklooksigenase COX 1 dan COX2. Aspirin jauh lebih kuat menghambat COX1 dibandingkan dengan COX2.

2.8.3. Efek Aspirin sebagai Analgesia dan Antiinflamasi

5 Efek analgesia aspirin adalah hasil dari penghambatan sintesis prostaglandin. Prostaglandin tampaknya mensensitisasi reseptor nyeri terhadap stimulasi mekanik atau mediator kimia lainnya seperti bradikinin, histamin. Efek analgesia salisilat berperan terutama di perifer. Efek antiinflamasi aspirin dapat bekontribusi terhadap efek analgesia. Efek antiinflamasi salisilat dapat berperan dalam menghambat sintesa prostaglandin dan dikeluarkan selama proses inflamasi. Efek antiinflamasi salisilat dan antiinflamasi nonsteroid lainnya secara umum menunjukkan secara positif berkorelasi dengan kemampuannya menghambat sintesis prostaglandin. Selain menghambat sintesis prostaglandin, aspirin juga menghambat perlekatan mediator kini sistem kalikrein, akibatnya aspirin menghambat perlekatan granulosit pada pembuluh darah yang rusak. Menstabilkan membrane lisosom, dan menghambat migrasi leukosit polimorfonuklear dan makrofag ke tempat peradangan. Meskipun aspirin dan salisilat lainnya menghambat siklooksigenase dan oleh karenanya menurunkan produksi prostaglandin, nampaknya tidak menghambat pembentukan leukotrien. Peran yang pasti dari leukotrien pada inflamasi belum terungkap sepenuhnya namun berkontribusi tehadap respon inflamasi. Penghambatan sikloosigenase oleh aspirin dan salisilat lainnya, selama menurunkan sintesis prostaglandin, dapat menghasilkan peningkatan formasi leukotrien. Prostaglandin ada di jaringan dan cairan tubuh, dan mempunyai efek yang bermacam-macam terhadap pembuluh darah, ujung saraf dan terhadap set yang terlibat dalam inflamasi. Prostaglandin ini memudahkan vasodilatasi dengan mengaktifkan adenilsiklase. Pada kondisi demam, PGE1 dan PGE2 meningkatkan suhu tubuh. Pirogen melepaskan interleukin 1 yang memacu sintesis dan pelepasan PGE2. Sintesis ini dihambat oleh aspirin. Pada neurotransmisi, senyawa PGE2 menghambat pelepasan norepinefrin dan ujung-ujung saraf simpatis presinaptik, kemudian obat-obat antlinflamasi nonsteroid meningkatkan pelepasan norepinefrin. Vasokonstriksi yang terjadi akibat pengobatan dengan penghambat siklooksigenase disebabkan Universitas Sumatera Utara peningkatan pelepasan norepinefrin serta hambatan terhadap sintesis vasodilator endotel PGE2 dan PGI2.

2.8.4. Efek Aspirin Terhadap Berbagai Organ