Uji Koefisien Regresi Secara Parsial Uji T Uji Koefisien Regresi Secara bersama-sama Uji F

40 R 2 = korelasi variable x 1 dengan x 2 secara bersama-sama ryx 1 = korelasi sederhana antara x 1 dengan Y ryx 2 = korelasi sederhana antara x 2 dengan Y ry 1 x 2 = korelasi sederhana antara x 1 dengan x 2.

II.7.3. Pengujian Signifikasi

Pengujian ini digunakan untuk menentukan linier tidaknya hubungan antara peubah bebas dan peubah tidak bebas. Yang biasa digunakan istilah uji F variance ratiothe F test dan uji t student’s t test.

II.7.3.1. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial Uji T

Uji T digunakan untuk menentukan apakah terdapat pengaruh tingkat signifikasi antar peubah bebas dengan peubah tidak bebas. Sebagai tolak ukur dalam pengujian ini adalah membandingkan antara nilai T hasil hitungan dengan nilai T dari tabel distribusi t pada taraf signifikasi keberartian yang dipilih. Nilai T dapat dihitung dengan rumus : t = = r . ² .................................................................2-12 Keterangan : t = test t-student Universitas Sumatera Utara 41 b i = koefisien regresi variabel sb i = standar eror variabel r = koefisien korelasi parsial n = jumlah pengamatan n-i-1 = derajat kebebasan i = jumlah variabel r 2 = koefisien determinasi

II.7.3.2. Uji Koefisien Regresi Secara bersama-sama Uji F

Pengujian nilai F adalah untuk memilih model yang paling naik diantara model yang didapat dan menentukan apakah suatu model layak digunakan, dimana varians itu sendiri merupakan kuadrat dari simpangan baku dari data-data yang ada dalam variable. Nilai F dikatakan memenuhi syarat apabila nialai dari hasil perhitungan lebih besar dari nilai F table untuk traf signifikasi yang dipilih. Nilai F diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut : F = ² .................................................................2-13 Dimana : F = test F n = jumlah pengamatan Universitas Sumatera Utara 42 i = jumlah variabel R 2 = koefisien determinasi Hasil uji signifikasi selanjutnya dibandingkan dengan nilai yang terdapat di dalam tabel, yaitu dengan menetapkan taraf signifikasinya. Universitas Sumatera Utara 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Rencana Kegiatan Penelitian Dalam melakukan kegiatan penelitian diperlukan kerangka kerja yang berisi alur penelitian dari awal sampai dengan diperolehnya suatu kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan. Kerangka kerja penelitian dibuat dalam diagram alir peneltian sebagaimana gambar dibawah ini : M ENENTUKAN TUJUAN , JUDUL DAN LINGKUP STUDI PERSIAPAN  Pem ilihan Lokasi  Survei Pendahuluan PENGUM PULAN DATA Dat a prim er :  Survei volume lalu lint as t erklasifikasi  Survey kecepat an kendaraan Dat a Sekunder :  Dat a Kondisi Jalan  Pet a Lokasi ANALISIS DATA  Pengaruh proporsi becak berm ot or t erhadap kecepat an lalu lint as KESIM PULAN DAN SARAN STUDI LITERATUR Universitas Sumatera Utara 44 Gambar 3.2 Bagan Alir Nilai emp PERSIAPAN  Pem ilihan Lokasi PENGUM PULAN DATA Dat a Prim er :  Survey volum e Lalu Lint as t erklasifikasi per 5 m enit an  Survey Kecepat an kendaraan M encari Nilai em p dengan basis kapasit as Sig ≤ 0.05 2 M encari Nilai em p dengan basis kecepat an Sig ≤ 0.05 2 R 2 t erbesar ant ara dua basis direkom endasikan sebagai nilai em p yang dipilih KESIM PULAN DAN SARAN Universitas Sumatera Utara 45 III.2 Penentuan Lokasi Penelitian Lokasi yang dipilih sebagai tempat pengamatan ini adalah jalan Sisingamaraja yang terbentang dari wilayah Kecamatan Medan Kota sampai Kecamatan Medan Amplas,.Untuk penelitaian ini akan dilakukan pada ruas jalan Sisingamaraja yang berada pada Kecamatan Medan Amplas. Beberapa alasan pemelihan jalan Sisingamaraja sebagai lokasi penelitian adalah : 1. Jalan Sisingamaraja adalah jalan 6 lajur 2 arah bermedian 62D adalah koridor selatan Kota Medan yang menghubungkan dengan Kabupaten Deli Serdang, yang mempunyai lalu lintas kendaraan bermotor yang sangat besar, termasuk juga becak bermotor pada jam-jam sibuk pagi maupun sore. 2. Banyaknya pusat kegiatan yang terdapat sepanjang jalan Sisingamaraja di sebelah kiri maupun kanan, seperti perhotelan, lembaga pendidikan, pusat perbelanjaan, perdagangan dan jasa. Lokasi survei di depan PT. Suzuki Sunindo dan di depan PT. Bisma Niaga Lestari Jalan Sisingamaraja kilometer 6,8 adalah daerah perdagangan dan jasa,terutama perusahaan jasa dengan tingkat kepadatan dan kesibukan yang tinggi. III.3. Survey Pendahuluan Survey pendahuluan ini diperlukan untuk mengetahui gambaran umum dari lokasi penelitian dan untuk menentukan perumusan dan identifikasi permasalahan. Kegiatan ini meliputi: Universitas Sumatera Utara 46 1. Menentukan pilihan metode yang didasarkan pada kemampuan data yang hendak digunakan. 2. Mengamati kondisi di lapangan serta menaksir keadaan yang berkaitan dengan mutu data yang akan diambil, meliputi: a. Lebar lajur b. Lebar bahu jalan c. Jumlah lajur d. Karakteristik lalu lintas e. Volume arus lalu lintas f. Kecepatan arus lalu lintas g. Komposisi kendaraan yang lewat h. Kondisi permukaan jalan i. Kondisi geometrik j. Kondisi lingkungan III.4. Data Yang diperlukan Pada penelitian ini data yang diperlukan adalah volume kendaraan Q terklasifikasi, kecepatan ruang kendaraan Space mean speed tiap kendaraan, Universitas Sumatera Utara 47 headway. Sedangkan besarnya kerapatan akan dihitung berdasarkan data arus dan kecepatan kendaraan. Besarnya arus lalu lintas dapat diperoleh dengan mencatat jumlah kendaraan yang melewati suatu titik tertentu dilapangan dalam periode waktu tertentu, Sedangkan kecepatan kendaraan dalam ruang dengan cara mengetahui jarak tertentu yang telah ditetapkan yang dilalui oleh satu kendaraan dan kemudian dicatat waktu tempuh kendaraan dalam jarak yang telah ditetapkan tersebut. Kecepatan kendaraan tersebut adalah hasil bagi antara jarak dengan waktu tempuh. III.5. Metode Pengambilan Data. Data primer atau data lapangan diambil 4 jam 30 menit, yang mewakili jam sibuk pagi 1 jam 30 menit, 1 jam 30 menit jam sibuk siang dan 1 jam 30 menit jam sibuk sore. Penghitungan dilakukan dengan interval waktu 5 menitan. Survai dilakukan terputus-putus dimulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 17.30. Untuk pelaksanaan penelitian ini alat yang digunakan adalah: 1. Meteran 2. Handycam 3. Lak ban putih 4. Alat tulis Untuk data sekunder diambil atau dipinjam dari instansi yang terkait dengan penelitian ini, diantaranya instansi Dinas Perhubungan Kota Medan dan Badan Pusat Statistitik Kota Medan serta instansi terkait lainnya. Universitas Sumatera Utara 48 III.5.1 Metode Pengambilan Data Arus Kendaraan Data arus dapat dihitung dengan memakai alat bantu yaitu Handycam. Data direkam dalam kaset kemudian dipindahkan ke dalam Compact Disk CD sedangkan perhitungan dilakukan di layar monitor komputer. Jenis kendaraan yang disurvei disesuaikan dengan penggolongan jenis kendaraan pada buku Manual Kapasitas Jalan Indonesia MKJI 1997, yaitu untuk kelompok kendaraan: a. Light Vehicle LV atau kendaraan ringan, adalah kendaraan bermotor dua as beroda 4 dengan jarak as 2 – 3 m termasuk mobil penumpang, opelet, mikrobus, pik-up, dan truk kecil sesuai sistem klasifikasi bina marga. b. Heavy Vehicle HV atau kendaraan berat, adalah kendaraan bermotor dengan jarak as lebih dari 3,50 m, biasanya beroda lebih dari 4 termasuk bis, truk 2 as, truk 3 as dan truk kombinasi sesuai sistem klasifikasi bina marga. c. Motor Cycle MC atau sepeda motor, adalah kendaraan bermotor beroda dua atau tiga termasuk sepeda motor dan kendaraan beroda tiga sesuai sistem klasifikasi bina marga. e. Becak Bermotor adalah kendaraan bermotor roda tiga yang dijalankan dengan sepeda motor. Untuk lebih jelasnya ditunjukkan oleh gambar 3.3 di bawah ini : Universitas Sumatera Utara 49 Gambar 3.3 Pengambilan Data Arus Kendaraan III.5.2 Metode Pengambilan Data Kecepatan Kendaraan Data Kecepatan kendaraan dapat diperoleh dengan metode kecepatan setempat. Pelaksanaan survai dapat dilakukan dengan cara manual, dengan menghitung kecepatan berdasarkan waktu selang pada jarak tertentu.Alat yang di perlukan antara lain : 1. Stopwatch 2. Meteran 3. Alat tulis 4. Material untuk tanda pada permukaan jalan Universitas Sumatera Utara 50 Tata cara suvai untuk pengukuran kecepatan setempat metode manual berdasarkan Panduan Survai dan Perhitungan Waktu Perjalanan, Direktorat jenderal Bina Marga, sampel perlu dipenuhi saat survai adalah : a. Kendaraan yang paling depan dari suatu arus hendaknya di ambil sebagai sampel dengan pertimbangan bahwa kenderaan kedua dan selanjutnya mempunyai kecepatan yang sama dan kemungkinan tidak dapat menyiap. b. Jumlah untuk sampel kenderaan yang perlu diukur kecepatannya dianjurkan sekurang - kurangnya 5 kendaraan dan untuk sampel truk diambil sesuai dengan proporsinya. Untuk lebih jelasnya ditunjukkan oleh Gambar 3.4 berikut : Gambar 3.4 Pengambilan Data Kecepatan Kendaraan Universitas Sumatera Utara 51 Untuk memperoleh data kecepatan kendaraan dalam ruang langkah – langkah yang dilakukan adalah: a. Kecepatan tiap kendaraan dihitung dengan membagi jarak tempuh x dengan waktu tempuh t., maka kecepatan u = x meter t detik b. Penghitungan kecepatan rata-rata dilakukan pada interval waktu 5 menitan untuk masing-masing jenis atau golongan kendaraan. III.6 Reduksi Data Reduksi data adalah suatu kegiatan untuk mengubah format yang dicatat dilapangan kedalam bentuk yang dapat diinterpretasikan. Pada penelitian ini reduksi data dilakukan pada pengukuran volume lalu lintas dan pada pengambilan data kecepatan kendaraan. Reduksi data dilaksanakan dengan cara memutar ulang rekaman video, kemudian perhitungan dilakukan dilayar monitor komputer. III.7. Analisa Data Analisa data dilakukan untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu: III.7.1 Analisa Perhitungan Volume Lalu Lintas. Setelah data lalu lintas terkumpul selama periode jam pengamatan, hasil perhitungan masing-masing kendaraan tersebut dapat diketahui jumlah tiap jenis kendaraan dan keseluruhan jumlah kendaraan. Perhitungan dilakukan secara terus Universitas Sumatera Utara 52 menerus untuk semua data kendaraan yang masuk pada keseluruhan jam pengamatan, sehingga didapat susunan data volume kendaraan pada setiap interval waktunya. Besar nilai volume lalu lintas ini sebagai satu variabel dalam analisa pengaruh proporsi becak bermotor terhadap kecepatan lalu lintas, pengaruh perbandingan becak bermotor dengan kendaraan lainnya terhadap kecepatan lalu lintas, . serta untuk menghitung nilai emp becak bermotor III.7.2 Perhitungan Kecepatan Rata-Rata Ruang. Perhitungan kecepatan rata-rata ruang dilakukan setelah data jumlah kendaraan tiap jenisnya dan waktu tempuh dari tiap-tiap kendaraan yang melewati jarak tertentu dan dipilah menurut jenisnya didapatkan, maka didapatkan kecepatan rata-rata ruang dari setiap jenis kendaraan dan kecepatan rata-rata ruang lalu lintas secara keseluruhan yang tercatat dan disusun selama jam pengamatan. Perhitungan kecepatan rata-rata ruang yaitu perhitungan kecepatan rata-rata tiap jenis kendaraan maupun kecepatan rata-rata lalu lintas. Besar kecepatan rata-rata ruang ini merupakan salah satu variabel dalam analisa pengaruh proporsi becak bermotor terhadap kecepatan lalu lintas, pengaruh perbandingan becak bermotor dengan kendaraan lainnya terhadap kecepatan lalu lintas, . serta untuk menghitung nilai emp becak bermotor. Universitas Sumatera Utara 53 III.7.3 Pengaruh Becak Bermotor Terhadap Kecepatan Lalu Lintas. Untuk mengetahui adanya pengaruh becak bermotor terhadap kecepatan lalu lintas dapat dilakukan dengan melihat perubahan kecepatan lalu lintas sebagai akibat proporsi becak bermotor dan perbandingan becak bermotor dengan kendaraan lainnya. III.7.4 Penghitungan Nilai Ekivalen Mobil Penumpang Dari data lalu lintas yang telah ada maka dapat dilakukan penghitungan ekivalen mobil penumpang untuk setaip jenis kendaraan terutama becak bermotor. Penghitungan dilakukan dengan 2 cara penghitungan yaitu : a. Basis Kecepatan Dicari dengan menggunakan hubungan single regim antara volume dan kecepatan untuk lalu lintas 6 lajur 2 arah bermedian sebagaimana rumus 2-5 dimana dengan analisis tersebut akan didapatkan nilai ci koefisien untuk tiap jenis kendaraan. Untuk untuk mendapatkan nilai emp tiap jenis kendaraan dapat dilakukan dengan membagi dengan nilai setiap nilai koefisien jenis kendaraan dengan koefisien kendaraan ringan cLv sebagaimana rumus 2-6. b. Basis Kapasitas Dicari dengan menggunakan rumus basis kapasitas dari Chang Chien yang dimodifikasi sehingga di dapat berbagai kombinasi moda transportasi. Dengan Universitas Sumatera Utara 54 berbagai kombinasi ini dapat dicari nilai ekivalensi mobil penumapang dari becak bermotor dengan regresi linear berganda yang di formulakan dengan rumus 2-7. III.7.5 Langkah – Langkah untuk menghitung nilai emp a. Data volume dan kecepatan kenderaaan yang diperoleh dari survey disusun pada setiap interval waktu pengamatan b. Volume tiap komposisi kenderaan digabungkan menjadi volume lalu lintas sesuai dengan kelas interval dan waktu pengambilan data c. Volume lalu lintas dijadikan kelas interval volume lalu lintas mulai dari yang terendah sampai yang tertinggi d. Hasil interval volume dibagi sesuai dengan kelas interval data agar volume selalu identik sehingga analisanya dapat digabung e. Kemudian data volume dan kecepatan diolah ke SPSS 17 sesuai dengan pembagian kelas tiap-tiap interval f. Lalu data diformulasikan menggunakan regresi linier berganda dengan basis kapasitas dan kecepatan pada SPSS 17 sesuai dengan rumus 2-5 dan 2-7. g. Setelah data tersebut diproses didapatlah hasil output data basis kapasitas dan basis kecepatan h. Output yang didapat adalah analisis regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS 17 maka koefisien yang dipilih adalah yang mempunyai nilai negatif i. Setelah didapatkan hasil yang mempunyai nilai negatif maka dilakukan uji statistik dengan ketentuan: Universitas Sumatera Utara 55 1. Jika error signifikan 0.05 maka koefisien tidak dapat diterima 2. Jika R mendekati 1 atau -1 maka persamaan regresi linier sempurna j. setelah didapatkan hasil koefisien yang memenuhi persyaratan dari tiap-tiap basis kapasitas dan basis kecepatan dilakukan pemilihan nilai R yang tertinggi maka nilai tersebutlah yang diambil sebagai nilai emp III.7.6. Contoh menghitung nilai emp basis kapasitas a. SPSS 17 Data view Data dari volume lalu lintas tiap jenis kendaraan dimasukkan ke data view berdasarkan kelas interval gabungan b. SPSS 17 variable view Universitas Sumatera Utara 56 Variable view adalah pengaturan name, type, width, decimal, label, values, missing, columns, align dan measure sesuai dengan yang kita inginkan c. Analysis linear regresi Universitas Sumatera Utara 57 Analisis data dengan regresi linear, untuk basis kapasitas, dependent atau variable y adalah light vehicle LV sedangkan independent atau variable x adalah heavy vehicle HV, motor cycle MC, dan becak motor BCK. e. Output atau hasil dari regresi linier berganda basis kapaitas arah Hasil output ini sudah memenuhi persyaratan nilai signifikasi dan nilai R 2 untuk pengambilan nilai emp, maka nilai emp yang diperoleh berdasarkan output di atas adalah HV = 2,367 ; MC = 0,871 ; BCK = 1,174 dan LV = 1. III.7.7. Contoh menghitung nilai emp basis kecepatan Untuk menghitung nilai emp basis kecepatan caranya sama dengan contoh mengitung emp basis kapasitas di atas. Perbedaannya terletak pada variabel pada regresi linear dimana untuk basis kecepatan variabel dependentnya Y adalah Universitas Sumatera Utara 58 kecepatan kenderaan dan variabel independentnya X adalah, heavy vehicle HV, motor cycle MC dan becak motor. Kemudian untuk memperoleh nilai emp masing- masing kenderaan yaitu dengan membagi emp yang diperoleh dengan emp light vehicle LV. Universitas Sumatera Utara 59 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

IV.1 Data Ruas Jalan