Analisis Cakupan Bahasa Evaluasi koleksi bidang ilmu ekonomi di Perpustakaan Umum Kota Medan Dengan Menggunakan Metode Conspectus

67 bahan literatur seperti jurnal-jurnal yang dipublikasikan serta hasil penelitian lainnya. Rendahnya jumlah koleksi dan kelengkapannya koleksi dari segi kualitas, jumlah koleksi yang sedikit dibandingkan dengan jumlah masyarakat kota Medan. Adanya CCL pada kisaran 2 dan CG yang berada pada aras 2b-3a mengindikasikan perpustakaan untuk Ilmu Ekonomi di Perpustakaan Umum Kota Medan yang berada pada kisaran 1-2 memang wajar jika melihat kondisi koleksi Perpustakaan Umum Kota Medan indikator CG pada level 3a juga menekankan bahwa manajemen perpustakaan perlu segera melakukan pembuatan kebijakan pengembangan koleksi secara tertulis sebagai panduan yang mengarahkan prioritas penguatan koleksi inti perpustakaan. Berdasarkan tabel conspectus terlihat bahwa pada peringkat tiga teratas ditempati oleh subjek ilmu ekonomi, keuangan Negara dan Ekonomi Finansial yang masing-masing berada pada level 2b, menurut penulis pemberian CG pada level 3a tidaklah harapan yang terlalu jauh karena pembenahan ini dilakukan agar koleksi perpustakaan dapat membantu masyarakat dalam mencari informasi. Berdasarkan uraian diatas diketahui minimnya aras conspectus koleksi disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : 1. Variasi judul dari karya-karya yang popular masih berada dalam kondisi yang terbatas 2. Perpustakaan belum memiliki kebijakan pengembangan koleksi secara terorganisir sehingga kedalaman dan kelengkapan koleksi perpustakaan tidak berjalan secara terarah menuju terbentuknya koleksi inti perpustakaan 3. Perpustakaan memiliki keterbatasan anggaran dalam melakukan pengadaan koleksi secara proporsional.

4.4 Analisis Cakupan Bahasa

Bahasa literatur bidang ilmu ekonomi di Perpustakaan Umum Kota Medan lebih di dominasi oleh bahasa Indonesia. Meskipun ada bahasa selain bahasa Indonesia jumlahnya sangat sedikit. Universitas Sumatera Utara 68 Kode E English yang menunjukkan bahwa koleksi buku dalam bahasa Inggris mendominasi, sedangkan koleksi buku dalam bahasa lain hanya sedikit atau bahkan sangat jarang. Kondisi tersebut dapat ditemukan pada semua subkelas yang berada pada kelas 330-339.9 yang sebagian besar bukan dalam bahasa Inggris. Untuk sekarang untuk kode ini belum dapat dikatakan terlaksana karena kenyataannya terbalik yang penulis temukan di Perpustakaan Umum Kota Medan dengan kebanyakan koleksi yang ada didominasi oleh satu bahasa yakni bahasa Indonesia. Untuk kode F Selected non-English Languages yakni koleksi bahan selain bahasa inggris yang terseleksi untuk melengkapi koleksi dalam bahasa Inggris, yang belum bisa dikatakan relevan karena untuk subjek Ilmu Ekonomi di Perpustakaan Umum Kota Medan didominasi oleh satu bahasa Sedangkan untuk kode W Wide Selection Languages menunjukkan seleksi yang luas dalam berbagai bahasa dan tidak ada program untuk membatasi bahan pustaka berdasarkan bahasa tertentu dan perpustkaan Umum Kota Medan pada dasarnya belum mempunyai aturan dan perencanaan yang jelas untuk membatasi bahasa koleksi buku yang disimpan, walaupun variasi bahasa tidak terlalu beragam. Terakhir mengenai kode Y One non-English Languages koleksi didominasi oleh salah satu bahasa diluar bahasa Inggris. Keadaan tersebut dapat ditemukan pada Perpustakaan Umum Kota Medan, karena memang sebagian besar koleksi bukunya bukan dalam bahasa Inggris namun bukan berarti koleksi dalam bahasa Inggris tidak ada. Keadaan ini terkait dengan belum adanya kebijakan pengembangan koleksi tertulis yang jelas. Dalam pengadaan koleksi, pihak perpustakaan hanya memanfaatkan pemberian form untuk judul-judul yang dibutuhkan oleh pengunjung Perpustakaan Umum Kota Medan. Namun demikian frekuensi peminjaman yang tercatat pada kartu buku antara buku yang berbahasa Indonesia dan buku yang berbahasa Inggris memiliki tingkat peminjaman yang hampir sama, tidak memiliki tingkat perbedaan yang signifikan antara koleksi yang berbahasa Indonesia dan koleksi yang bukan berbahasa Indonesia. mengenai hal ini penulis berpendapat bahwa sedikitnya literatur yang berbahasa Inggris disebabkan sulitnya untuk mendapatkan koleksi tersebut, Universitas Sumatera Utara 69 sehingga pihak perpustakaan lebih memprioritaskan pengadaan koleksi Ilmu Ekonomi dari terbitan dalam negri meski dengan jumlah yang terbatas. Dengan demikian, gambaran umum yang dapat diperoleh dari analisis bahasa pada koleksi bidang Ilmu Ekonomi di Perpustakaan Umum Kota Medan bahwa Perpustakaan lebih cendrung mengoleksi bahan literatur berbahasa Indonesia dikarenakan Sulitnya mendapatkan koleksi berbahasa Inggris dan terbitan luar negri. Dari analisi bahasa diatas dapat diketahui bahwa kode-kode bahasa pada metode conspectus tidak bisa dikatan adil dikarenakan kode-kode tersebut lebih mengacu pada bahasa Inggris, sehingga kode-kode tersebut akan sangat sulit diterapkan di Negara-negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris, akan lebih baik kode E diubah menjadi bahasa masing-masing Negara di luar Inggris bukan penutur bahasa Inggris. Itulah sebabnya pengguna kode bahasa tersebut sebagai alat ukur tidak dapat dikatakan ideal.

4.5 Cakupan Kronologis