LATAR BELAKANG Ekstraksi Acetogenin dari Daun Sirsak (Annona muricata L) dengan Pelarut Aseton

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sirsak Annona muricata L merupakan salah satu tanaman obat yang ada di Indonesia. Sirsak memiliki berbagai manfaat baik bagi kesehatan maupun sebagai insektisida nabati, yang diperoleh dari bagian daging buah, daun maupun bijinya, dimana kandungan kimia yang bermanfaat untuk pengobatan, antara lain sebagai antibakteri, antivirus, antioksidan, antijamur, antiparasit, antihipertensi, antistres, dan menyehatkan sistem syaraf, sedangkan insektisida kaitannya dalam membunuh hama tertentu dengan spesifikasi hama yang disesuaikan terhadap kadar acetogeninnya. Daging buah sirsak mengandung serat dan vitamin, kandungan zat gizi terbanyak dalam buah sirsak adalah karbohidrat. Daun sirsak mengandung senyawa tanin, fitosterol, kalsium oksalat, alkaloid murisin, monotetrahidrofuran acetogenin, seperti anomurisin A dan B, gigantetrosin A, murikatosin A dan B, annonasin dan goniotalamisin. Saat ini banyak masyarakat mengkonsumsi daun sirsak dengan cara merebus daunnya kemudian hasil rebusan diminum [1]. Tumbuhan Sirsak merupakan keluarga annonaceae yang sejak lama digunakan sebagai obat anti bakteri, anti cacing, demam dan disentri yang tersebar pada batang akar, biji dan daun yang mengandung acetogenin [2]. Acetogenin adalah senyawa polikatida dengan struktur 30-32 rantai karbon yang tidak bercabang dan terikat pada gugus 5-methyl-2-furanone dalam gugus hydtofuranone pada C 23 memiliki aktivitas sitotoksik [3]. Tamanan yang dapat menghasilkan ekstrak insektisida terdapat pada beberapa famili diantaranya adalah Meliaceae, Rutaceae, Asteraceae, Labiateae, Piperaceae dan Annonaceae. Dalam famili Annonaceae, Asimina triloba, Annona muricata dan Annona squamosa L. merupakan spesies yang paling banyak dimanfaatkan sebagai insektisida karena menghasilkan sekelompok metabolit sekunder bioaktif yang dikenal sebagai acetogenin. Famili Annonaceae adalah keluarga besar pohon-pohon tropis dan semak-semak hampir secara eksklusif terdiri dari 120 generasi dan 2100 spesies didistribusikan di dunia, di Amerika, Afrika, Indochina dan Malaysia. Di Kolombia, keluarga Annonaceae didistribusikan secara luas di seluruh negeri [4]. Universitas Sumatera Utara 2 Beberapa spesies tanaman famili Annonaceae seperti sirsak yang cukup banyak terdapat di Indonesia ternyata cukup efektif digunakan sebagai insektisida nabati. Hasil penelitian menyatakan bahwa ekstrak sirsak mempunyai efek larvasidal yaitu sebagai racun. Kandungan aktif dalam sirsak adalah acetogenin yang diduga bersifat larvasidal dan kandungan bahan acetogenin juga bersifat sebagai insektisida, akarisida, antiparasit dan bakterisida. Selain senyawa acetogenin yang bersifat bioaktif insektisida terdapat juga beberapa senyawa asam karboksilat, diantaranya asam stearat, asam oleat, etil oleat, asam oktadekanoat, etil ester dekanoat, ester dioktil heksadioat dan asam palmitat [5]. Beberapa penelitian tentang ekstraksi acetogenin dari sirsak yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut : Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu Tentang Ekstraksi Acetogenin No Uraian Penelitian Keterangan 1 Dalam penelitian ini bahan baku yang digunakan adalah daun sirsak dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol selama 1 dan 2 hari. Hasil yang diperoleh konsentrasi fenol terbesar yaitu 1,36 terdapat pada kondisi optimum yaitu dengan pengeringan sampel terlebih dahulu, berat sampel 7 gram menggunakan pelarut etanol dan waktu ekstraksi selama 2 hari. [3], 2013 2 Pada penelitian ini bahan baku yang digunakan berupa daun sirsak dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96. Hasil yang diperoleh di fraksinansi dengan menggunakan kloroform memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai LC 50 sebesar 3132 µgml, sementara vitamin C sebesar 1,35 µgml. [6], 2014 3 Penelitian ini menggunakan bahan baku buah sirsak dengan menggunakan metode FAAS Flame Atomic Absorption Spectrophotometry. Hasil yang diperoleh kandungan moisture content yang tertinggi yaitu 73,1-82,1, dan low crude fat 0,42 mg 100 g-fw. [7], 2014 4 Pada penelitian ini bahan baku berupa biji sirsak dengan metode sokletasi menggunakan pelarut n-hexana selama 3 jam. Hasil yang Diperoleh presentase yield minyak Oil yields dari penelitian tersebut adalah 23,41, 33,87, 30,02, 33,82 dan 23,05. [8], 2013 Universitas Sumatera Utara 3 Berdasarkan penelitian sebelumnya bahwa metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirsak adalah maserasi dan sokletasi tetapi hasil yang diperoleh belum maksimal. Hal ini disebabkan pemilihan kondisi operasi dan pelarut yang digunakan untuk mengekstrak belum efektif. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah sokletasi agar penggunaan pelarut yang lebih efisien dan mengoptimalkan proses esktraksi [3]. Acetogenin merupakan senyawa yang bersifat non polar, maka pelarut yang cocok digunakan adalah pelarut non polar seperti heksana dan aseton maupun campuran keduanya, acetogenin merupakan senyawa yang mana ekstraknya rentan terhadap suhu tinggi, dan tidak bisa dilakukan jika suhu ekstraksi melewati 60 o C [9][10]. Pelarut yang digunakan adalah aseton C 3 H 6 O dengan titik didih 56 o C [11]. Pelarut tersebut tergolong aman tidak beracun dan tidak menyebabkan kebakaran ataupun ledakan [12]. Pemilihan bahan baku daun sirsak, selain karena mudah didapat daun sirsak memiliki banyak khasiat dalam bidang kesehatan, yang paling dibicarakan saat ini adalah daun sirsak sebagai anti kanker dan pestisida nabati. Namun kebanyakan masyarakat mengkonsumsi daun sirsak dengan cara di rebus, padahal jika perebusan dilakukan dengan air biasa yang memiliki titik didih 100 o C.

1.2 PERUMUSAN MASALAH