Pengaruh Massa Sampel Terhadap Massa Ekstrak

29 2 4 6 8 10 12 14 16 15 25 35 M as sa E ks tr ak gr am Massa Sampel gram 30 menit 40 menit 50 menit 60 menit

4.2 ANALISIS KUANTITATIF

Analisis kuantitatif yang dilakukan adalah analisis yield yang diperoleh pada setiap variasi selama proses ekstraksi. Kemudian dilihat pengaruh dari variabel berubah yang dilakukan.

4.2.1 Pengaruh Massa Sampel Terhadap Massa Ekstrak

Massa sampel merupakan variabel yang berhubungan langsung dengan hasil ekstrak yang diperoleh selama proses ekstraksi. Semakin besar massa sampel, maka hasil ekstrak yang diperoleh semakin meningkat [40]. Pengaruh massa sampel terhadap massa ekstrak yang diperoleh dapat dilihat pada grafik 4.6 berikut ini : Gambar 4.6 Grafik Pengaruh Massa Sampel Terhadap Massa Ekstrak Berdasarkan gambar 4.6 dapat dilihat bahwa hasil ekstrak yang diperoleh secara umum semakin meningkat terhadap jumlah sampel yang diekstrak. Secara teori bahwa semakin banyak bahan yang akan diekstraksi berarti semakin banyak solut yang terdapat di dalam bahan dan tentu saja hasil esktrak yang diperoleh semakin tinggi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun sirsak yang terletak pada lembar ke 3 sampai dengan 5 dan daun yang digunakan tidak terlalu tua, agar kandungan acetogenin didalam daun tidak berkurang ataupun rusak. Kemudian daun dikeringkan selama ± 5 hari dan daun yang kering tersebut tidak Universitas Sumatera Utara 30 boleh terlalu berwarna cokelat karena warna cokelat menandakan senyawa kimia yang terkandung didalam daun sudah mulai rusak. Kemudian daun yang telah kering di blender dan diayak dengan ukuran 50 mesh serta ditimbang. Jadi, massa sampel yang digunakan adalah massa kering dari serbuk daun sirsak. Perbandingan massa sampel memberikan hasil ekstrak yang berbeda-beda. Secara teori bahwa seharusnya massa ekstrak yang dihasilkan akan menunjukkan kelipatan dari massa sampel yang ada seperti pada penelitian ini untuk variasi waktu 30 menit massa sampel yang digunakan adalah 15, 25 dan 35 gram grafik mengalami peningkatan, hasil ekstrak yang diperoleh berturut-turut adalah 5,50 ; 6,50 ; 6,20 gram. Seharusnya hasil ekstrak yang diperoleh menunjukkan kelipatan karena massa sampel merupakan variasi yang berhubungan langsung dengan hasil yang diperoleh. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa penambahan massa terhadap sampel yang digunakan tidak memberikan kenaikan secara signifikan terhadap massa ekstrak yang diperoleh. Pada saat sampel 15 gram massa ekstrak yang diperoleh sebesar 5,50 gram yang menunjukkan bahwa sebagian dari massa sampel dapat terekstrak, namun saat massa sampel 25 gram massa ekstrak yang diperoleh tidak mencapai setengah dari massa sampel yaitu hanya seperempat bagian dari sampel yaitu 6,50 gram. Setelah meninjau hal tersebut dapat dianalogikan bahwa penambahan massa terhadap sampel lebih lanjut lagi besar kemungkinan menghasilkan ekstrak yang semakin berkurang. Hasil yang kurang maksimal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah jumlah penggunaan pelarut yang sama yaitu 250 mL aseton, semantara massa yang akan diekstrak semakin banyak sehingga ada kemungkinan dengan penambahan massa sampel pelarut tidak dapat bekerja dengan maksimal dalam melarutkan semua sampel dan mengurangi hasil ekstrak yang diperoleh namun besarnya massa ekstrak belum tentu menghasilkan yield yang terbaik. Dari grafik dapat dilihat bahwa massa ekstrak terbesar diperoleh untuk variasi massa sampel 35 gram dengan selang waktu ekstraksi 60 menit yaitu sebesar 13,60 gram. Sedangkan massa ekstrak terkecil diperoleh pada massa sampel 15 gram dengan lama ekstraksi 30 menit yaitu 5,50 gram. Universitas Sumatera Utara 31

4.2.2 Pengaruh Waktu Ekstraksi Terhadap Yield