Proses Penerapan Membaca Permulaan

commit to user 17 Melalui pembelajaran membaca, guru dapat mengembangkan nilai-nilai moral, kemampuan bernalar dan kreativitas anak didik Akhadiah, 1992 : 29. Berdasarkan pendapat ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa membaca permulaan merupakan suatu proses ketrampilan dan kognitif. Proses ketrampilan menunjuk pada pengenalan dan penguasaan lambang-lambang fonem, sedangkan proses kognitif menunjuk pada penggunaan lambang- lambang fonem yang sudah dikenal untuk memahami makna suatu kata atau kalimat.

b. Proses Penerapan Membaca Permulaan

Menurut La Barge dan Samuels dalam Downing and Leong, 1982: 206 proses membaca permulaan melibatkan tiga komponen, yaitu a visual memory vm, b phonological memory pm, dan c semantic memory sm. Lambang-lambang fonem tersebut adalah kata, dan kata dibentuk menjadi kalimat. Proses pembentukan tersebut terjadi pada ketiganya. Pada tingkat VM, huruf, kata dan kalimat terlihat sebagai lambang grafis, sedangkan pada tingkat PM terjadi proses pembunyian lambang. Lambang tersebut juga dalam bentuk kata, dan kalimat. Proses pada tingkat ini bersumber dari VM dan PM. Akhirnya pada tingkat SM terjadi proses pemahaman terhadap kata dan kalimat. Selanjutnya dikemukakan bahwa untuk memperoleh kemampuan membaca diperlukan tiga syarat, yaitu kemampuan membunyikan a lambang-lambang tulis, b penguasaan kosakata untuk memberi arti, dan c memasukkan makna dalam kemahiran bahasa. Pada tingkatan membaca permulaan, pembaca belum memiliki ketrampilan kemampuan membaca yang sesungguhnya, tetapi masih dalam tahap belajar untuk memperoleh ketrampilankemampuan membaca. Membaca pada tingkatan ini merupakan kegiatan belajar mengenal bahasa tulis. Melalui tulisan itulah siswa dituntut dapat menyuarakan lambang-lambang bunyi bahasa tersebut, untuk memperoleh kemampuan membaca diperlukan tiga syarat, yaitu kemampuan membunyikan a lambang-lambang tulis, b penguasaan kosakata untuk memberi arti, dan c memasukkan makna dalam kemahiran bahasa. commit to user 18 Tujuan membaca permulaan adalah agar siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut Akhadiah, 1992: 31. Pembelajaran membaca permulaan merupakan tingkatan proses pembelajaran membaca untuk menguasai sistem tulisan sebagai representasi visual bahasa. Tingkatan ini sering disebut dengan tingkatan belajar membaca learning to read . Membaca lanjut merupakan tingkatan proses penguasaan membaca untuk memperoleh isi pesan yang terkandung dalam tulisan. Tingkatan ini disebut sebagai membaca untuk belajar reading to learn . Kedua tingkatan tersebut bersifat kontinum, artinya pada tingkatan membaca permulaan yang fokus kegiatannya penguasaan sistem tulisan, telah dimulai pula pembelajaran membaca lanjut dengan pemahaman walaupun terbatas. Demikian juga pada membaca lanjut menekankan pada pemahaman isi bacaan, masih perlu perbaikan dan penyempurnaan penguasaan teknik membaca permulaan Syafi‟ie, 1999: 16. Melalui pembelajaran membaca, guru dapat mengembangkan nilai-nilai moral, kemampuan bernalar dan kreativitas anak didik Akhadiah, 1992: 29. Berdasarkan kurikulum pendidikan dasar 1994, materi pembelajaran membaca permulaan yang tertuang dalam GBPP mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa Sekolah Dasar adalah sebagai berikut: 1 Persiapan pra membaca Pada tahap awal ini, pada awal catur wulan I, kepada siswa diajarkan : 1. Sikap duduk yang baik, 2. Cara meletakkan atau menempatkan buku di meja, 3. Cara memegang buku, 4. Cara membalik halaman buku yang tepat, 5. Melihat atau memperhatikan gambar atau tulisan. 2 Setelah pra membaca, siswa diajarkan : 1. Lafal dan intonasi kata dan kalimat sederhana menirukan guru, 2. Huruf-huruf yang digunakan dalam kata dan kalimat sederhana yang sudah di kenal siswa huruf-huruf diperkenalkan secara bertahap sampai dengan 14 huruf. - a, i, m dan n ; misalnya kata : ini, mama; kalimat : ini mama. - u, l, b ; misalnya kata : ibu, lala; kalimat : ibu lala. commit to user 19 - e, t, p ; misalnya kata : itu, pita, ema; kalimat : itu pita ema. - o, d ; misalnya kata : itu, bola, didi; kalimat : itu bola didi. - k, s ; misalnya kata : kuda, papa, satu; kalimat : kuda papa satu. 3 Kata-kata baru yang bermakna menggunakan huruf-huruf yang sudah dikenal, misalnya : toko, ubi, boneka, mata, tamu.

c. Metode Mengajar Membaca Permulaan

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA SISWA KELAS V TUNA GRAHITA SLB NEGERI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008 2009

0 5 93

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA PERMULAAN DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU KATA UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS II SLB NEGERI KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2008 2009

0 4 97

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA MELALUI MEDIA PERMAINAN KARTU BERHITUNG BAGI ANAK TUNA GRAHITA RINGAN KELAS IV SLB NEGERI KOTAGAJAH

0 2 86

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA GAMBAR PADA ANAK TUNA GRAHITA RINGAN KELAS D1 SLB C YPAALB PRAMBANAN KLATEN TH. 2008 2009

0 4 53

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA BAHASA INDONESIA MELALUI PEMBELAJARAN KELOMPOK SISWA TUNA GRAHITA RINGAN KELAS IV SLB NEGERI SURAKARTA 2008 2009

0 10 55

PENERAPAN METODE SUKU KATA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN.

0 1 31

PENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PERMAINAN KARTU KATA BERGAMBAR PADA Peningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Permainan Kartu Kata Bergambar Pada Anak Kelompok B RA Ath-Thohiriyyah Jaten Tahun Ajaran 2011.

0 1 13

PENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PERMAINAN KARTU KATA BERGAMBAR PADA Peningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Permainan Kartu Kata Bergambar Pada Anak Kelompok B RA Ath-Thohiriyyah Jaten Tahun Ajaran 2011.

0 0 18

PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA BERGRADASI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB “SABILULUNGAN”.

0 1 51

Penggunaan Media Kartu Kata Timbul untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan dengan Metode Abjad pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Dasar III SLB Negeri Pemalang.

0 0 3