Tabel 5.12 Rata-rata Asupan Kalori dan Lipid pada Obesitas dan Non-Obesitas
Persen AKG Kalori Persen AKG Lipid Non-Obes
80,1875 93,609375
Obesitas 71,34666667
84,88
Dari Tabel 5.12 dapat diketahui bahwa rata-rata persen AKG kalori pada obesitas sebesar 71,34666667 lebih kecil daripada non-obesitas yaitu 80,1875,
sedangkan persen AKG lipid pada obesitas sebesar 84,88 lebih kecil daripada non-obesitas yaitu 93,609375.
Hasil uji Mann-Whitney U untuk asupan kalori dan lemak menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat asupan kalori p = 0,107 CI 95. dan
asupan lemak p = 0,170 antara kelompok obesitas dan non obesitas.
5.2. Pembahasan
Obesitas adalah suatu keadaan kelebihan massa jaringan lemak
1
. Telah diketahui dari berbagai penelitian yang sampai sekarang masih dilakukan bahwa
banyak faktor yang dapat mempengaruhi kejadian obesitas. Dengan mengetahui faktor-faktor risiko yang berperan dalam terjadinya obesitas, maka pencegahan
menjadi langkah penting dalam penanganannya.
Penelitian ini mencoba mencari hubungan antara asupan nutrisi yaitu kalori dan lemak terhadap kejadian obesitas dan non-obesitas. Dari hasil
penelitian ini menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat asupan kalori antara kelompok obesitas dan non obesitas dengan nilai p = 0,107. Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan Sevita pada tahun 2009, yang melakukan uji chi-square menyatakan tidak ada hubungan antara konsumsi energi dengan
kejadian obesitas
29
. hal ini sesuai dengan penelitian Gemili pada tahun 2004 bahwa tidak ada hubungan asupan kalori terhadap status gizi
30
. Namun pada penelitian yang dilakukan terhadap remaja di New York yang menemukan bahwa
remaja dengan asupan kalori yang rendah selama 12 minggu mengalami penurunan berat badan sebesar 9,9±9,3kg. Jika asupan karbohidrat ini dilakukan
Universitas Sumatera Utara
untuk waktu yang lebih lama maka akan didapatkan status gizi normal yang diinginkan
25
. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh rozenek juga menyatakan adanya hubungan antara asupan kalori terhadap kejadian obesitas dan non obesitas
26
. Pada penelitian ini hubungan antara asupan lemak dan kejadian obesitas
dan non-obesitas tidak ditemukan perbedaan p = 0,170. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Anjani pada tahun 2010 dengan nilai p = 0,606
dan koefisien korelasi r = 0,035 yang berarti tingkat hubungannya rendah
27
. Namun sebuah studi kohort yang dilakukan oleh Gillis et al. pada tahun 2004
terhadap remaja kanada menyebutkan bahwa asupan lemak berhubungan signifikan dengan kejadian obesitas dan non-obesitas. Asupan lemak secara
bermakna berhubungan dengan obesitas p = 0,0001. Remaja obesitas mengkonsumsi lebih banyak total energi, lemak, dan asam lemak jenuh yang lebih
banyak dibandingkan remaja dengan status gizi tidak obesitas. asupan yang berlebih ini kemudian akan menentukan persentase lemak tubuh yang mengontrol
aktifitas fisik
28
. Meskipun pada penelitian ini hubungan antara asupan kalori dan lemak
terhadap kejadian obesitas dan non-obesitas belum dapat dibuktikan, tetapi studi literatur yang peneliti lakukan menunjukkan adanya hubungan antar ketiga
variabel tersebut. Selain itu seperti yang dikatakan oleh Suparisa bahwa Food recall 1 hari tidak bisa menggambarkan status gizi seseorang, oleh karenanya,
minimal harus diambil foodrecallsebanyak 3 hari
31
. Kemungkinan, ada faktor lain yang mempengaruhi status gizi lebih seperti hormon, ketidaknormalan produksi
hormon seseorang dapat meningkatkan resiko obesitas
16
. Selain itu saat meneliti, peneliti menemukan banyaknya mahasiswa yang sedang melakukan program diet.
Hal tersebut menyebabkan berkurangnya asupan nutisi mereka saat penelitian sedang berlangsung. Karena itu sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut
dengan mengendalikan faktor-faktor di atas sehingga dapat ditemukan hasil yang valid dan lebih baik dalam penelitian.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan