Pembahasan Hubungan Asupan Nutrisi Terhadap Kejadian Obesitas dan Non-Obesitas pada Mahasiswa FK USU Tahun 2016

Tabel 5.12 Rata-rata Asupan Kalori dan Lipid pada Obesitas dan Non-Obesitas Persen AKG Kalori Persen AKG Lipid Non-Obes 80,1875 93,609375 Obesitas 71,34666667 84,88 Dari Tabel 5.12 dapat diketahui bahwa rata-rata persen AKG kalori pada obesitas sebesar 71,34666667 lebih kecil daripada non-obesitas yaitu 80,1875, sedangkan persen AKG lipid pada obesitas sebesar 84,88 lebih kecil daripada non-obesitas yaitu 93,609375. Hasil uji Mann-Whitney U untuk asupan kalori dan lemak menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat asupan kalori p = 0,107 CI 95. dan asupan lemak p = 0,170 antara kelompok obesitas dan non obesitas.

5.2. Pembahasan

Obesitas adalah suatu keadaan kelebihan massa jaringan lemak 1 . Telah diketahui dari berbagai penelitian yang sampai sekarang masih dilakukan bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi kejadian obesitas. Dengan mengetahui faktor-faktor risiko yang berperan dalam terjadinya obesitas, maka pencegahan menjadi langkah penting dalam penanganannya. Penelitian ini mencoba mencari hubungan antara asupan nutrisi yaitu kalori dan lemak terhadap kejadian obesitas dan non-obesitas. Dari hasil penelitian ini menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat asupan kalori antara kelompok obesitas dan non obesitas dengan nilai p = 0,107. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Sevita pada tahun 2009, yang melakukan uji chi-square menyatakan tidak ada hubungan antara konsumsi energi dengan kejadian obesitas 29 . hal ini sesuai dengan penelitian Gemili pada tahun 2004 bahwa tidak ada hubungan asupan kalori terhadap status gizi 30 . Namun pada penelitian yang dilakukan terhadap remaja di New York yang menemukan bahwa remaja dengan asupan kalori yang rendah selama 12 minggu mengalami penurunan berat badan sebesar 9,9±9,3kg. Jika asupan karbohidrat ini dilakukan Universitas Sumatera Utara untuk waktu yang lebih lama maka akan didapatkan status gizi normal yang diinginkan 25 . Selain itu penelitian yang dilakukan oleh rozenek juga menyatakan adanya hubungan antara asupan kalori terhadap kejadian obesitas dan non obesitas 26 . Pada penelitian ini hubungan antara asupan lemak dan kejadian obesitas dan non-obesitas tidak ditemukan perbedaan p = 0,170. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Anjani pada tahun 2010 dengan nilai p = 0,606 dan koefisien korelasi r = 0,035 yang berarti tingkat hubungannya rendah 27 . Namun sebuah studi kohort yang dilakukan oleh Gillis et al. pada tahun 2004 terhadap remaja kanada menyebutkan bahwa asupan lemak berhubungan signifikan dengan kejadian obesitas dan non-obesitas. Asupan lemak secara bermakna berhubungan dengan obesitas p = 0,0001. Remaja obesitas mengkonsumsi lebih banyak total energi, lemak, dan asam lemak jenuh yang lebih banyak dibandingkan remaja dengan status gizi tidak obesitas. asupan yang berlebih ini kemudian akan menentukan persentase lemak tubuh yang mengontrol aktifitas fisik 28 . Meskipun pada penelitian ini hubungan antara asupan kalori dan lemak terhadap kejadian obesitas dan non-obesitas belum dapat dibuktikan, tetapi studi literatur yang peneliti lakukan menunjukkan adanya hubungan antar ketiga variabel tersebut. Selain itu seperti yang dikatakan oleh Suparisa bahwa Food recall 1 hari tidak bisa menggambarkan status gizi seseorang, oleh karenanya, minimal harus diambil foodrecallsebanyak 3 hari 31 . Kemungkinan, ada faktor lain yang mempengaruhi status gizi lebih seperti hormon, ketidaknormalan produksi hormon seseorang dapat meningkatkan resiko obesitas 16 . Selain itu saat meneliti, peneliti menemukan banyaknya mahasiswa yang sedang melakukan program diet. Hal tersebut menyebabkan berkurangnya asupan nutisi mereka saat penelitian sedang berlangsung. Karena itu sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan mengendalikan faktor-faktor di atas sehingga dapat ditemukan hasil yang valid dan lebih baik dalam penelitian. Universitas Sumatera Utara BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan