Perubahan Tekanan Darah pada Mahasiswa FK USU Angkatan 2012 Penderita Obesitas dan Non-Obesitas Setelah Melakukan Aktivitas Fisik

(1)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Andy Hasan

NIM : 120100064

Tempat Tanggal Lahir: Kisaran, 2 Juli 1994

Agama : Islam

Alamat : Jln. Bunga Cempaka / pasar 3 Gg. Cempaka 15 No:72 Medan, Sumatera Utara

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat Email :Andyhasan9@gmail.com Orang tua

Ayah : Alm. Hasan

Ibu : Mujiati

Riwayat Pendidikan :

1. TK Swasta Diponegoro Kisaran 1999 – 2000 2. SD Swasta Diponegoro Kisaran 2000 – 2006 3. Mts Swasta Daar al ulum Kisaran 2006 – 2009

4. MAN Kisaran 2009 – 2012

Riwayat Organisasi :

1. Organisasi Siswa Intra Madrasah MAN Kisaran 2010–2011 2. Patroli Keamanan Sekolah MAN Kisaran 2010–2011 3. HMI Cab.Medan Komisariat FK USU 2013–2015


(2)

Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN Assalamualaikum.Wr.Wb.

Kepada yth, teman-teman Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2012.

Dengan Hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Andy Hasan

NIM : 120100064

Adalah seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian guna untuk memenuhi persyaratan kelulusan pendidikan yang berjudul “Perubahan Tekanan Darah pada Mahasiswa FK USU Angkatan 2012 Penderita Obesitas dan Non-Obesitas Setelah Melakukan Aktivitas Fisik”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan tekanan darah pada penderita obesitas dan yang tidak obesitassetelah melakukan aktivitas fisik sesaat. Dan juga bermanfaat sebagaibahan edukasi dan informasi kepada semua pembaca akan pentingnya melakukan pola hidup sehat dengan berolahraga dan menjaga berat badan ideal dalam mencegah terjadinya obesitas yang dapat meningkatkan kejadian penyakit kardiovaskuler seperti hipertensi.Penelitian ini tidak menimbulkan kerugian kepada responden dan kerahasiaan semua informasi yang didapatkan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika anda tidak bersedia menjadi responden maka tidak akan ada paksaan dan bisa mengundurkan diri dalam keikut sertaannya di penelitian ini. Apabila anda setuju, mohon kesediannya untuk menandatangani persetujuan untuk menjawab beberapa pertanyaan dan untuk ikut dalam pemeriksaan.Atas kerjasamanya saya mengucapkan terima kasih.

Medan, 2015 Peneliti


(3)

Lampiran 3

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama :

NIM :

Umur :

Jenis Kelamin : Asal Fakultas :

Telah mendapatkan penjelasan sepenuhnya mengenai penelitian,

Judul Penelitian : Perubahan Tekanan Darah Antara Penderita Obesitas dan Non-Obesitas Sebelum dan Setelah Melakukan Aktivitas Fisik pada Mahasiswa FK USU Angkatan 2012

Nama Peneliti : Andy Hasan

Jenis Penelitian : Eksperimental dengan pendekatan Pretest-Posttest Control

Group Design

Dengan ini menyatakan mengerti bahwa penelitian ini tidak akan berakibat buruk terhadap saya, dan bersedia untuk mengikuti penelitian ini.

Medan, 2015

Mengetahui Menyatakan

Peneliti, Responden,


(4)

Lampiran 4

Tanggal:……… No:……..

Lembar Format Penelitian Perubahan Tekanan Darah Antara Penderita Obesitas dan Non-Obesitas Sebelum dan Setelah Melakukan Aktivitas Fisik

pada Mahasiswa FK USU Angkatan 2012

Nama :

Jenis Kelamin : Laki-Laki/Perempuan*

Usia :

NIM :

No. Handpone : DATA PENELITIAN

1. Berat Badan : Kg

2. Tinggi Baan : Cm

3. IMT : Kg/m2

4. Tekanan Darah Istirahat : mmHg 5. Tekanan Darah sesudah test : mmHg

6. Nadi : /menit

7. Kebiasaan Olahraga : Sering/Kadang-kadang/Tidak pernah* Keterangan:


(5)

No.

Resp JK BB TB (m2)

TDS Pre TDS Post Sigma Sistol TDD Pre TDD Post Sigma Diastol Nadi Pre Nadi Post Sigma Nadi IMT

Kategori IMT

Kebiasaan Aktivitas

1 Laki-laki 85 1.65 130 150 20 80 70 -10 96 128 32 31.22 Obes Jarang

2 Laki-laki 95 1.68 140 150 10 80 100 20 78 106 28 33.66 Obes Kadang-kadang 3 Laki-laki 94 1.75 120 140 20 80 100 20 82 108 26 30.69 Obes Kadang-kadang 4 Laki-laki 95 1.66 130 150 20 80 100 20 104 152 48 34.48 Obes Jarang

5 Laki-laki 104 1.80 140 150 10 80 80 0 90 114 24 32.10 Obes Jarang

6 Laki-laki 75 1.65 110 130 20 80 90 10 80 108 28 27.55 Obes Kadang-kadang 7 Laki-laki 85 1.65 120 140 20 80 90 10 94 118 24 31.22 Obes Jarang

8 Laki-laki 105 1.80 110 130 20 70 90 20 84 110 26 32.41 Obes Kadang-kadang 9 Laki-laki 95 1.70 130 150 20 70 100 30 92 118 26 32.87 Obes Jarang

10 Laki-laki 94 1.72 100 120 20 80 90 10 88 114 26 31.77 Obes Jarang 11 Laki-laki 90 1.67 120 140 20 70 100 30 76 116 40 32.27 Obes Sering 12 Laki-laki 95 1.67 130 150 20 80 100 20 98 120 22 34.06 Obes Jarang

13 Laki-laki 86 1.68 120 130 10 70 80 10 82 122 40 30.47 Obes Kadang-kadang 14 Laki-laki 60 1.65 110 120 10 80 90 10 76 98 22 22.04 Non-Obes Sering

15 Laki-laki 54 1.70 120 120 0 80 80 0 80 100 20 18.69 Non-Obes Sering

16 Laki-laki 70 1.76 130 140 10 80 90 10 88 110 22 22.60 Non-Obes Kadang-kadang 17 Laki-laki 65 1.67 120 130 10 70 80 10 104 124 20 23.31 Non-Obes Jarang

18 Laki-laki 69 1.71 120 140 20 60 80 20 74 100 26 23.60 Non-Obes Sering 19 Laki-laki 64 1.66 110 120 10 70 80 10 72 96 24 23.23 Non-Obes Sering

20 Laki-laki 59 1.68 110 130 20 80 90 10 80 102 22 20.90 Non-Obes Kadang-kadang 21 Laki-laki 60 1.75 120 130 10 60 70 10 78 106 28 19.59 Non-Obes Kadang-kadang 22 Laki-laki 71 1.80 130 140 10 80 90 10 86 110 24 21.91 Non-Obes Kadang-kadang 23 Laki-laki 69 1.75 130 150 20 90 90 0 88 112 24 22.53 Non-Obes Kadang-kadang 24 Laki-laki 61 1.65 110 130 20 70 80 10 72 98 26 22.41 Non-Obes Sering


(6)

28 Perempuan 84 1.60 100 120 20 80 80 0 84 118 34 32.81 Obes Kadang-kadang 29 Perempuan 85 1.70 120 150 30 80 100 20 80 110 30 29.41 Obes Sering

30 Perempuan 72 1.55 130 140 10 70 100 30 92 130 38 29.97 Obes Jarang

31 Perempuan 69 1.55 110 130 20 70 100 30 78 108 30 28.72 Obes Kadang-kadang 32 Perempuan 87 1.69 120 140 20 70 90 20 76 114 38 30.46 Obes Kadang-kadang 33 Perempuan 72 1.64 130 150 20 80 100 20 88 120 32 26.77 Obes Kadang-kadang 34 Perempuan 68 1.55 110 130 20 60 80 20 74 106 32 28.30 Obes Kadang-kadang 35 Perempuan 69 1.58 120 140 20 60 80 20 78 112 34 27.64 Obes Kadang-kadang 36 Perempuan 68 1.56 130 150 20 80 100 20 86 116 30 27.94 Obes Kadang-kadang 37 Perempuan 72 1.60 100 120 20 60 80 20 72 108 36 28.12 Obes Sering

38 Perempuan 83 1.68 130 140 10 90 90 0 90 124 34 29.41 Obes Jarang

39 Perempuan 78 1.65 120 140 20 70 90 20 80 116 36 28.65 Obes Kadang-kadang 40 Perempuan 45 1.55 110 140 30 70 90 20 88 114 26 18.73 Non-Obes Kadang-kadang 41 Perempuan 48 1.55 110 130 20 70 80 10 86 114 28 19.98 Non-Obes Kadang-kadang 42 Perempuan 50 1.58 120 140 20 80 90 10 82 104 22 20.03 Non-Obes Kadang-kadang 43 Perempuan 52 1.55 110 130 20 80 90 10 76 102 26 21.64 Non-Obes Kadang-kadang 44 Perempuan 46 1.54 130 140 10 80 90 10 88 110 22 19.40 Non-Obes Kadang-kadang 45 Perempuan 43 1.52 120 140 20 70 90 20 78 106 28 18.61 Non-Obes Kadang-kadang 46 Perempuan 44 1.51 120 130 10 70 80 10 80 104 24 19.30 Non-Obes Sering

47 Perempuan 56 1.58 110 130 20 60 80 20 72 100 28 22.43 Non-Obes Sering

48 Perempuan 55 1.60 120 130 10 70 80 10 80 108 28 21.48 Non-Obes Kadang-kadang 49 Perempuan 51 1.58 120 130 10 70 80 10 82 106 24 20.43 Non-Obes Kadang-kadang 50 Perempuan 48 1.59 130 140 10 80 100 20 84 110 26 18.99 Non-Obes Jarang

51 Perempuan 52 1.60 110 130 20 80 90 10 82 108 26 20.31 Non-Obes Kadang-kadang 52 Perempuan 60 1.72 120 130 10 80 90 10 80 104 24 20.28 Non-Obes Kadang-kadang


(7)

(8)

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Aneja, A., El-Atat, F., Mcfarlane, S., Sowers, J.R., 2004. Hypertension and obesity. Endo Jnls: 169-205

Arvianti, K., 2009. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Gaya Hidup Sehat

Mahasiswa S1 Peminatan Promosi Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia, Depok.

Beevers, D.G.,et al., 2002. Tekanan Darah. Jakarta: Dian Rakyat

Bernstein, D., 2007. Systemic hypertension. Dalam: Behrman, R.E., Kliegman, R.M., Jenson, H.B., Stanton, B.F., ed. Nelson Textbook of Pediatrics. Ed 18. Philadelphia: WB Saunders. h. 1988-95

Centers for Disease Control and Prevention.Prevalence of Childhood Obesity in the

United States 2011 – 2012. Available from:

http://www.cdc.gov/obesity/data/childhood.html. [Accesed 14 April 2015]

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2011. Pedoman Pencegahan dan

Penanggulangan Kegemukan dan Obesitas pada Anak Sekolah. Direktorat

Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan RI Departmen of Health and Human Service, 2003. The Seventh Report of the Joint

National Committee on Prevention, Detection, evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. NIH Publication No. 03-5233

Ellis, R.L., 1995. Endothelin Mechanism of Disease. The New Eng J Med 10: 356-363.

Furukawa, S., Fujita, T., Shimabukuro, M., 2004. Increased Oxidative Stress in


(10)

Gantini, L., 2005. Peran Stres Oksidatif dan Inflamasi Vaskular pada Hipertensi

Esensial. Forum Diagnosticum, Prodia Diagnostic Educational Services

No.4/2005

Guyton, A.C., and Hall, J.E., 2007. Buku Ajar FisiologiKedokteran. Ed 11. Jakarta: EGC. p. 173, 917-918

Karim, F., 2002. Panduan Kesehatan Olahraga Bagi Petugas Kesehatan. Depkes RI. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013. Riset Kesehatan Dasar Tahun

2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun

2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Kozier, B., et al, 2009. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Kozier Erb. Jakarta: EGC

National Institutes of Health, 1998. Clinical Guidelines on the Identification,

Evaluation, and Treatment of Overweight and Obesity in Adults. NIH Publication.

No 98-4083

Poirir, P., et al., 2006. Obesity and cardiovascular disease: Pathophysiology,

Evaluation, and effect of weight loss. Arterioscler Thromb Vasc. Biol 26: 968-976

Rahmouni, K., Hayner, W.G., 2004. Leptin and the cardiovascular system. Endo journal org: 225-44

Sastroasmoro, S., Ismael, S., 2014. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Ed 5. Jakarta: Sagung Seto

Sherwood, L., 2011. Fisiologi Manusia: Dari Sel Ke sistem. Ed 6. Jakarta: EGC. p. 403-404


(11)

Smeltzer, S.C., Bare, G.B., 2002. Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth

Vol 2 Edisi ke-8. Jakarta: EGC.

Stern, P.M., William, K., Gonzales, V.C., Hunt, J.K., Haffner, S.M., 2004. Does the

Metabolic Syndrome improve Indetification of Individual Risk of Type 2 Diabetes and/or Cardiovascular Disease. Diabetes Care 27: 2676-2681

World Health Organization, 2015. Obesity and Overweight. Available from: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/.[Accesed 14 April 2015]


(12)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Genetik

Kebiasaan

aktivitas fisik

Pengaturan pola

makan

Obesitas

Perubahan tekanan

darah dengan

aktivitas

Non-Obesitas

↑ Volume darah

↑ Cardiac output

↑ Tahanan perifer

↑ Aktivitas simpatis

↓ Fungsi ginjal

↑ Retensi air dan


(13)

3.2. Identifikasi variabel

1) Variabel bebas Skala ukur

a. Aktivitas fisik Ordinal

b. Indeks massa tubuh Rasio

c. Jenis kelamin Nominal

2) Variabel terikat

a. Tekanan darah Rasio

b. Nadi Rasio

3.3. Definisi Operasional

1) Aktivitas fisik pada penelitian ini adalah aktivitas fisik dengan cara naik turun bangku setinggi 30 cm dengan kecepatan 30 kali permenit selama 3 menit. 2) Tekanan Darah diukur dengan menggunakan Sphygmomanometer dan

stetoskop pada saat 5 menit setelah istirahat / rileks (pretest) dan segera setelah aktivitas fisik (posttest).

3) Indeks Masa Tubuh dihitung dengan menggunakan rumus berat badan (Kg) dibagi tinggi badan di kuadratkan (m2). Obesitas adalah indeks massa tubuh seseorang ≥ 25 Kg/m2

.

4) Jenis Kelamin adalah perbedaan bentuk, sifat, dan fungsi biologi laki-laki dan perempuan.

3.5. Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat perbedaan perubahan tekanan darah pada mahasiswa obesitas dibandingkan dengan mahasiswa yang non-obesitas setelah melakukan aktivitas fisik sesaat.


(14)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental dengan desain Pretest-Posttest Control Group Design yaitu membandingkan dua kelompok yang ada kemudian dilakukan pretest, lalu diberi perlakuan yang sama terhadap kedua kelompok, dan dilakukan posttest setelahnya.

MAHASISWA OBESITAS

PRETEST POSTTEST

MAHASISWA NON-OBESITAS

PRETEST POSTTEST

Tekanan

Darah

Aktivitas

Fisik

Tekanan

Darah

Tekanan

Darah

Aktivitas

Fisik

Tekanan

Darah


(15)

4.2. Alur Penelitian

Ket: TB (Tinggi Badan) BB (Berat Badan) TD (Tekanan Darah)

Pengukuran TB dan BB

Obesitas

Non-Obesitas

Istirahat 5 menit

Periksa Tekanan Darah

(Pretest)

Intervensi dengan naik turun bangku setinggi 30cm selama 3 menit

dan cuff dari sphygmomanometer tetap terpasang di lengan

responden dengan sambungan tube pada manometer dilepas

Periksa Tekanan Darah

Segera (Posttest)

Pengukuran Perbedaan TD

pada Pretest dan Posttest


(16)

4.3. Waktu dan Tempat Penelitian 4.3.1. Waktu Penelitian

Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus sampai bulan September 2015.

4.3.2. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4.4. Populasi dan Sampel Penelitian 4.4.1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa FK USU angkatan 2012 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

4.4.2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan metode Consecutive

sampling dimana semua subyek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan

dimasukkan dalam penelitian sampai besar sampel yang diperlukan terpenuhi.

4.4.3. Besar Sampel

Besar sampel ditentukan dengan rumus sampel dua kelompok independen untuk uji hipotesis terhadap rerata.

2

2

1

)

2

2

1





X

X

S

Z

Z

n

n

Zα = Batas Kepercayaan = 95%= 1,96 Zβ = Kekuatan Uji = 80% = 0,842

X1-X2 = Perbedaan Klinis yang diinginkan = 128-120 = 8 S = Simpang baku kedua kelompok = 10


(17)

4.5. Kriteria Penelitian 4.5.1. Kriteria Inklusi

Mahasiswa FK USU angkatan 2012 yang obese dan non-obese  Bersedia mengikuti penelitian sampai selesai

 Disetujui oleh komite etik FK USU 4.5.2. Kriteria Eksklusi

 Mahasiswa yang diketahui menderita penyakit hipertensi, ginjal, jantung bawaan, gangguan hormon dan konsumsiobat-obatan yang mempengaruhi tekanan darah.

4.6. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian ini berupa: stetoskop, tensimeter, timbangan, meteran, bangku / kursi setinggi 30 cm, dan metronom.

4.7. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer yang di dapat melalui observasi experimental dengan mengukur tekanan darah secara langsung kepada mahasiswa obesitas dan non-obesitas pada saat 5 menit setelah istirahat / rileks (pretest) dan segera setelah aktivitas fisik (posttest).

4.8. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu editing, coding, entry,

cleaning data, dan saving. Langkah pertama, editing, dilakukan untuk memeriksa

ketepatan dan kelengkapan data; kedua, coding, data yang telah terkumpul kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer; ketiga,

entry, data kemudian dimasukkan ke dalam program komputer; kemudian, cleaning data, dengan melakukan pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan untuk


(18)

menghindari terjadinya kesalahan dalam memasukkan data; terakhir, saving, data kemudian disimpan untuk siap dianalisa. Semua data yang telah dikumpulkan, dicatat, dikelompokkan, dan diolah dengan menggunakan program Statistic Package

for Social Science (SPSS). Selanjutnya data tersebut ditampilkan dalam bentuk tabel,

diagram, ataupun grafik. Analisis statistik menggunakan bivariat. Uji bermakna bila P <0,05.


(19)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) yang berlokasi di Jl. Dr. T. Mansyur No. 5, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, 20155.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Sampel

Penelitian ini dilakukan terhadap 52 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang diantaranya adalah 26 orang sampel obesitas dan 26 orang non-obesitas. Dari keseluruhan sampel tersebut, profil sampel yang diamati adalah usia, indeks masa tubuh, tekanan darah sebelum aktivitas fisik, tekanan darah sesudah aktivitas fisik, nadi, dan kebiasaan aktivitas fisik. Berdasarkan data-data tesebut dapat dibuat distribusi karakteristik subjek penelitian sebagai berikut :

Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Sampel berdasarkan Obesitas dan Non-Obesitas

Variabel Obesitas Non-Obesitas P

Usia (tahun); mean ± sd 21,04 ± 0,52 20,92 ± 0,93 0,478 IMT (kg/m2); mean ± sd 30,35 ± 2,32 21,03 ± 1,62 0,000 TDS (mmHg); mean ± sd 123,85 ± 8,97 120,77 ± 6,27 0,158 TDD (mmHg); mean ± sd 79,62 ± 5,27 77,31 ± 6,66 0,173 Nadi (kali/menit); mean ± sd 89 ± 6,77 83,15 ± 6,57 0,003 Ket: IMT : Indeks Massa Tubuh

TDS : Tekanan Darah Sistole TDD : Tekanan Darah Diastole Kg/m2 : Kilogram per meter kuadrat mmHg : Millimeter Raksa


(20)

Dari Tabel 5.1. mengenai distribusi karakteristik sampel berdasarkan kelompok obesitas dan non-obesitas dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan usia antara dua kelompok. Kemudian dari seluruh sampel terlihat bahwa rerata IMT untuk kelompok obesitas adalah 30,35 ± 2,32 kg/m2, dan rerata IMT untuk kelompok non-obesitas adalah 21,03 ± 1,62 kg/m2. Dari table diatas juga dapat dilihat rerata tekanan darah sistolik pada kelompok obesitas dan non-obesitas adalah 123,85 ± 8,97 mmHg dan 120,77 ± 6,27 mmHg, sedangkan rerata tekanan darah diastolik pada kelompok obesitas dan non-obesitas adalah 79,62 ± 5,27 mmHg dan 77,31 ± 6,66 mmHg. Dan untuk rerata nadi didapat 89 ± 6,77 kali/menit pada kelompok obesitas dan 83,15 ± 6,57 kali/menit pada kelompok non-obesitas.

Tabel 5.2. Karakteristik Sampel berdasaarkan Kebiasaan Aktivitas Fisik

Obesitas Kebiasaan Aktivitas Fisik Total n (%)

Jarang n (%) Kadang-kadang n (%) Sering (n%)

Ya 14 (26,9%) 10 (19,2%) 2 (3,8%) 26 (50%)

Tidak 2 (3,8%) 17 (32,7%) 7 (13,5%) 26 (50%)

Total 16 (30,7%) 27 (51,9%) 9 (17,3%) 52 (100%)

Dari tabel 5.2. dapat terlihat bahwa jumlah sampel obesitas lebih banyak didapat pada orang dengan kategori kebiasaan aktivitas fisik yang jarang daripada kategori kebiasaan aktivitas fisik yang lainnya yaitu 14 orang (26,9%) dari seluruh sampel, sedangkan untuk jumlah sampel non-obesitas lebih banyak didapat pada orang dengan kategori kebiasaan aktivitas fisik yang kadang-kadang daripada kategori kebiasaan aktivitas fisik yang lainnya, yaitu 17 orang (32,7%) dari seluruh sampel.


(21)

5.1.3. Perubahan Tekanan Darah dan Nadi pada Penderita Obesitas dan Non-Obesitas Sebelum dan Setelah Melakukan Aktivitas Fisik

Dari 52 sampel penelitian dilakukan pengukuran tekanan darah secara langsung kepada 26 mahasiswa obesitas dan 26 mahasiswa non-obesitas pada saat 5 menit setelah istirahat / rileks (pretest) dan segera setelah aktivitas fisik (posttest). Aktivitas fisik yang diberikan berupa naik turun bangku setinggi 30cm selama 3 menit dan didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 5.3. Tekanan Darah dan Nadi kelompok Obesitas dan Non-Obesitas sebelum dan setelah Aktivitas Fisik

Variabel Obesitas Non-Obesitas P

TDS (mmHg)

-sebelum; mean ± sd -setelah; mean ± sd -peningkatan; mean ± sd

123,85 ± 8,97 120,77 ± 6,27 0,158 142,31 ± 8,15 135 ± 8,12 0,002 18,46 ± 4,64 14,23 ± 6,43 0,009 TDD (mmHg)

-sebelum; mean ± sd -setelah; mean ± sd -peningkatan; mean ± sd

79,62 ± 5,27 77,31 ± 6,66 0,173 96,92 ± 10,10 88,46 ± 6,74 0,001 17,30 ± 9,19 11,15 ± 5,15 0,004 Nadi (kali/menit)

-sebelum; mean ± sd -setelah; mean ± sd -peningkatan; mean ± sd

89 ± 6,77 83,15 ± 6,57 0,003 121 ± 9,72 106,92 ± 6,55 0,000 32 ± 6,17 23,76 ± 3,76 0,000 *Bermakna jika P <0,05


(22)

Dari tabel 5.3. terlihat rerata TDS sebelum aktivitas antara kelompok obese dengan non-obese adalah 123,85 ± 8,97 mmHg dan 120,77 ± 6,27 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,158 maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara rerata TDS kedua kelompok sebelum aktivitas. Kemudian dapat dilihat rerata TDS setelah aktivitas antara kelompok obese dengan non-obese adalah 142,31 ± 8,15 mmHg dan 135 ± 8,12 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,002 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDS kedua kelompok setelah aktivitas. Dan peningkatan TDS setelah aktivtas antara kelompok obese dengan non-bese adalah 18,46 ± 4,64 mmHg dan 14,23 ± 6,43 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,009 maka dapat disimpulkan terdapat peningkatan bermakna antara rerata TDS kedua kelompok setelah aktivitas fisik.

Sedangkan untuk rerata TDD terlihat rerata TDD sebelum aktivitas antara kelompok obese dengan non-obese adalah 79,62 ± 5,27 mmHg dan 77,31 ± 6,66 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,173 maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDD kedua kelompok sebelum aktivitas. Kemudian dapat dilihat rerata TDD setelah aktivitas antara kelompok obese dengan non-obese adalah 96,92 ± 10,10 mmHg dan 88,46 ± 6,74 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,001 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDD kedua kelompok setelah aktivitas. Dan peningkatan TDD setelah aktivtas antara kelompok obese dengan non-bese adalah 17,30 ± 9,19 mmHg dan 11,15 ± 5,15 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,004 maka dapat disimpulkan terdapat peningkatan bermakna antara rerata TDD kedua kelompok setelah aktivitas fisik.

Dan untuk rerata Nadi terlihat rerata nadi sebelum aktivitas antara kelompok obese dengan non-obese adalah 89 ± 6,77 kali/menit dan 83,15 ± 6,57 kali/menit. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,003 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata nadi kedua kelompok sebelum aktivitas. Kemudian dapat dilihat rerata nadi setelah aktivitas antara kelompok obese dengan non-obese adalah 121 ± 9,72 kali/menit dan 106,92 ± 6,55 kali/menit. Hasil uji statstik


(23)

didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata nadi kedua kelompok setelah aktivitas. Dan peningkatan nadi setelah aktivtas antara kelompok obese dengan non-bese adalah 32 ± 6,17 kali/menit dan 23,76 ± 3,76 kali/menit. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat peningkatan bermakna antara rerata nadi kedua kelompok setelah aktivitas fisik.

Tabel 5.4. Tekanan Darah dan Nadi Laki-laki kelompok Obesitas dan Non-Obesitas sebelum dan setelah Aktivitas Fisik

Variabel Obesitas Non-Obesitas P

TDS (mmHg)

-sebelum; mean±sd -setelah; mean±sd -peningkatan; mean±sd

123,08 ± 11,82 119,23 ± 7,59 0,334 140,77 ± 10,37 131,54 ± 8,98 0,023 17,69 ± 4,38 12,31 ± 5,99 0,016 TDD (mmHg)

-sebelum; mean±sd -setelah; mean±sd -peningkatan; mean±sd

76,92 ± 4,80 75,38 ± 8,77 0,584 91,54 ± 9,87 84,62 ± 6,60 0,048 14,62 ± 11,26 9,23 ± 4,93 0,128 Nadi (kali/menit)

-sebelum; mean±sd -setelah; mean±sd -peningkatan; mean±sd

88,00 ± 8,52 82,31 ± 8,82 0,107 118,00 ± 11,97 104,31 ± 7,91 0,002 30,00 ± 7,83 22,00 ± 4,24 0,003 *Bermakna jika P <0,05

Dari tabel 5.4. terlihat rerata TDS sebelum aktivitas antara kelompok laki-laki obese dengan non-obese adalah 123,08 ± 11,82 mmHg dan 119,23 ± 7,59 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,334 maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDS kedua kelompok sebelum aktivitas. Kemudian


(24)

dapat dilihat rerata TDS setelah aktivitas antara kelompok laki-laki obese dengan non-obese adalah 140,77 ± 10,37 mmHg dan 131,54 ± 8,98 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,023 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDS kedua kelompok setelah aktivitas. Dan peningkatan TDS setelah aktivtas antara laki-laki kelompok obese dengan non-bese adalah 17,69 ± 4,38 mmHg dan 12,31 ± 5,99 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,016 maka dapat disimpulkan terdapat peningkatan bermakna antara rerata TDS kedua kelompok setelah aktivitas fisik.

Sedangkan untuk rerata TDD terlihat rerata TDD sebelum aktivitas antara kelompok laki-laki obese dengan non-obese adalah 76,92 ± 4,80 mmHg 75,38 ± 8,77 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,584 maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDD kedua kelompok sebelum aktivitas. Kemudian dapat dilihat rerata TDD setelah aktivitas antara kelompok laki-laki obese dengan non-obese adalah 91,54 ± 9,87 mmHg dan 84,62 ± 6,60 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,048 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDD kedua kelompok setelah aktivitas. Dan peningkatan TDD setelah aktivtas antara kelompok laki-laki obese dengan non-bese adalah 14,62 ± 11,26 mmHg dan 9,23 ± 4,93 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,128 maka dapat disimpulkan tidak terdapat peningkatan bermakna antara rerata TDD kedua kelompok setelah aktivitas fisik.

Dan untuk rerata Nadi terlihat rerata nadi sebelum aktivitas antara kelompok laki-laki obese dengan non-obese adalah 88,00 ± 8,52 kali/menit dan 82,31 ± 8,82 kali/menit. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,107 maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara rerata nadi kedua kelompok sebelum aktivitas. Kemudian dapat dilihat rerata nadi setelah aktivitas antara kelompok laki-laki obese dengan non-obese adalah 118,00 ± 11,97 kali/menit dan 104,31 ± 7,91 kali/menit. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,002 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata nadi kedua kelompok setelah aktivitas. Dan peningkatan nadi setelah aktivtas antara kelompok laki-laki obese dengan non-bese


(25)

adalah 30,00 ± 7,83 kali/menit dan 22,00 ± 4,24 kali/menit. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,003 maka dapat disimpulkan terdapat peningkatan bermakna antara rerata nadi kedua kelompok setelah aktivitas fisik.

Tabel 5.5. Tekanan Darah dan Nadi Perempuan kelompok Obesitas dan Non-Obesitas sebelum dan setelah Aktivitas Fisik

Variabel Obesitas Non-Obesitas P

TDS (mmHg)

-sebelum; mean±sd -setelah; mean±sd -peningkatan; mean±sd

124,62 ± 5,18 122,31 ± 4,38 0,233 143,85 ± 5,06 138,46 ± 5,54 0,016 19,23 ± 4,93 16,15 ± 6,50 0,188 TDD (mmHg)

-sebelum; mean±sd -setelah; mean±sd -peningkatan; mean±sd

82,31 ± 4,38 79,23 ± 2,77 0,043 102,31 ± 7,25 92,31 ± 4,38 0,000 20,00 ± 5,77 13,08 ± 4,80 0,003 Nadi (kali/menit)

-sebelum; mean±sd -setelah; mean±sd -peningkatan; mean±sd

90,00 ± 4,54 84,00 ± 3,26 0,001 124,00 ± 5,83 109,54 ± 3,47 0,000 34,00 ± 3,05 25,54 ± 2,18 0,000 *Bermakna jika P <0,05

Dari tabel 5.5. terlihat rerata TDS sebelum aktivitas antara kelompok perempuan obese dengan non-obese adalah 124,62 ± 5,18 mmHg dan 122,31 ± 4,38 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,233 maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDS kedua kelompok sebelum aktivitas. Kemudian dapat dilihat rerata TDS setelah aktivitas antara kelompok perempuan obese dengan non-obese adalah 143,85 ± 5,06 mmHg dan 138,46 ± 5,54 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,016 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDS kedua kelompok setelah aktivitas. Dan peningkatan TDS setelah aktivtas antara kelompok perempuan obese dengan non-bese adalah 19,23 ± 4,93 mmHg dan 16,15 ± 6,50 mmHg. Hasil uji statstik


(26)

didapatkan nilai p= 0,188 maka dapat disimpulkan tidak terdapat peningkatan bermakna antara rerata TDS kedua kelompok setelah aktivitas fisik.

Sedangkan untuk rerata TDD terlihat rerata TDD sebelum aktivitas antara kelompok perempuan obese dengan non-obese adalah 82,31 ± 4,38 mmHg 79,23 ± 2,77 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,043 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDD kedua kelompok sebelum aktivitas. Kemudian dapat dilihat rerata TDD setelah aktivitas antara kelompok perempuan obese dengan non-obese adalah 102,31 ± 7,25 mmHg dan 92,31 ± 4,38 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDD kedua kelompok setelah aktivitas. Dan peningkatan TDD setelah aktivtas antara kelompok perempuan obese dengan non-bese adalah 20,00 ± 5,77 mmHg dan 13,08 ± 4,80 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,003 maka dapat disimpulkan terdapat peningkatan bermakna antara rerata TDD kedua kelompok setelah aktivitas fisik.

Dan untuk rerata Nadi terlihat rerata nadi sebelum aktivitas antara kelompok perempuan obese dengan non-obese adalah 90,00 ± 4,54 kali/menit dan 84,00 ± 3,26 kali/menit. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,001 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata nadi kedua kelompok sebelum aktivitas. Kemudian dapat dilihat rerata nadi setelah aktivitas antara kelompok perempuan obese dengan non-obese adalah 124,00 ± 5,83 kali/menit dan 109,54 ± 3,47 kali/menit. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata nadi kedua kelompok setelah aktivitas. Dan peningkatan nadi setelah aktivtas antara kelompok perempuan obese dengan non-bese adalah 34,00 ± 3,05 kali/menit dan 22,00 ± 4,24 kali/menit. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat peningkatan bermakna antara rerata nadi kedua kelompok setelah aktivitas fisik.


(27)

Tabel 5.6. Perbandingan Tekanan Darah dan Nadi antara Laki-laki dan Perempuan kelompok Obesitas sebelum dan setelah melakukan Aktivitas Fisik

Variabel Laki-laki Perempuan P

TDS (mmHg)

-sebelum; mean±sd -setelah; mean±sd -peningkatan; mean±sd

123,08 ± 11,82 124,62 ± 5,18 0,673 140,77 ± 10,37 143,85 ± 5,06 0,350 17,69 ± 4,38 19,23 ± 4,93 0,409 TDD (mmHg)

-sebelum; mean±sd -setelah; mean±sd -peningkatan; mean±sd

76,92 ± 4,80 82,31 ± 4,38 0,006 91,54 ± 9,87 102,31 ± 7,25 0,004 14,62 ± 11,26 20,00 ± 5,77 0,138 Nadi (kali/menit)

-sebelum; mean±sd -setelah; mean±sd -peningkatan; mean±sd

88,00 ± 8,52 90,00 ± 4,54 0,463 118 ± 11,97 124 ± 5,83 0,122 30,00 ± 7,83 34,00 ± 3,05 0,099 *Bermakna jika P <0,05

Dari tabel 5.6. terlihat rerata TDS sebelum aktivitas antara laki-laki dan perempuan kelompok obesitas adalah 123,08 ± 11,82 mmHg dan 124,62 ± 5,18 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,673 maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDS laki-laki dan perempuan kelompok obesitas sebelum aktivitas. Kemudian dapat dilihat rerata TDS setelah aktivitas antara laki-laki dan perempuan kelompok obesitas adalah 140,77 ± 10,37 mmHg dan 143,85 ± 5,06 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,350 maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDS laki-laki dan perempuan kelompok obesitas setelah aktivitas. Dan peningkatan TDS setelah aktivtas antara laki-laki dan perempuan kelompok obesitas adalah 17,69 ± 4,38 mmHg dan 19,23 ± 4,93 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,409 maka dapat disimpulkan tidak terdapat peningkatan bermakna antara rerata TDS laki-laki dan perempuan kelompok obesitas setelah aktivitas fisik.


(28)

Sedangkan untuk rerata TDD terlihat rerata TDD sebelum aktivitas antara laki-laki dan perempuan kelompok obesitas adalah 76,92 ± 4,80 mmHg dan 82,31 ± 4,38 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,006 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDD laki-laki dan perempuan kelompok obesitas sebelum aktivitas. Kemudian dapat dilihat rerata TDD setelah aktivitas antara laki-laki dan perempuan kelompok obesitas adalah 91,54 ± 9,87 mmHg dan 102,31 ± 7,25 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,004 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDD laki-laki dan perempuan kelompok obesitas setelah aktivitas. Dan peningkatan TDD setelah aktivtas antara laki-laki dan perempuan kelompok obesitas adalah 14,62 ± 11,26 mmHg dan 20,00 ± 5,77 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,138 maka dapat disimpulkan tidak terdapat peningkatan bermakna antara rerata TDD laki-laki dan perempuan kelompok obesitas setelah aktivitas fisik.

Dan untuk rerata Nadi terlihat rerata nadi sebelum aktivitas antara laki-laki dan perempuan kelompok obesitas adalah 88,00 ± 8,52 kali/menit dan 90,00 ± 4,54 kali/menit. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,463 maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara rerata nadi laki-laki dan perempuan kelompok obesitas sebelum aktivitas. Kemudian dapat dilihat rerata nadi setelah aktivitas antara laki-laki dan perempuan kelompok obesitas adalah 118 ± 11,97 kali/menit dan 124 ± 5,83 kali/menit. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,122 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata nadi laki-laki dan perempuan kelompok obesitas setelah aktivitas. Dan peningkatan nadi setelah aktivtas antara laki-laki dan perempuan kelompok obesitas adalah 30,00 ± 7,83 kali/menit dan 34,00 ± 3,05 kali/menit. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,099 maka dapat disimpulkan tidak terdapat peningkatan bermakna antara rerata nadi laki-laki dan perempuan kelompok obesitas setelah aktivitas fisik.


(29)

Tabel 5.7. Perbandingan Tekanan Darah dan Nadi antara Laki-laki dan Perempuan kelompok Non-Obesitas sebelum dan setelah melakukan Aktivitas Fisik

Variabel Laki-laki Perempuan P

TDS (mmHg)

-sebelum; mean±sd -setelah; mean±sd -peningkatan; mean±sd

119,23 ± 7,59 122,31 ± 4,38 0,221 131,54 ± 8,98 138,46 ± 5,54 0,028 12,31 ± 5,99 16,15 ± 6,50 0,130 TDD (mmHg)

-sebelum; mean±sd -setelah; mean±sd -peningkatan; mean±sd

75,38 ± 8,77 79,23 ± 2,77 0,145 84,62 ± 6,60 92,31 ± 4,38 0,002 9,23 ± 4,93 13,08 ± 4,80 0,055 Nadi (kali/menit)

-sebelum; mean±sd -setelah; mean±sd -peningkatan; mean±sd

82,31 ± 8,82 84,00 ± 3,26 0,523 104,31 ± 7,91 109,54 ± 3,47 0,039 22,00 ± 4,24 25,54 ± 2,18 0,016 *Bermakna jika P <0,05

Dari tabel 5.7. terlihat rerata TDS sebelum aktivitas antara laki-laki dan perempuan kelompok non-obesitas adalah 119,23 ± 7,59 mmHg dan 122,31 ± 4,38 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,221 maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDS laki-laki dan perempuan kelompok non-obesitas sebelum aktivitas. Kemudian dapat dilihat rerata TDS setelah aktivitas antara laki-laki dan perempuan kelompok non-obesitas adalah 131,54 ± 8,98 mmHg dan 138,46 ± 5,54 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,028 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDS laki-laki dan perempuan kelompok non-obesitas setelah aktivitas. Dan peningkatan TDS setelah aktivtas antara laki-laki dan perempuan kelompok non-obesitas adalah 12,31 ± 5,99 mmHg dan 16,15 ± 6,50 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,130 maka dapat disimpulkan tidak terdapat peningkatan bermakna antara rerata TDS laki-laki dan perempuan kelompok non-obesitas setelah aktivitas fisik.


(30)

Sedangkan untuk rerata TDD terlihat rerata TDD sebelum aktivitas antara laki-laki dan perempuan kelompok non-obesitas adalah 75,38 ± 8,77 mmHg dan 79,23 ± 2,77 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,145 maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDD laki-laki dan perempuan kelompok non-besitas sebelum aktivitas. Kemudian dapat dilihat rerata TDD setelah aktivitas antara laki-laki dan perempuan kelompok non-obesitas adalah 84,62 ± 6,60 mmHg dan 92,31 ± 4,38 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,002 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDD laki-laki dan perempuan kelompok non-obesitas setelah aktivitas. Dan peningkatan TDD setelah aktivtas antara laki-laki dan perempuan kelompok non-obesitas adalah 9,23 ± 4,93 mmHg dan 13,08 ± 4,80 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,055 maka dapat disimpulkan tidak terdapat peningkatan bermakna antara rerata TDD laki-laki dan perempuan kelompok non-obesitas setelah aktivitas fisik.

Dan untuk rerata nadi terlihat rerata nadi sebelum aktivitas antara laki-laki dan perempuan kelompok non-obesitas adalah 82,31 ± 8,82 kali/menit dan 84,00 ± 3,26 kali/menit. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,523 maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara rerata nadi laki-laki dan perempuan kelompok non-obesitas sebelum aktivitas. Kemudian dapat dilihat rerata nadi setelah aktivitas antara laki-laki dan perempuan kelompok non-obesitas adalah 104,31 ± 7,91 kali/menit dan 109,54 ± 3,47 kali/menit. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,039 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata nadi laki-laki dan perempuan kelompok non-obesitas setelah aktivitas. Dan peningkatan nadi setelah aktivtas antara laki-laki dan perempuan kelompok non-obesitas adalah 22,00 ± 4,24 kali/menit dan 25,54 ± 2,18 kali/menit. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,016 maka dapat disimpulkan terdapat peningkatan bermakna antara rerata nadi laki-laki dan perempuan kelompok non-obesitas setelah aktivitas fisik.


(31)

5.1.4. Perbandingan Tekanan Darah dan Nadi Sebelum dan Setelah Aktivitas Fisik pada Kelompok Obesitas dan Non-Obesitas

Sedangkan perbandingan tekanan darah sistol, diastol, dan nadi antara sebelum dan setelah aktivitas fisik pada kelompok obesitas dan non-obesitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Sebelum Setelah Sebelum Setelah

150 150 150 150

140 140 140 140

130 130 130 130

120 120 120 120

110 110 110 110

100 100 100 100

Mean ± sd 123,85 ± 8,97

Mean ± sd 142,31 ± 8,15

Mean ± sd 120,77 ± 6,27

Mean ± sd 135 ± 8,12

Obesitas Non-Obesitas

Gambar 5.1. Perbandingan Tekanan Darah Sistol sebelum dan setelah Aktivitas Fisik pada kelompok Obesitas dan Non-Obesitas

Dari gambar 5.1. terlihat rerata TDS kelompok obese sebelum dan setelah aktivitas fisik adalah 123,85 ± 8,97 mmHg dan 142,31 ± 8,15 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang bermakna antara rerata TDS kelompok obese sebelum dan setelah aktivitas. Kemudian dapat dilihat rerata TDS kelompok non-obese sebelum dan setelah aktivitas fisik adalah 120,77 ± 6,27 mmHg dan 135 ± 8,12 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDS kelompok non-obese sebelum dan setelah aktivitas fisik.


(32)

Sebelum Setelah Sebelum Setelah

110 110 110 110

100 100 100 100

90 90 90 90

80 80 80 80

70 70 70 70

60 60 60 60

Mean ± sd 79,62 ± 5,27

Mean ± sd 96,92 ± 10,10

Mean ± sd 77,31 ± 6,66

Mean ± sd 88,46 ± 6,74

Obesitas Non-Obesitas

Gambar 5.2. Perbandingan Tekanan Darah Diastol sebelum dan setelah Aktivitas Fisik pada kelompok Obesitas dan Non-Obesitas

Sedangkan dari gambar 5.2. terlihat rerata TDD kelompok obese sebelum dan setelah aktivitas fisik adalah 79,62 ± 5,27 mmHg dan 96,92 ± 10,10 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDD kelompok obese sebelum dan setelah aktivitas. Kemudian dapat dilihat rerata TDD kelompok non-obese sebelum dan setelah aktivitas fisik adalah 77,31 ± 6,66 mmHg dan 88,46 ± 6,74 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDD kelompok non-obese sebelum dan setelah aktivitas fisik.


(33)

Sebelum Setelah Sebelum Setelah

130 130 130 130

120 120 120 120

110 110 110 110

100 100 100 100

90 90 90 90

80 80 80 80

70 70 70 70

Mean ± sd 89 ± 6,77

Mean ± sd 121 ± 9,72

Mean ± sd 83,15 ± 6,57

Mean ± sd 106,92 ± 6,55

Obesitas Non-Obesitas

Gambar 5.3. Perbandingan Nadi sebelum dan setelah Aktivitas Fisik pada kelompok Obesitas dan Non-Obesitas

Dan dari gambar 5.3. terlihat rerata nadi kelompok obese sebelum dan setelah aktivitas fisik adalah 89 ± 6,77 kali/menit dan 121 ± 9,72 kali/menit. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata nadi kelompok obese sebelum dan setelah aktivitas fisik. Kemudian dapat dilihat rerata nadi kelompok non-obese sebelum dan setelah aktivitas fisik adalah 83,15 ± 6,57 kali/menit dan 106,92 ± 6,55 kali/menit. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata nadi kelompok non-obese sebelum dan setelah aktivitas fisik.


(34)

Sebelum Setelah Sebelum Setelah

150 150 150 150

140 140 140 140

130 130 130 130

120 120 120 120

110 110 110 110

100 100 100 100

Mean ± sd 123,08 ± 11,82

Mean ± sd 140,77 ± 10,37

Mean ± sd 119,23 ± 7,59

Mean ± sd 131,54 ± 8,98

Obesitas Non-Obesitas

Gambar 5.4. Perbandingan Tekanan Darah Sistol sebelum dan setelah Aktivitas Fisik pada kelompok Laki-Laki Obesitas dan Non-Obesitas

Dari gambar 5.4. terlihat rerata TDS kelompok laki-laki obese sebelum dan setelah aktivitas fisik adalah 123,08 ± 11,82 mmHg dan 140,77 ± 10,37 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang bermakna antara rerata TDS kelompok laki-laki obese sebelum dan setelah aktivitas. Kemudian dapat dilihat rerata TDS kelompok laki-laki non-obese sebelum dan setelah aktivitas fisik adalah 119,23 ± 7,59 mmHg dan 131,54 ± 8,98 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDS kelompok laki-laki non-obese sebelum dan setelah aktivitas fisik.


(35)

Sebelum Setelah Sebelum Setelah

110 110 110 110

100 100 100 100

90 90 90 90

80 80 80 80

70 70 70 70

60 60 60 60

Mean ± sd 76,92 ± 4,80

Mean ± sd 91,54 ± 9,87

Mean ± sd 75,38 ± 8,77

Mean ± sd 84,62 ± 6,6

Obesitas Non-Obesitas

Gambar 5.5. Perbandingan Tekanan Darah Diastol sebelum dan setelah Aktivitas Fisik pada kelompok Laki-Laki Obesitas dan Non-Obesitas

Sedangkan dari gambar 5.5. terlihat rerata TDD kelompok laki-laki obese sebelum dan setelah aktivitas fisik adalah 76,92 ± 4,80 mmHg dan 91,54 ± 9,87 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,001 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDD kelompok laki-laki obese sebelum dan setelah aktivitas. Kemudian dapat dilihat rerata TDD kelompok laki-laki non-obese sebelum dan setelah aktivitas fisik adalah 75,38 ± 8,77 mmHg dan 84,62 ± 6,6 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDD kelompok laki-laki non-obese sebelum dan setelah aktivitas fisik.


(36)

Sebelum Setelah Sebelum Setelah

130 130 130 130

120 120 120 120

110 110 110 110

100 100 100 100

90 90 90 90

80 80 80 80

70 70 70 70

Mean ± sd 88,00 ± 8,52

Mean ± sd 118 ± 11,97

Mean ± sd 82,31 ± 8,82

Mean ± sd 104,31 ± 7,91

Obesitas Non-Obesitas

Gambar 5.6. Perbandingan Nadi sebelum dan setelah Aktivitas Fisik pada kelompok Laki-Laki Obesitas dan Non-Obesitas

Dan dari gambar 5.6. terlihat rerata nadi kelompok laki-laki obese sebelum dan setelah aktivitas fisik adalah 88,00 ± 8,52 kali/menit dan 118 ± 11,97 kali/menit. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata nadi kelompok laki-laki obese sebelum dan setelah aktivitas fisik. Kemudian dapat dilihat rerata nadi kelompok laki-laki non-obese sebelum dan setelah aktivitas fisik adalah 82,31 ± 8,82 kali/menit dan 104,31 ± 7,91 kali/menit. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata nadi kelompok laki-laki non-obese sebelum dan setelah aktivitas fisik.


(37)

Sebelum Setelah Sebelum Setelah

150 150 150 150

140 140 140 140

130 130 130 130

120 120 120 120

110 110 110 110

100 100 100 100

Mean ± sd 124,62 ± 5,18

Mean ± sd 143,85 ± 5,06

Mean ± sd 122,31 ± 4,38

Mean ± sd 138,46 ± 5,54

Obesitas Non-Obesitas

Gambar 5.7. Perbandingan Tekanan Darah Sistol sebelum dan setelah Aktivitas Fisik pada kelompok Perempuan Obesitas dan Non-Obesitas

Dari Gambar 5.7. terlihat rerata TDS kelompok perempuan obese sebelum dan setelah aktivitas fisik adalah 124,62 ± 5,18 mmHg dan 143,85 ± 5,06 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang bermakna antara rerata TDS kelompok perempuan obese sebelum dan setelah aktivitas. Kemudian dapat dilihat rerata TDS kelompok perempuan non-obese sebelum dan setelah aktivitas fisik adalah 122,31 ± 4,38 mmHg dan 138,46 ± 5,54 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDS kelompok perempuan non-obese sebelum dan setelah aktivitas fisik.


(38)

Sebelum Setelah Sebelum Setelah

110 110 110 110

100 100 100 100

90 90 90 90

80 80 80 80

70 70 70 70

60 60 60 60

Mean ± sd 82,31 ± 4,38

Mean ± sd 102,31 ± 7,25

Mean ± sd 79,23 ± 2,77

Mean ± sd 92,31 ± 4,38

Obesitas Non-Obesitas

Gambar 5.8. Perbandingan Tekanan Darah Diastol sebelum dan setelah Aktivitas Fisik pada kelompok Perempuan Obesitas dan Non-Obesitas

Sedangkan dari gambar 5.8. terlihat rerata TDD kelompok perempuan obese sebelum dan setelah aktivitas fisik adalah 82,31 ± 4,38 mmHg dan 102,31 ± 7,25 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDD kelompok perempuan obese sebelum dan setelah aktivitas. Kemudian dapat dilihat rerata TDD kelompok perempuan non-obese sebelum dan setelah aktivitas fisik adalah 79,23 ± 2,77 mmHg dan 92,31 ± 4,38 mmHg. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata TDD kelompok perempuan non-obese sebelum dan setelah aktivitas fisik.


(39)

Sebelum Setelah Sebelum Setelah

130 130 130 130

120 120 120 120

110 110 110 110

100 100 100 100

90 90 90 90

80 80 80 80

70 70 70 70

Mean ± sd 90 ± 4,54

Mean ± sd 124 ± 5,83

Mean ± sd 84 ± 3,26

Mean ± sd 109,54 ± 3,47

Obesitas Non-Obesitas

Gambar 5.9. Perbandingan Nadi sebelum dan setelah Aktivitas Fisik pada kelompok Perempuan Obesitas dan Non-Obesitas

Dan dari gambar 5.9. terlihat rerata nadi kelompok perempuan obese sebelum dan setelah aktivitas fisik adalah 90 ± 4,54 kali/menit dan 124 ± 5,83 kali/menit. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata nadi kelompok perempuan obese sebelum dan setelah aktivitas fisik. Kemudian dapat dilihat rerata nadi kelompok perempuan non-obese sebelum dan setelah aktivitas fisik adalah 84 ± 3,26 kali/menit dan 109,54 ± 3,47 kali/menit. Hasil uji statstik didapatkan nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata nadi kelompok perempuan non-obese sebelum dan setelah aktivitas fisik.


(40)

5.1.5. Perubahan Tekanan Darah dan Nadi Sebelum dan Setelah Aktivitas Fisik pada Kelompok Obesitas dan Non-Obesitas berdasarkan Kebiasaan Aktivitas Fisik

Kemudian dari hasil analisa data juga dapat dilihat bagaimana hubungan antara kebiasaan aktivitas fisik terhadap perubahan TDS, TDD, dan nadi setelah aktivitas fisik pada kelompok obesitas dan non-obesitas sebagai berikut:

Dari gambar 5.10. terlihat rerata TDS pretest tertinggi terdapat pada orang yang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang jarang yaitu 127,86 ± 6,99 mmHg pada kelompok obese dan 125 ± 7,07 mmHg pada kelompok non-obese. Sedangkan rerata TDS pretest terendah terdapat pada orang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang sering yaitu 105 ± 7,07 pada kelompok obese dan 115,71 ± 5,34 mmHg pada kelompok non-obese. Dan untuk rerata TDS pretest pada orang dengan kebiasaan aktivitas yang kadang-kadang adalah 122 ± 6,32 mmHg pada kelompok obese dan 122,35 ± 5,62 mmHg pada kelompok non-obese.

Gambar 5.10. Perubahan Tekanan Darah Sistol sebelum Aktivitas Fisik pada kelompok Obesitas dan Non-Obesitas berdasarkan Kebiasaan Aktivitas Fisik


(41)

Dari gambar 5.11. terlihat rerata TDS posttest tertinggi terdapat pada orang yang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang jarang yaitu 145,71 ± 5,13 mmHg pada kelompok obese dan hanya 135 ± 7,07 mmHg pada kelompok non-obese. Sedangkan rerata TDS posttest terendah terdapat pada orang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang sering yaitu 125 ± 7,07 mmHg pada kelompok obese dan 128,57 ± 8,99 mmHg pada kelompok non-obese. Dan untuk rerata TDS posttest pada orang dengan kebiasaan aktivitas yang kadang-kadang adalah 141 ± 7,37 mmHg pada kelompok obese dan 137,65 ± 6,64 mmHg pada kelompok non-obese.

Gambar 5.11. Perubahan Tekanan Darah Sistol setelah Aktivitas Fisik pada kelompok Obesitas dan Non-Obesitas berdasarkan Kebiasaan Aktivitas Fisik

Gambar 5.12. Peningkatan Tekanan Darah Sistol setelah Aktivitas Fisik pada kelompok Obesitas dan Non-Obesitas berdasarkan Kebiasaan Aktivitas Fisik


(42)

Dari gambar 5.12. terlihat rerata peningkatan TDS tertinggi terdapat pada orang yang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang sering yaitu 20 ± 0,00 mmHg pada kelompok obese dan hanya 12,86 ± 7,55 mmHg pada kelompok non-obese. Sedangkan rerata peningkatan TDS terendah terdapat pada orang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang jarang yaitu 17,86 ± 5,78 pada kelompok obese dan 10 ± 0,000 mmHg pada kelompok non-obese. Dan untuk rerata peningkatan TDS pada orang dengan kebiasaan aktivitas yang kadang-kadang adalah 19 ± 3,16 mmHg pada kelompok obese dan 15,29 ± 6,24 mmHg pada kelompok non-obese.

Dari gambar 5.13. terlihat rerata TDD pretest tertinggi terdapat pada orang yang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang kadang-kadang yaitu 80 ± 6,66 mmHg pada kelompok obese dan 79,41 ± 5,55 mmHg pada kelompok non-obese. Sedangkan rerata TDD terendah terdapat pada orang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang sering yaitu 75 ± 7,07 mmHg pada kelompok obese dan 72,86 ± 7,55 mmHg pada kelompok non-obese. Dan untuk rerata TDD pretest pada orang dengan kebiasaan aktivitas yang jarang adalah 80 ± 3,92 mmHg pada kelompok obese dan 75 ± 7,07 mmHg pada kelompok non-obese.

Gambar 5.13. Perubahan Tekanan Darah Diastol sebelum Aktivitas Fisik pada kelompok Obesitas dan Non-Obesitas berdasarkan Kebiasaan Aktivitas Fisik


(43)

Dari gambar 5.14. terlihat rerata TDD posttest tertinggi terdapat pada orang yang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang kadang-kadang yaitu 98 ± 10,32 mmHg pada kelompok obese dan 90 ± 6,12 mmHg pada kelompok non-obese. Sedangkan rerata TDD posttest terendah terdapat pada orang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang sering yaitu 90 ± 0,000 mmHg pada kelompok obese dan 84,29 ± 5,34 mmHg pada kelompok non-obese. Dan untuk rerata TDD posttest pada orang dengan kebiasaan aktivitas yang jarang adalah 97,14 ± 10,69 mmHg pada kelompok obese dan 90 ± 14,14 mmHg pada kelompok non-obese.

Gambar 5.14. Perubahan Tekanan Darah Diastol setelah Aktivitas Fisik pada kelompok Obesitas dan Non-Obesitas berdasarkan Kebiasaan Aktivitas Fisik

Gambar 5.15. Peningkatan Tekanan Darah Diastol setelah Aktivitas Fisik pada kelompok Obesitas dan Non-Obesitas berdasarkan Kebiasaan Aktivitas Fisik


(44)

Dari gambar 5.15. terlihat rerata peningkatan TDD tertinggi terdapat pada orang yang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang kadang-kadang yaitu 18 ± 7,88 mmHg pada kelompok obese dan hanya 10,59 ± 4,28 mmHg pada kelompok non-obese. Sedangkan rerata peningkatan TDD terendah terdapat pada orang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang sering yaitu 15 ± 7,07 pada kelompok obese dan 11,43 ± 6,90 mmHg pada kelompok non-obese. Dan untuk rerata peningkatan TDD pada orang dengan kebiasaan aktivitas yang jarang adalah 17,14 ± 10,69 mmHg pada kelompok obese dan 15 ± 7,07 mmHg pada kelompok non-obese.

Dari gambar 5.16. terlihat rerata nadi pretest tertinggi terdapat pada orang yang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang jarang yaitu 91,86 ± 6,63 kali/menit pada kelompok obese dan 94 ± 14,14 kali/menit pada kelompok non-obese. Sedangkan rerata nadi terendah terdapat pada orang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang sering yaitu 86 ± 2,82 kali/menit pada kelompok obese dan 76,57 ± 4,11 kali/menit pada kelompok non-obese. Dan untuk rerata nadi pretest pada orang dengan kebiasaan aktivitas yang kadang-kadang adalah 85,60 ± 5,94 kali/menit pada kelompok obese dan 84,59 ± 3,58 kali/menit pada kelompok non-obese.

Gambar 5.16. Perubahan Nadi sebelum Aktivitas Fisik pada kelompok Obesitas dan Non-Obesitas berdasarkan Kebiasaan Aktivitas Fisik


(45)

Dari gambar 5.17. terlihat rerata nadi posttest tertinggi terdapat pada orang yang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang jarang yaitu 125 ± 10,86 kali/menit pada kelompok obese dan 117 ± 9,89 kali/menit pada kelompok non-obese. Sedangkan rerata nadi posttest terendah terdapat pada orang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang sering yaitu 112 ± 2,82 kali/menit pada kelompok obese dan 100,86 ± 4,74 kali/menit pada kelompok non-obese. Dan untuk rerata nadi posttest pada orang dengan kebiasaan aktivitas yang kadang-kadang adalah 117,20 ± 5,67 kali/menit pada kelompok obese dan 108,24 ± 4,68 kali/menit pada kelompok non-obese.

Gambar 5.17. Perubahan Nadi setelah Aktivitas Fisik pada kelompok Obesitas dan Non-Obesitas berdasarkan Kebiasaan Aktivitas Fisik

Gambar 5.18. Peningkatan Nadi setelah Aktivitas Fisik pada kelompok Obesitas dan Non-Obesitas berdasarkan Kebiasaan Aktivitas


(46)

Dari gambar 5.18. terlihat rerata peningkatan nadi tertinggi pada kelompok obese terdapat pada orang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang jarang yaitu 33,14 ± 6,82 kali/menit dan terendah pada orang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang sering hanya 26 ± 0,000 kali/menit pada kelompok non-obese.Dan untuk rerata peningkatan nadi pada kelompok obese dengan orang yang kebiasaan aktivitas fisiknya kadang-kadang adalah 31,60 ± 5,32 kali/menit. Sedangkan rerata peningkatan nadi tertinggi pada kelompok non-obese terdapat pada orang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang sering yaitu 24,29 ± 2,69 kali/menit dan terendah pada orang dengan kebiasaan aktivitas fisik yang jarang hanya 23 ± 4,24 kali/menit pada kelompok non-obese. Dan untuk rerata peningkatan nadi pada kelompok non-obese dengan orang yang kebiasaan aktivitas fisiknya kadang-kadang adalah 23,65 ± 4,25 kali/menit.


(47)

5.2. Pembahasan

5.2.1. Perubahan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada Penderita Obesitas dan Non-Obesitas

Hasil analisis data didapatkan rerata peningkatan TDS, TDD, dan nadi pada kelompok obesitas lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok non-obesitas baik pada laki-laki maupun pada perempuan. Tetapi peningkatan TDS, TDD, dan nadi lebih tinggi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki baik pada kelompok obesitas maupun pada kelompok non-obesitas.

Hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang menyatakan peningkatan TDS,TDD, dan nadi setelah melakukan aktivitas fisik sesaat pada kelompok obesitas lebih tinggi daripada kelompok non-obesitas. Dan peningkatan TDS, TDD, dan nadi pada perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa aktivitas fisik sesaat akan meningkatkan tekanan darah pada penderita obesitas (Kozier,2009). Dan juga sesuai dengan pernyataan Oparil pada Journal of Clinical Hypertension bahwa perubahan hormonal yang sering terjadi pada wanita menyebabkan wanita lebih cenderung memiliki tekanan darah lebih tinggi.

Aktivitas fisik sesaat akan menyebabkan peningkatan aktivitas saraf simpatis. Saraf simpatis bekerja meningkatkan rangsangan atau memacu organ-organ tubuh, memacu meningkatkan denyut jantung dan pernafasan, serta menimbulkan penyempitan pembuluh darah perifer dan pembesaran pembuluh darah pusat, menurunkan temperatur dan daya tahan kulit serta akan menghambat proses digestif dan seksual. Hal ini dapat dihubungkan dengan teori yang menyebutkan bahwa tekanan darah pada orang obesitas akan lebih tinggi akibat efek langsung obesitas terhadap hemodinamik meliputi peningkatan volume darah, peningkatan curah jantung, peningkatan isi sekuncup (stroke volume), dan juga adanya mekanisme yang menghubungkan obesitas dengan peningkatan resistensi perifer seperti disfungsi endotel, resistensi insulin, aktivitas saraf simpatis, adanya subtansi yang dikeluarkan oleh adiposa seperti Interleukin-6 (IL-6) dan TNF-α (Poirir, 2006). Sehingga tekanan


(48)

darah pada penderita obesitas akan lebih meningkat daripada non-obesitas setelah melakukan aktivitas fisik seaat.


(49)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Pada penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa aktivitas fisik sesaat menyebabkan peningkatan rerata TDS, TDD, dan nadi pada kelompok obesitas lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok non-obesitas baik pada laki-laki maupun pada perempuan. Dan peningkatan rerata TDS, TDD, dan nadi lebih tinggi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki baik pada kelompok obesitas maupun pada kelompok non-obesitas.

6.2. Saran

Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini. Adapun saran tersebut yaitu :

1. Saran kepada mahasiswa untuk lebih mengatur pola hidup sehat dengan berolahraga dan menjaga berat badan ideal dalam mencegah terjadinya obesitas yang dapat meningkatkan kejadian penyakit kardiovaskuler seperti hipertensi..

2. Saran kepada peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitian mengenai kasus perubahan tekanan darah pada obesitas lebih lanjut lagi dengan sampel yang lebih bervariasi atau di tempat penelitian yang lain


(50)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tekanan Darah

2.1.1. Definisi Tekanan Darah

Tekanan darah merupakan hasil perkalian curah jantung dan tahanan vaskuler perifer. Peningkatan curah jantung dan atau resistensi vaskuler perifer menyebabkan peningkatan tekanan darah. Jika curah jantung meningkat sementara resistensi vaskuler perifer menurun dan sebaliknya, maka tekanan darah tidak akan meninggi (Nelson, 2007).

Tekanan sisitolik adalah tekanan pada pembuluh darah yang lebih besar ketika jantung berkontraksi. Tekanan sistolik menyatakan puncak tekanan yang dicapai selama jantung menguncup atau tekanan yang terjadi bila otot jantung berdenyut memompa untuk mendorong darah keluar melalui arteri. Dimana tekanan ini berkisar antara 95-140mmHg (Beevers,2002).

Tekanan diastolik adalah tekanan yang terjadi ketika jantung rileks di antara tiap denyutan. Tekanan diastolik menyatakan tekanan terendah selama jantung mengembang. Dimana tekanan ini berkisar antara 60-95 mmHg (Beevers,2002).

2.1.2. Klasifikasi Tekanan Darah

Dari laporan Seventh Report of the Joint National Commitee on

Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun 2003, tekanan darah di kategorikan:

a. Tekanan darah normal (normotensi jika tekanan sistolik ≤ 120 mmHg dan tekanan diastolik ≤ 80 mmHg)

b. pra-hipertensi (jika tekanan sistolik 120-139 mmHg atau tekanan diastolik 80-89 mmHg)

c. tahap hipertensi 1 (hipertensi ringan jika tekanan sistolik 140-159 mmHg atau tekanan diastolik 90-99 mmHg)


(51)

d. tahap hipertensi 2 (jika tekanansistolik ≥ 160 mmHg atau tekanan diastolik ≥ 100 mmHg)

Tekanan darah dapat terlalu tinggi (hipertensi jika di atas 140/90 mmHg) atau terlalu rendah (hipotensi jika di bawah 100/60 mmHg). Hipotensi berat berkepanjangan yang menyebabkan penyaluran darah ke seluruh jaringan tidak adekuat dikenal sebagai syok sirkulasi (Sherwood, 2011).

2.1.3. Resistensi aliran darah

Resistensi merupakan hambatan aliran darah dalam pembuluh, tetapi tidak dapat diukur secara langsung dengan cara apapun. Sebaliknya resistensi harus dihitung dari pengukuran aliran darah dan perbedaan tekanan darah antara dua titik di dalam pembuluh. Bila perbedaan tekanan antara dua titik adalah 1 ml/detik, resistensinya dikatakan sebesar 1 satuan resistensi perifer, biasanya disingkat PRU (peripheral resistance unit)(Guyton and Hall,2007).

Satuan fisik dasar yang disebut satuan CGS (sentimeter, gram, detik) dipakai untuk menyatakan resistensi. Satuan ini adalah dyne detik/sentimeter5. Resistensi dalam satuan ini dapat dihitung dengan rumus berikut (Guyton and Hall, 2007) :

det

/

1333

ml

mmHg

R

Keterangan :

R : resistensi aliran darah dalam dyne detik/cm5 mmHg : menyatakan tekanan darah


(52)

2.1.4. Tekanan arteri rerata (Mean Arterial Pressure)

Tekanan arteri rerata adalah gaya pendorong utama yang mengalirkan darah ke jaringan. Tekanan ini dipantau dan diatur di tubuh, bukan tekanan sistolik atau diastolik arteri atau tekanan nadi dan juga bukan tekanan di bagian lain pohon vascular (Sherwood, 2011).

Tekanan ini harus diatur secara ketat karena dua alasan. Pertama, tekanan ini harus cukup tinggi untuk menjamin tekanan pendorong yang optimal, tanpa tekanan ini, otak dan jaringan lainnya tidak akan menerima aliran yang memadai. Kedua, tekanan harus tidak terlalu tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah serta kemungkinan pecahnya pembuluh darah halus. Oleh karena itu, peningkatan atau penurunan tekanan ini akan berpengaruh kepada homeostatis tubuh (Sherwood, 2011).

Tekanan arteri rerata sedikit kurang daripada nilai-nilai tengah antara tekanan sistole dan diastole. Besar nilai pada orang dewasa sekitar 90 mmHg yang sedikit lebih kecil dari rata-rata tekanan sistole dan diastole. Tekanan arteri rerata dapat ditentukan dengan rumus berikut (Sherwood, 2011):

Tekanan arteri rerata (mmHg) = tekanan diastole (mmHg) + 1/3 tekanan nadi.

2.1.5. Faktor yang mempengaruhi tekanan darah

Menurut Kozier (2009), ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi tekanan darah, diantaranya adalah:

1. Umur

Bayi yang baru lahir memiliki tekanan sistolik rata-rata 73 mmHg. Tekanan sistolik dan diastolik meningkat secara bertahap sesuai usia hingga dewasa. Pada orang lanjut usia, arterinya lebih keras dan kurang fleksibel terhadap darah. Hal ini mengakibatkan peningkatan tekanan sistolik. Tekanan diastolik juga meningkat karena dinding pembuluh darah tidak lagi retraksi secara fleksibel pada penurunan tekanan darah.


(53)

2. Jenis Kelamin

Berdasarkan Journal of Clinical Hypertension, Oparil menyatakan bahwa perubahan hormonal yang sering terjadi pada wanita menyebabkan wanita lebih cenderung memiliki tekanan darah tinggi. Hal ini juga menyebabkan risiko wanita untuk terkena penyakit jantung menjadi lebih tinggi.

3. Olahraga

Aktivitas fisik meningkatkan tekanan darah. 4. Obat-obatan

Banyak obat-obatan yang dapat meningkatkan atau menurunkan tekanan darah.

5. Ras

Pria Amerika Afrika berusia di atas 35 tahun memiliki tekanan darah yang lebih tinggi daripada pria Amerika Eropa dengan usia yang sama. 6. Obesitas

Obesitas, baik pada masa anak-anak maupun dewasa merupakan faktor predisposisi hipertensi.

2.1.6. Metode pengukuran tekanan darah

Tekanan darah tiap orang sangat bervariasi. Tekanan darah akan dapat meningkat jika seseorang merasa cemas atau stres. Jadi cobalah untuk serileks mungkin ketika dilakukan pengukuran (Smeltzer and Bare, 2001).

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Pada metode langsung, pengukuran dilakukan dengan menggunakan kateter arteri yang dimasukkan ke dalam arteri dan dihubungkan ke manometer. Walaupun hasilnya sangat tepat, tetapi metode pengukuran ini sangat berbahaya. Sedangkan pengukuran tidak langsung dapat dilakukan dengan menggunakan alat sphygmomanometer dan stetoscope (Smeltzer and Bare, 2001).

Adapun cara pengukuran tidak langsung dimulai dengan membalutkan manset sphygmomanometer dengan kencang pada lengan atas. Tekanan dalam manset dinaikkan dengan cara memompanya, tekanan dinaikkan sampai denyut


(54)

arteri radialis atau brachialis menghilang. Hilangnya denyutan menunjukkan bahwa tekanan sistolik darah telah dilampaui dan arteri brakialis telah tertutup. Manset dikembangkan lagi sebesar 20 sampai 30 mmHg diatas titik hilangnya denyutan arteri radialis. Kemudian manset dikempiskan perlahan, dan dilakukan pembacaan secara auskultasi maupun palpasi. Dengan palpasi kita hanya dapat mengukur tekanan sistolik. Sedangkan dengan auskultasi kita dapat mengukur tekanan sistolik dan diastolik dengan lebih akurat dengan menggunakan stetoscope (Smeltzer and Bare, 2001).

Auskultasi dengan stetoscope dilakukan dengan meletakkan diafragma stetoscope pada daerah arteri brakialis, tepat dibawah lipatan siku (rongga antekubital). Saaat tekanan manset diturunkan perlahan, pemeriksa mendengarkan bunyi detak pertama yang menunjukkan tekanan darah sistolik. Bunyi tersebut dikenal dengan bunyi Korotkoff yang terjadi bersamaan dengan detak jantung, dan akan terus terdengar sampai tekanan dalam manset turun di bawah tekanan diastolik dan bunyi akan menghilang (Smeltzer and Bare, 2001).

2.2. Obesitas

2.2.1. Definisi Obesitas

Obesitas dapat diartikan sebagai kelebihan lemak tubuh. Penanda kandungan lemak tubuh yang digunakan adalah indeks massa tubuh (BMI). Obesitas biasanya dinyatakan dengan adanya 25% lemak tubuh total atau lebih pada pria dan sebanyak 35% atau lebih pada wanita (Guyton and Hall, 2007).

2.2.2. Faktor Genetik Sebagai Penyebab Obesitas

Obesitas jelas menurun dalam keluarga. Namun peran genetik yang pasti untuk menimbulkan obesitas masih sulit ditentukan, karena anggota keluarga umumnya memiliki kebiasaan makan dan pola aktivitas fisik yang sama. Akan tetapi, bukti terkini menunjukkan bahwa 20% sampai 25% kasus obesitas dapat disebabkan faktor genetik (Guyton and Hall, 2007).


(55)

Gen dapat berperan dalam obesitas dengan menyebabkan kelainan satu atau lebih jaras yang mengatur pusat makan, pengeluaran energi, dan penyimpanan lemak. Ketiga penyebab monogenik (gen tunggal) dari obesitas adalah mutasi MCR-4, yaitu penyebab monogenik tersering untuk obesitas yang ditemukan sejauh ini; defisiensi leptin kongenital yang diakibatkan mutasi gen, yang sangat jarang dijumpai; dan mutasi reseptor leptin, yang juga jarang ditemui. Semua bentuk penyebab monogenik tersebut hanya terjadi pada sejumlah kecil persentase dari seluruh kasus obesitas. Banyak variasi gen sepertinya berinteraksi dengan faktor lingkungan untuk mempengaruhi jumlah dan distribusi lemak (Guyton and Hall, 2007).

2.2.3. Penurunan Aktivitas Fisik dan Pengaturan Makan yang Tidak Baik sebagai Penyebab Obesitas

Faktor penyebab obesitas sangat kompleks. Dari berbagai faktor tersebut gaya hidup tidak aktif dapat dikatakan sebagai penyebab utama obesitas. Aktivitas fisik dan latihan fisik yang teratur dapat meningkatkan massa otot dan mengurangi massa lemak, sebaliknya aktivitas fisik yang tidak adekuat dapat menyebabkan pengurangan massa otot dan peningkatan massa lemak. Oleh karena itu, peningkatan aktivitas fisik merupakan cara yang efektif untuk mengurangi simpanan lemak tubuh (Guyton and Hall, 2007).

Faktor lain yang juga sangat penting sebagai penyebab obesitas adalah perilaku makan yang tidak baik. Perilaku makan yang tidak baik ini diduga disebabkan oleh beberapa sebab, diantaranya adalah karena faktor lingkungan dan sosial. Hal ini terbukti dengan peningkatan prevalensi obesitas yang cepat dalam kurun waktu 20 sampai 30 tahun terakhir, sehingga memperkuat peran faktor lingkungan sebagai penyebab dari obesitas, karena perubahan genetik tidak dapat timbul secepat itu. Penyebab lain yang mengakibatkan perilaku makan yang tidak baik adalah karena faktor psikologis, dimana sering kali dijumpai berat badan orang meningkat selama atau setelah orang tersebut mengalami stress (Guyton and Hall, 2007).


(56)

2.2.4. Pengukuran Obesitas

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mendefinisikan obesitas, tetapi cara yang paling sering digunakan adalah IMT (indeks massa tubuh) atau BMI (body mass index) yang dapat dihitung dengan rumus:

)

(

)

(

2

m

TB

kg

BB

BMI

Ket: BB= berat badan dalam kilogram TB= tinggi badan dalam meter kuadrat

Tetapi BMI bukan merupakan suatu pengukuran langsung terhadap adipositas dan terutama pada individu dengan BMI yang tinggi akibat besarnya massa otot. Cara yang lebih baik mendefinisikan obesitas adalah dengan cara mengukur persentase lemak tubuh total yang mana dikatakan obese jika dengan adanya 25% lemak tubuh total atau lebih pada pria dan sebanyak 35% atau lebih pada wanita (Guyton and Hall, 2007).

Cara untuk mengukur persentase lemak tubuh total dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti pengukuran tebal lipatan kulit, impedansi bioelektrik, atau pengukuran berat badan di dalam air. Namun, metode-metode tersebut sangat jarang digunakan karena BMI merupakan cara termudah dan tersederhana sehingga sering digunakan untuk menilai obesitas (Guyton and Hall, 2007).

Tabel 2.1 Klasifikasi IMT yang diusulkan untuk penduduk Asia dewasa (IOTF, WHO 2000)

Kategori IMT (Kg/m2) Risk of Comorbidities

Underweight <18,5 Kg/m2 Rendah (tetapi resiko terhadap masalah-masalah klinis lain meningkat)

Normal At risk Obese 1 Obese 2

18,5 - 22,9 Kg/m2 23,0 – 24,9 Kg/m2 25,0 – 29,9 Kg/m2 > 30,0 Kg/m2

Rata-rata Normal tinggi Sedang Berbahaya


(57)

Tabel 2.2. Klasifikasi Obesitas berdasarkan BMI, Lingkar Pinggang, dan Risiko Penyakit (NIH, 1998)

BMI

(kg/m2) Obesity class

Disease risk (relative to normal weight

and waist circumference

Men ≤40 in (≤102 cm) >40 in (>102 cm) Women ≤35 in (≤88 cm) >35 in (>88 cm)

Underweight <18,5 Normal 18,5-24,9 Overweight 25-29,9

I II III Increased High Very high Extremely high High Very high Very high Extremely hihgh Obesity Extreme obesity 30-34,9 35-39,9 ≥40

2.3. Aktivitas Fisik

2.3.1. Definisi Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik didefinisikan sebagai setiap gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga / energi dan pembakaran energi (Depkes, 2011).

2.3.2. Klasifikasi Aktivitas Fisik

Menurut Statistik Kesehatan (2004) dalam Arvianti (2009), aktivitas fisik dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan yaitu aktivitas fisik ringan, sedang, berat. Aktivitas fisik ringan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan menggerakkan tubuh yang hanya memerlukan sedikit tenaga dan biasanya tidak menyebabkan perubahan dalam pernafasan atau ketahanan (endurance). Aktivitas fisik sedang adalah pergerakan tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga intens atau terus menerus dan menyebabkan nafas sedikit lebih cepat dari biasanya. Sedangkan aktivitas fisik berat adalah pergerakan tubuh yang


(58)

menyebabkan pengeluaran tenaga cukup banyak (pembakaran kalori) dan membutuhkan kekuatan (strength) sehingga nafas jauh lebih cepat dari biasanya.

Tabel 2.3. Klasifikasi Aktivitas Fisik (Statistik Kesehatan 2004) Klasifikasi Pengeluaran Energi Aktivitas Fisik Aktivitas Fisik

Ringan

Aktivitas Fisik Sedang

Aktivitas Fisik Berat

2,5 – 4,9 kcal/menit

5 – 7,4 kcal/menit

7,5 – 12 kcal/menit

Berjalan kaki, tenis meja, golf, membersihkan kamar, berbelanja, mencuci, nonton. Bersepeda, jalan cepat, menari, tennis, naik tangga. Berlari, basket, sepak bola, berenang, angkat beban, aerobik.

Sedangkan klasifikasi aktivitas fisik berdasarkan METs(Metabolic Equivalent) menurut Depkes 2011 adalah:

1. Vigorous : aktivitas vigorous (dengan METs > 6 dan membutuhkan penggunaan otot-otot besar secara ritmis) minimal 3 kali/minggu dengan waktu minimal 20 menit per sesi.

Contoh: Jogging 8,1 km/jam (8,0 METs), lari 11,3 km/jam (11,5 METs), basket-game (8,0 METs), sepak bola kompetisi (10,0 METs), tenis-tunggal (8,0 METs).

2. Adekuat : aktivitas fisik sedang (moderate-intensity physical activity) minimal 3 jam dan terbagi dalam minimal 5 sesi seminggu dengan intensitas aktivitas sedang (3-6 METs).

Contoh: jalan 4,8 km/jam (4,5 METs), badminton-santai (4,5 METs), bersepeda- lahan datar, dan pelan 16,1-19,3 km/jam (6,0 METs),

dansa-slow (3,0 METs), tenis double (5,9 METs).

3. Inadekuat : Aktivitas fisik ringan (low intensity physical activity): 0-3 METs.


(1)

vii

2.2.3. Penurunan Aktivitas Fisik dan Pengaturan Makan yang Tidak Baik Sebagai Penyebab Obesitas ... 2.2.4. Pengukuran Obesitas ... 2.3. Aktivitas Fisik ... 2.3.1. Definisi ... 2.3.2. Klasifikasi Aktivitas Fisik ... 2.3.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik ... 2.4. Hubungan Tekanan Darah dengan Obesitas ...

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 1

3.1. Kerangka Konsep ... 1

3.2. Identifikasi Variabel ... 1

3.3. Definisi Operasional ... 1

3.4. Hipotesis ... BAB 4 METODE PENELITIAN ... 21

4.1. Jenis Penelitian ... 4.2. Alur Penelitian ... 4.3. Waktu dan Tempat Penelitian ... 4.3.1. Waktu Penelitian ... 4.3.2. Tempat Penelitian ... 4.4. Populasi dan Sampel Penelitian ... 4.4.1. Populasi Penelitian ... 4.4.2. Sampel Penelitian ... 4.4.3. Besar Sampel ... 4.5. Kriteria Penelitian ... 4.5.1. Kriteria Inklusi ... 2

4.5.2. Kriteria Eksklusi ... 2

4.6. Instrumen Penelitian ... 4.7. Metode Pengumpulan Data ... 2 4.8. Pengolahan dan Analisi Data ...

9 10 11 11 11 13 13 16 16 17 17 17 18 18 19 20 20 20 20 20 20 20 21 21 21 21 21 21


(2)

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 5.1. Hasil Penelitian...

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 5.1.2. Deskripsi Karakteristik Sampel ... 5.1.3. Perubahan Tekanan Darah dan Nadi pada Penderita

Obesitas dan Non-Obesitas Sebelum dan Setelah Melakukan Aktivitas Fisik... 5.1.4. Perbandingan Tekanan Darah dan Nadi Sebelum dan

Setelah Aktivitas Fisik pada Kelompok Obesitas dan Non-Obesitas... 5.1.5. Perubahan Tekanan Darah dan Nadi Sebelum dan

Setelah Aktivitas Fisik pada Kelompok Obesitas dan Non-Obesitas berdasarkan Kebiasaan Aktivitas Fisik... 5.2. Pembahasan ... 5.2.1. Perubahan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada Penderita Obesitas dan Non-Obesitas...

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 6.1. Kesimpulan ... 6.2. Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ... 26 LAMPIRAN

23 23 23 23

25

35

44 51

51

53 53 53


(3)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Klasifikasi IMT yang diusulkan untuk penduduk Asia

dewasa………

Tabel 2.2. Klasifikasi Obesitas berdasarkan BMI, Lingkar Pinggang, dan

Risiko Penyakit ……….

Tabel 2.3. Klasifikasi Aktivitas Fisik ………...

Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Sampel berdasarkan Obesitas dan Non-Obesitas ………... Tabel 5.2. Karakteristik Sampel berdasaarkan Kebiasaan Aktivitas Fisik.. Tabel 5.3. Tekanan Darah dan Nadi kelompok Obesitas dan Non-Obesitas sebelum dan setelah Aktivitas Fisik... Tabel 5.4. Tekanan Darah dan Nadi Laki-laki kelompok Obesitas dan

Non-Obesitas sebelum dan setelah Aktivitas Fisik ………... Tabel 5.5. Tekanan Darah dan Nadi Perempuan kelompok Obesitas dan Non-Obesitas sebelum dan setelah Aktivitas Fisik ………... Tabel 5.6. Perbandingan Tekanan Darah dan Nadi antara Laki-laki dan Perempuan kelompok Obesitas sebelum dan setelah melakukan Aktivitas Fisik ……… Tabel 5.7. Perbandingan Tekanan Darah dan Nadi antara Laki-laki dan

Perempuan kelompok Non-Obesitas sebelum dan setelah melakukan Aktivitas Fisik ………

10

11 12

23 24

25

27

29

31


(4)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ...

Gambar 4.1. Kerangka Operasional Penelitian ... Gambar 4.2. Alur Penelitian ... Gambar 5.1. Perbandingan Tekanan Darah Sistol sebelum dan setelah

Aktivitas Fisik pada kelompok Obesitas dan

Non-Obesitas……….

Gambar 5.2. Perbandingan Tekanan Darah Diastol sebelum dan setelah Aktivitas Fisik pada kelompok Obesitas dan

Non-Obesitas……….

Gambar 5.3. Perbandingan Nadi sebelum dan setelah Aktivitas Fisik pada kelompok Obesitas dan Non-Obesitas……… Gambar 5.4. Perbandingan Tekanan Darah Sistol sebelum dan setelah

Aktivitas Fisik pada kelompok Laki-Laki Obesitas dan

Non-Obesitas………

Gambar 5.5. Perbandingan Tekanan Darah Diastol sebelum dan setelah Aktivitas Fisik pada kelompok Laki-Laki Obesitas dan

Non-Obesitas………

Gambar 5.6. Perbandingan Nadi sebelum dan setelah Aktivitas Fisik pada kelompok Laki-Laki Obesitas dan Non-Obesitas…... Gambar 5.7. Perbandingan Tekanan Darah Sistol sebelum dan setelah

Aktivitas Fisik pada kelompok Perempuan Obesitas dan

Non-Obesitas………

Gambar 5.8. Perbandingan Tekanan Darah Diastol sebelum dan setelah Aktivitas Fisik pada kelompok Perempuan Obesitas dan

16 18 19

35

36

37

38

39

40


(5)

xi

Gambar 5.10. Perubahan Tekanan Darah Sistol sebelum Aktivitas Fisik pada kelompok Obesitas dan Non-Obesitas berdasarkan Kebiasaan Aktivitas Fisik………..

Gambar 5.11. Perubahan Tekanan Darah Sistol setelah Aktivitas Fisik pada kelompok Obesitas dan Non-Obesitas berdasarkan Kebiasaan Aktivitas Fisik……… Gambar 5.12. Peningkatan Tekanan Darah Sistol setelah Aktivitas

Fisik pada kelompok Obesitas dan Non-Obesitas

berdasarkan Kebiasaan Aktivitas Fisik………

Gambar 5.13. Perubahan Tekanan Darah Diastol sebelum Aktivitas Fisik pada kelompok Obesitas dan Non-Obesitas

berdasarkan Kebiasaan Aktivitas Fisik………..

Gambar 5.14. Perubahan Tekanan Darah Diastol setelah Aktivitas Fisik pada kelompok Obesitas dan Non-Obesitas berdasarkan

Kebiasaan Aktivitas Fisik………...

Gambar 5.15. Peningkatan Tekanan Darah Diastol setelah Aktivitas Fisik pada kelompok Obesitas dan Non-Obesitas

berdasarkan Kebiasaan Aktivitas Fisik………...

Gambar 5.16. Perubahan Nadi sebelum Aktivitas Fisik pada kelompok Obesitas dan Non-Obesitas berdasarkan Kebiasaan

Aktivitas Fisik……….

Gambar 5.17. Perubahan Nadi setelah Aktivitas Fisik pada kelompok Obesitas dan Non-Obesitas berdasarkan Kebiasaan

Aktivitas Fisik……….

Gambar 5.18. Peningkatan Nadi setelah Aktivitas Fisik pada kelompok Obesitas dan Non-Obesitas berdasarkan Kebiasaan

Aktivitas………..

44

45

45

46

47

47

48

49


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4

Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7

Daftar Riwayat Hidup Lembar Penjelasan

Surat Pernyataan Persetujuan Mengikuti Penelitian / Informed Consent Lembar Format Penelitian Perubahan Tekanan Darah Antara Penderita Obesitas dan Non-Obesitas Sebelum dan Setelah Melakukan Aktivitas Fisik pada Mahasiswa FK USU Angkatan 2012

Data Penelitian

Surat Health Research Ethical Committee Surat Izin Penelitian