Remineralisasi merupakan proses dimana ion mineral kalsium dan fosfat kembali membentuk kristal hidroksiapatit pada enamel. Kunci utama dalam proses
remineralisasi adalah dengan mengembalikan pH rongga mulut ke tingkat yang lebih tinggi daripada pH kritis enamel gigi dan terdapat ion Ca
2+
dan PO
4 3-
yang cukup pada rongga mulut.
8,21,28
Remineralisasi dapat terjadi jika terdapat sebagian kristal yang terdemineralisasi sehingga kristal yang terdemineralisasi tersebut dapat kembali ke
ukuran semula ketika terekspos dengan cairan yang mengandung ion Ca
2+
dan PO
4 3-
. Ion kalsium dan fosfat akan menghambat proses penguraian hidroksiapatit dan
menyebabkan terjadinya rebuilding atau pembangunan kembali sebagian kristal hidroksiapatit yang larut. Mikroporositas yang disebakan oleh karena minuman asam
mengakibatkan enamel gigi memiliki energi tegangan permukaan yang tinggi sehingga memungkinkan mineral Ca
2+
dan PO
4 3-
masuk ke dalam mikroporositas tersebut.
Mikroporositas enamel yang terjadi akan terisi Ca
2+
dan PO
4 3-
karena mikroporositas enamel hanya akan diisi dengan ion mineral yang memiliki jari-jari
ionik yang sama dengan jari-jari ionik mineral yang hilang. Pergantian mineral pada mikroporositas enamel akan stabil hanya bila ion Ca
2+
dan PO
4 3-
yang larut juga tergantikan dengan kedua ion tersebut.
8,21
Remineralisasi enamel tidak selalu dapat terjadi, dalam prosesnya selalu dipengaruhi oleh banyak hal, seperti waktu perendaman, supersaturasi larutan
terhadap gigi, laju endapan reaktan dan pH larutan. Jika faktor tersebut tidak memenuhi maka remineralisai enamel akan terhambat. Proses remineralisasi adalah
proses penting yang memiliki pengaruh secara signifikan pada kekerasan dan kekuatan gigi.
8,21,28,29
2.2.2 Kekerasan Enamel
Kekerasan merupakan ketahanan material terhadap penetrasi dari beban yang diberikan dimana beban yang diberikan hanya mengenai sebagian kecil luas
permukaan material dalam jangka waktu tertentu. Kekerasan permukaan enamel berbeda-beda tergantung pada lokasinya dan kekerasannya akan berkurang dari
Universitas Sumatera Utara
permukaan luar enamel menuju ke dentin. Hal ini disebabkan kandungan mineral anorganik pada dentin dan sementum lebih rendah dari enamel.
15,23
Penurunan kekerasan permukaan gigi membuat gigi lebih rentan terhadap erosi dan kehilangan mineral gigi.
30
Kekerasan permukaan gigi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu tingkat keasaman, suhu, dan mineral pada makanan atau minuman:
a. Mineral yang ada di dalam makanan atau minuman
Benjakul dkk di Thailand 2011 menunjukkan bahwa Kapi yang ditambahkan pada makanan sejenis kari yang berasal dari Thailand Kangsom dapat mengurangi
erosi pada enamel. Kapi adalah udang yang telah difermentasi hingga berbentuk pasta yang mengandung kalsium cukup tinggi. Penelitian ini membuktikan bahwa mineral
yang terkandung dalam makanan dan minuman dapat mempengaruhi kekerasan enamel.
31
b. Tingkat keasaman makanan atau minuman
Semakin asam makanan dan minuman akan semakin berpotensi
mengakibatkan erosi gigi. Tahmassebi dkk di Inggris 2006 menunjukkan bahwa Makanan dan minuman yang memiliki pH di bawah pH kritis 5,5 dengan kuantitas
asam yang tinggi dapat menyebabkan erosi gigi yang lebih progresif.
30
Pernyataan ini didukung oleh Seow WK dan Thong KM di Australia 2005 yang menunjukkan
bahwa minuman ringan, minuman olahraga, jus buah, serta minuman beralkohol dengan pH asam 5,5 dapat menimbulkan erosi dan penurunan kekerasan enamel
yang signifikan.
32
c. Suhu makanan atau minuman
Machado C dkk di Amerika 2008 menunjukkan bahwa semakin tinggi temperatur jus jeruk dan minuman ringan, semakin besar efeknya pada erosi
enamel.
13
2.2.3 Ketebalan Enamel
Enamel memiliki ketebalan yang bervariasi dan berbeda pada setiap area gigi. Ketebalan enamel yang paling tinggi berada pada daerah cusp maupun insisal,
sedangkan tertipis pada daerah cemento-enamel junction.
23
Pada gigi anterior insisal
Universitas Sumatera Utara
edge ketebalan enamel sebesar 2 mm, gigi premolar cusp sebesar 2,3-2,5 mm, dan gigi molar cusp sebesar 2,5-3 mm. Gigi premolar satu permanen memiliki ketebalan
enamel sebesar 0,904 mm dari puncak cusp lingual, 0,625 mm dari puncak cusp buccal, 0,95 mm dari lingual occlusal, dan 0,68 mm dari buccal occlusal.
Schwartz GT 2000 mendeskripsikan ketebalan enamel pada gigi premolar, molar 1, molar 2, dan molar 3 melalui tabel berikut.
33
Tabel 1. Nilai rerata ketebalan enamel manusia pada rahang atas dan rahang bawah.
33
Daerah pengukuran gigi
Rerata ketebalan enamel gigi mm
Molar 1 Molar 2
Molar 3 Premolar
Lingual cusp tips 1,77
1,80 1,81
0,90 Buccal cusp tips
1,98 2,05
2,26 0,62
Lingual occlusal 1,53
1,55 1,59
0,95 Buccal occlusal
1,91 1,81
1,96 0,68
2.2.4 Alat Penguji Kekerasan Enamel