Saliva Komposisi Saliva Landasan Teori

2.5 Saliva

Saliva merupakan cairan mulut yang kompleks terdiri dari campuran sekresi kelenjar saliva mayor dan minor yang ada dalam rongga mulut. Saliva sebagian besar dihasilkan saat makan yang merupakan reaksi atas rangsangan yang berupa pengecapan dan pengunyahan makanan. 50 Aliran saliva dapat menurunkan akumulasi plak pada permukaan gigi, menetralkan suasana asam, dan juga membantu mempertahankan kestabilan sistem buffer dalam rongga mulut. 50 Laju alir saliva normal berkisar dari 1-3 mlmenit. 51 Keberadaan saliva merupakan faktor penting dalam proses remineralisasi enamel, dimana difusi komponen saliva seperti kalsium dan fosfat dapat memperlambat proses kelarutan enamel dan meningkatkan remineralisasi gigi. 50

2.6 Komposisi Saliva

Saliva terdiri dari 94-99,5 air, bahan organik, dan anorganik. Komponen organik dalam saliva yang utama adalah protein-protein seperti α-Amilase, musin, protein kaya prolin, musin, urea dan sialin. Urea dan sialin memegang peranan penting dalam meningkatkan pH biofilm setelah paparan dengan karbohidrat. 51 Komponen anorganik saliva antara lain natrium Na + , kalium K + , magnesium Mg2 + , klor Cl - , sulfat SO 4 2- , bikarbonat HCO 3- , kalsium Ca 2+ , dan fosfat PO 4 . Kadar kalsium dan fosfat dalam saliva sangat penting untuk remineralisasi enamel karena dapat mengisi kembali kristal hidroksiapatit yang telah terurai pada proses demineralisasi. Ion bikarbonat juga merupakan ion buffer terpenting dalam saliva yang menghasilkan 85 dari kapasitas buffer saliva. 51

2.7 Landasan Teori

Enamel adalah lapisan terluar gigi yang menutupi seluruh mahkota gigi dan merupakan bagian tubuh yang paling keras. Enamel bersifat semi-permeabel sehingga memungkinkan ion dan beberapa jenis cairan, bakteri, dan produk bakteri dalam rongga mulut berdifusi ke dalam enamel. 21,22,23 Universitas Sumatera Utara Enamel gigi yang terpapar dalam suasana asam melewati pH kritis enamel 5,5 akan mengalami demineralisasi. Demineralisasi enamel adalah lepasnya sebagian maupun seluruh mineral dalam hidroksiapatit akibat proses kimia. Semakin rendah pH atau semakin asam media, maka semakin tinggi laju reaksi pelepasan ion kalsium dari enamel gigi. pH saliva yang rendah juga akan menyebabkan ion hidrogen semakin meningkat sehingga dapat merusak ikatan hidroksiapatit Ca 10 PO 4 6 OH 2 pada enamel gigi. 2,8,9,21,28 Akhir-akhir ini semakin banyak masyarakat mengkonsumsi minuman ringan, salah satunya adalah jus jeruk kemasan. Minuman ringan seperti jus jeruk mempunyai pH 5,5 dan terbukti dapat menyebabkan erosi dan penurunan kekerasan pada enamel. 12-14,32 Remineralisasi merupakan proses dimana ion kalsium dan fosfat kembali masuk kedalam kristal hidroksiapatit. Remineralisasi dapat terjadi jika terdapat sebagian kristal yang terdemineralisasi sehingga kristal yang terdemineralisasi tersebut dapat kembali ke ukuran semula ketika terekspos dengan cairan yang mengandung ion kalsium dan fosfat. Ion kalsium dan fosfat akan menghambat proses penguraian hidroksiapatit dan hal ini memungkinkan pembentukan kembali kristal apatit yang telah terpisah. 3,8,9 Cengkeh Syzygium Aromaticum merupakan tanaman herbal asli Indonesia yang berasal dari Maluku. Cengkeh dilaporkan mempunyai kandungan kalsium dan fosfat, dimana kedua kandungan tersebut dapat berperan dalam meningkatkan kekerasan permukaan enamel. 2,4,10 Keberadaan saliva juga merupakan faktor penting dalam proses remineralisasi enamel, dimana difusi komponen anorganik saliva seperti kalsium, fosfat, dan ion bikarbonat juga komponen organik seperti urea dan sialin dapat menurunkan kelarutan enamel dan meningkatkan remineralisasi gigi. Proses remineralisasi merupakan proses penting yang memiliki pengaruh pada kekerasan dan kekuatan gigi. 8,21,28,29 Kekerasan enamel adalah suatu sifat dari enamel yang dapat diukur dan memegang peranan penting dalam eksperimen demineralisasi dan remineralisasi. Melalui pengukuran kekerasan permukaan enamel awal, sebelum, dan sesudah perlakuan, dapat diketahui apakah enamel mengalami demineralisasi atau remineralisasi. Kekerasan permukaan enamel umumnya diukur dengan menggunakan Universitas Sumatera Utara alat pengukur kekerasan mikro yaitu Knoop Hardness Tester dan Vickers Hardness Tester, namun pengukuran kekerasan permukaan enamel dengan metode Vickers lebih banyak digunakan dibandingkan metode Knoop karena bentuk persegi yang dihasilkan oleh indentor Vickers lebih mudah diukur dan hasil juga lebih akurat. Perubahan kecil pada bentuk persegi yang dihasilkan oleh indentor dapat dideteksi dengan mudah, sementara lekukan yang dihasilkan oleh indentor Knoop berbentuk rhomboid sehingga pendeteksian kesalahan sulit dilakukan. 15,29,35,36 Universitas Sumatera Utara Kerangka Teori Peningkatan kekerasan enamel Remineralisasi 10Ca 2+ + 6PO 4 3- + 2OH - Ca 10 PO 4 6 OH 2 Demineralisasi Ca 10 PO 4 6 OH 2 10Ca 2+ + 6PO 4 3- + 2OH - Penurunan kekerasan enamel Cengkeh Eugenol Mineral: - Ca 2+ - PO 4 3- Enamel 96 mineral 3 air 1 materi organik Hidroksiapatit Kekerasan enamel pH 5,5 Jaringan keras gigi Dentin Sementum Komposisi - Fenol asam lemah - Menghambat dekalsifikasi enamel Saliva: - Ca 2+ - PO 4 3- - HCO 3- - Urea Universitas Sumatera Utara

2.8 Kerangka Konsep