Tempat dan Waktu Pengujian Alat-alat Bahan-bahan Prosedur

17

BAB III METODE PENGUJIAN

3.1 Tempat dan Waktu Pengujian

Percobaan ini dilaksanakan di Laboratorium Makanan Minuman Hasil Pertanian Balai Riset dan Standarisasi Baristand Industri Medan yang berada di Jl. Sisingamangaraja No. 24 Medan pada tanggal 01 – 31 Maret 2016.

3.2 Alat-alat

Alat-alat yang digunakan adalah alat penyulingan dan kelengkapannya, batang pengaduk, beaker glass, botol semprot, buret, corong, erlenmeyer, klem, labu Kjeldhal 100 ml, labu ukur 100 ml, neraca analitik, pipet tetes, pipet volum, spatula dan statif.

3.3 Bahan-bahan

Bahan-bahan yang digunakan adalah H 3 BO 3 4, HCl 0,01 N, H 2 SO 4 p, indikator campuran metil red dan bromocresol green, NaOH 30, SeO 2 dan akuades.

3.3.1 Sampel

Sampel yang digunakan adalah susu UHT kemasan yang diperoleh dari swalayan.

3.3.2 Pembuatan Pereaksi

Pereaksi yang digunakan pada pengujian adalah seabagai berikut: Universitas Sumatera Utara 18 Pembuatan pereaksi asam borat, H 3 BO 3 4: Dilarutkan 40 g H 3 BO 3 dengan air suling menjadi 1000 ml dan tambahkan 3 ml larutan indikator campuran metil red dan bromocresol green, aduk larutan akan berwarna kuning terang dan dipindahkan kedalam botol gelas bertutup SNI 2973-2011. Pembuatan pereaksi asam klorida, HCl 0,01 N: Dipipet HClp, kemudian larutkan kedalam 1000 ml air. Pembuatan indikator campuran metil red dan bromocresol green: Disiapkan larutan bromocresol green 0,1 dan metil red 0,1 dalam alkohol 95 secara terpisah. Campur 10 ml bromocresol green dengan 2 ml metil red SNI 01 – 2891- 1992. Pembuatan pereaksi natrium hidroksida, NaOH 30: Dilarutkan 150 g kristal NaOH ke dalam 350 ml air suling, simpan dalam botol bertutup karet SNI 01- 2891-1992. Pembuatan pereaksi SeO 2 : Dicampur 4 g serbuk SeO 2 , 150 G K 2 SO 4 atau Na 2 SO 4 dan 30 g CuSO. . H 2 O SNI 01-2891-1992.

3.4 Prosedur

Timbang seksama 1 g susu UHT, masukkan ke dalam labu Kjeldhal 100 ml. Tambahkan 1 g SeO 2 dan 25 ml H 2 SO 4 p lalu panaskan diatas penangas listrik atau api pembakaran sampai mendidih dan larutan menjadi jernih kehijau-hijauan sekitar 2 jam. Biarkan dingin, kemudian encerkan dan masukkan ke dalam labu ukur 100 ml, tepatkan sampai garis tanda. Pipet 25 ml larutan dan masukkan ke dalam alat penyuling, tambahkan 50 ml NaOH 30. Sulingkan selam lebih kurang 10 menit, sebagai penampung gunakan 25 ml H 3 BO 3 4 dan 1 tetes Universitas Sumatera Utara 19 indikator campuran metil red dan bromocresol green. Bilasi ujung pendingin dengan air suling. Titrasi dengan larutan HCl 0,01 N. Kerjakan penetapan blanko SNI 01-2891-1992. Perhitungan: Kadar protein = �1−�2� × 0,014 ×�� ×�� � × 100 Keterangan: W = bobot sampel V 1 = volume HCl yang dipergunakan untuk penitaran sampel V 2 = volume HCl yang digunakan untuk penitaran blanko N = normalitas HCl FK = faktor konversi untuk protein dari susu dan olahannya: 6,38 FP = faktor pengenceran Universitas Sumatera Utara 20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil penetapan kadar protein yang dilakukan pada sampel susu UHTkemasan memenuhi persyaratan yaitu 3,33 dimana persyaratan SNI minimal 2,7.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hal diatas, dapat dilihat kadar protein susu UHT yaitu 3,33. Hal ini menunjukkan susu UHT memenuhi persyaratan SNI 01-3950-1998. Komposisi susu dapat sangat beragam tergantung pada beberapa faktor, akan tetapi angka rata-rata untuk semua jenis kondisi dan jenis sapi perah adalah: lemak 3,9, protein 3,4, laktosa 4,8, abu 4,8, dan air 87,10. Bersama dengan bahan-bahan lain dalam jumlah sedikit seperti sitrat, enzim-enzim, fosflipid, vitamin A, vitamin B, dan vitamin C. Faktor lain yang mempengaruhi komposisi susu diantaranya, waktu pemerahan, urutan pemerahan, keragaman akibat musim, umur sapi, penyakit, makanan ternak, dan faktor lainnya Buckle, 2010. Proses pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang singkat pada proses pembuatan susu UHT dimaksudkan untuk membunuh seluruh mikroba baik pembusuk maupun patogen dan sporanya, sehingga memiliki mutu yang sangat baik. Kontak panas yang sangat singkat pada proses UHT menyebabkan mutu sensori warna, aroma, dan rasa khas susu segar dan mutu gizi nya relatif Universitas Sumatera Utara