commit to user 9
keterampilan mengajar, menilai hasil belajar siswa dan lain-lain. Disamping, faktor guru, kualitas pengajaran dipengaruhi juga oleh karakteristik kelas.
Variabel karakteristik kelas antara lain: a. Besarnya kelas class size, b. Suasana belajar, c. Fasilitas dan sumber belajar yang tersedia
Faktor lain yang mempengaruhi kualitas pengajaran di sekolah adalah karakteristik sekolah itu sendiri. Karakteristik sekolah berkaitan dengan disiplin
sekolah, perpustakaan yang ada di sekolah, letak geografis sekolah, lingkungan sekolah, estetika dalam arti sekolah memberikan perasaan nyaman, dan kepuasan
belajar, bersih, rapih dan teratur Nana Sudjana, 2005: 43. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil.
Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar 75 peserta didik terlibat
secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang
besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif
pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar 75. Lebih lanjut proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila
masukan merata, menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan, perkembangan masyarakat dan pembangunan Mulyasa,
2006: 101-102.
b. Pembelajaran Kooperatif STAD Student Teams Achievement Divisions
1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama
lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Isjoni 2009:16 menyatakan “Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak
digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa student oriented, terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan
guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain. Model pembelajaran ini telah
commit to user 10
terbukti dapat dipergunakan dalam berbagai mata pelajaran dan berbagai usia”. Pembelajaran kooperatif akan menumbuhkan rasa saling tolong menolong antar
sesama teman, siswa akan saling membantu teman yang belum memahami materi agar materi dapat diterima dengan baik.
Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang lebih menekankan pada kegiatan belajar siswa secara bersama dalam suatu kelompok
sehingga terjadi interaksi antar siswa dalam kelompoknya untuk memecahkan masalah belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Slavin
2008: 4 ”Dalam pembelajaran kooperatif siswa akan bekerja dalam kelompok- kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari
materi pelajaran ”
Agus Suprijono 2009:58 menyatakan “ pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar
pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif
dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif.” Pembelajaran kooperatif akan memudahkan siswa dalam memahami materi yang
diajarkan dan siswa dapat mengetahui cara bekerjasama yang baikdengan sesama. Anita lie dalam Isjoni 2009:16 menyebut Cooperative learning dengan istilah
pembelajaran gotong-royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam
tugas-tugas yang terstruktur. Berdasarkan beberapa devinisi di atas, dapat diketahui bahwa model
Cooperative learning adalah pembelajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai
tujuan penbelajaran, sementara guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator aktivitas siswa. Artinya dalam pembelajaran ini kegiatan aktif dengan
pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa dan mereka bertanggung jawab atas hasil pembelajarannya.
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau
commit to user 11
diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta
menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud Suprijono, 2009:54.
Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar kelompok. Ada prinsip dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya
dengan pembelajaran biasa. Anita Lie 2008: 31 mengemukakan bahwa untuk
mencapai hasil yang maksimal, terdapat lima prinsip pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan yaitu: a saling ketergantungan positif; b tanggung jawab
perseorangan; c tatap muka; d komunikasi antar anggota; e evaluasi proses kelompok.
Thompson, et al 1995 dalam Isjoni 2009:14 mengemukakan pembelajaran kooperatif turut menambah unsur-unsur interaksi sosial pada
pembelajaran. Di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu sama lain. Kelas disusun
dalam kelompok yang terdiri dari 4-6 orang dengan kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa,
jenis kelamin, dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya.
2 Unsur-unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif
Bennet 1995 menyatakan ada lima unsur dasar yang dapat membedakan cooperative learning dengan kerja kelompok, yaitu :
1. Positive interdepedence