8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Air Gambut
2.1.1. Pengertian Air Gambut
Tanah gambut adalah tanah-tanah jenuh air yang tersusun dari bahan tanah organik, yaitu sisa-sisa tanaman dan jaringan tanaman yang melapuk dengan
ketebalan lebih dari 50 cm. Dalam sistem klasifikasi baru taksonomi tanah tanah gambut disebut histosol. Dalam sistem klasifikasi lama, tanah gambut disebut
dengan organosols yaitu tanah yang tersusun dari bahan tanah organik Noor, 2001.
Gambut adalah sisa timbunan tumbuhan yang telah mati dan kemudian diuraikan oleh bakteri anaerob dan aerob menjadi komponen yang lebih stabil.
Selain zat organik yang membentuk gambut terdapat juga zat anorganik dalam jumlah yang kecil. Dilingkungan pengendapannya gambut ini selalu dalam
keadaan jenuh air lebih dari 90 , Sukandarrumidi, 1995. Gambut adalah onggokan bahan organik yang tersusun dari bahan kayuan
atau lumut yang terjadi akibat kecepatan penimbunan lebih tinggi dibandingkan penguraiannya. Perbedaan kecepatan ini disebabkan oleh suhu dingin di daerah
non tropis dan curah hujan yang tinggi di daerah tropis. Proses pengendapan gambut tersebut umumnya terjadi di daerah depresi cekungan kemudian secara
perlahan terjadi akumulasi bahan organik yang akhirnya membentuk endapan air gambut Sugandi, 1996.
Universitas Sumatera Utara
9
Air gambut adalah air permukaan atau air tanah yang banyak terdapat di daerah pasang surut, berawa dan dataran rendah, berwarna merah kecoklatan,
berasa asam tingkat keasaman tinggi, dan memiliki kandungan organik tinggi. Gambut sendiri didefinisikan sebagai material organik yang terbentuk dari
dekomposisi tidak sempurna dari tumbuhan daerah basah dan dalam kondisi sangat lembab serta kekurangan oksigen. Air gambut secara umum tidak
memenuhi persyaratan kualitas air bersih yang distandarkan oleh Departemen Kesehatan RI melalui Permenkes No.416MenkesPerIX1990.
Air gambut adalah air permukaan yang banyak terdapat di daerah berawa maupun dataran rendah terutama di Sumatera dan Kalimantan, yang mempunyai
ciri-ciri: intensitas warna yang tinggi, pH rendah, kandungan organik tinggi, kekeruhan dan kandungan partikel tersupsensi yang rendah dan kandungan kation
rendah Susilawati, 2011. Komposisi zat organik pada air gambut didominasi oleh senyawa humat
yang memiliki ikatan aromatik kompleks yang memiliki gugus fungsional seperti –COOH,-OH fenolat maupun –OH alkohol dan bersifat nonbiodegradable. Sifat
ini juga menyebabkan sebagian besar organik pada air gambut sulit terurai secara alamiah. Kandungan organik pada air berpotensi membentuk senyawa
karsinogenik antara lain THM Trihalomethane pada proses desinfeksi dengan khlor. Asam humat yang memiliki berat molekul 2.000-100.000 dalton memiliki
potensi untuk membentuk organoklorin seperti THM dan HAA haloacetic acid relatif lebih besar daripada senyawa non humus Zouboulis, 2004.
Universitas Sumatera Utara
10
Upaya untuk mereduksi senyawa humat dalam air gambut dilakukan dengan berbagai metoda baik secara fisik, kimia maupun biologi. Penelitian yang
dilakukan oleh Lema 2008, terhadap viabilitas isolat bakteri selulolitik pada humus menunjukkan bahwa aktifitas selulase isolat bakteri selulotik dapat
menggunakan selulosa yang ada pada senyawa humat sebagai sumber karbon.
2.1.2. Karakteristik Air Gambut