105
konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku.
2. Penguatan boleh jadi kompleks. Penguatan berarti memperkuat. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua bagian:
a. Penguatan positif adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan stimulus
yang mendukung rewarding. Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah permen, kado, makanan, dan lain-
lain, perilaku senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol, atau
penghargaan nilai A, Juara 1 dan sebagainya. b. Penguatan negatif adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa
frekuensi respons
meningkat karena
diikuti dengan
penghilangan stimulus yang merugikan tidak menyenangkan. Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: menundatidak
memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang menggeleng, kening
berkerut, muka kecewa dan lain-lain http:mahmedpujangga
. blogspot.comparadigma-perilaku-sosial.html. diakses tanggal
10 Maret 2010 jam 11.55 WIB
2. Konsep-Konsep yang Digunakan 2.1. Stratifikasi sosial
a. Pembatasan pengertian
106
Stratifikasi senantiasa terdapat dalam masyarakat yaitu setiap masyarakat, yakni suatu sistem berlapis-lapis yang membagi warga-
warga masyarakat dalam beberapa lapisan secara bertingkat. Suatu lapisan tertentu kedudukannya lebih tinggi dari lapisan lainnya.
Masing-masing lapisan berisikan warga-warga masyarakat tertentu, dengan ukuran-ukuran tertentu pula. Kelompok warga masyarakat
yang termasuk lapisan tertentu, disebut sebagai kelas sosial Soekanto, 1987: 46. Sistem berlapis-lapis dalam masyarakat akan tumbuh
selama dalam suatu masyarakat ada sesuatu yang dihargai, dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargainya Soekanto,
1987: 47. Perbedaan dan atau proses sosial yang terjadi, di dalam
khazanah literatur sosiologi, dilihat sebagai perbedaan-perbedaan sosial terjemahan dari social differentiation. Sosiolog menjadikan
perbedaan-perbedaan yang diamati tersebut sebagai dasar untuk membuat suatu kerangka stratifikasi sosial pelapisan atau strata sosial,
social stratification. Sosiolog dalam upaya membuat suatu kerangka strata sosial pada umumnya pertama kali mengkategorikan perbedaan-
perbedaan tersebut dan memberi tiap kategori satu label, misalnya, orang kaya, orang yang mempunyai kekuasaan, orang yang
mendapatkan hak-hak istimewa, dan orang miskin Sugihen, 1997: 102.
107
Kelas sosial tampak dengan berbagai macam cara. Salah satu cara ialah dengan evaluasi verbal, yaitu cara orang dalam masyarakat
yang berstratifikasi, menilai anggota lain dalam masyarakat sendiri. Kelas sosial juga tampak dalam pola assosiasi, bukan sekedar dalam
berinteraksi, tetapi juga dalam konteks cara interaksi antara satu dengan yang lain. Kelas sosial tampak melalui indikator simbolik,
antara lain meliputi kegiatan dan harta milik yang menunjukkan kelas. Masyarakat berstratifikasi adalah masyarakat yang terbagi atas dua
kumpulan orang atau lebih yang berbeda kedudukannya dalam pembagian sumber-sumber dasar atau pengaruh dan prestise. Bentuk
ini adalah kebalikan dari masyarakat egaliter yang terdapat kedudukan dengan
nilai masing-masing
sejumlah orang
yang dapat
menempatinya. Kelas sosial adalah unit pokok stratifikasi. Anggota suatu kelas menurut definisinya memiliki prestise yang sama atau
hampir sama. Perbedaan kelas tidak selalu tegas dan jelas Haviland, 1993: 64.
Kata stratification berasal dari stratum jamaknya : strata yang berarti lapisan. Social stratification adalah pembedaan penduduk atau
masyarakat dalam kelas-kelas secara bertingkat secara hirarkis, perwujudannya adalah adanya kelas-kelas tinggi dan kelas yang lebih
rendah. Dasar dari inti lapisan-lapisan dalam masyarakat adalah tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak-hak dan kewajiban-
kewajiban di antara anggota-anggota masyarakat Soekanto, 1987: 52.
108
Stratifikasi menurut Schoorl, berarti proses atau struktur yang timbul dan di dalamnya keluarga atau orang-orang dibedakan antara
yang satu dengan yang lain dan tersusun menjadi lapisan-lapisan yang berbeda menurut besarnya prestise dan atau kekayaan, dan atau
kekuatan Schoorl, 1981: 42. Stratifikasi sosial social stratification atau pelapisan sosial menurut Murniatmo dan Wibowo 1983: 67
merupakan kelompok manusia yang tinggal dalam kelompoknya group yang sama dan mempunyai kesamaan ciri-ciri kedudukan atau
derajad, sehingga terjalin suatu hubungan intim di antara individu- individu sebagai anggota kelompok itu.
Pelapisan memiliki tiga dimensi pokok menurut Worsley 1992: 52, yaitu kelas yang timbul dari perbedaan-perbedaan dalam
peran ekonomik, pelapisan berdasar status ke dalam kelompok- kelompok superior dan inferior, dan dimensi kekuasaan atau lebih
tepat, dimensi kekuasaan politik. Pelapisan masyarakat berdasarkan dimensi ini dibagi menjadi kelompok berkuasa, dikuasai dan tengah-
tengah. Kelas-kelas adalah kolektivitas-kolektivitas yang hadir dalam masyarakat tidak hanya dalam bentuk deretan angka-angka. Suatu
kelas “logis” seperti kolom penghasilan itu mungkin menggambarkan kelas sosial, tetapi tidak membentuknya.
Kelas menurut Max Weber 1963 dalam Murniatmo 1983: 72 merupakan stratifikasi sosial berkenaan dengan hubungan
produksi dan penguasaan harta benda. Bendix dan Seymour 1963
109
dalam Amaluddin 1987: 92 menjelaskan bahwa kelas menurut Marx menunjuk kepada himpunan orang-orang yang memperagakan fungsi
yang sama dalam organisasi produksi. Kelas-kelas dalam suatu masyarakat dibedakan antara satu dengan yang lainnya berdasarkan
perbedaan posisi dalam tatanan ekonomi, yaitu perbedaan posisi dalam penguasaan alat-alat produksi.
b. Terjadinya lapisan-lapisan dalam masyarakat