4.5.1 Faktor Tenaga Kerja dan Produktivitas
Faktor tenaga kerja dan produktivitas dapat juga disebut sebagai faktor SDM yang dimiliki suatu daerah. Faktor ini sangat berpengaruh bagi
perkembangan pembangunan suatu daerah. Apabila suatu daerah memiliki tenaga kerja dengan produktivitas yang tinggi, maka dengan sendirinya suatu daerah akan
berkembang pesat. Karena kebijakan, peraturan, yang dirancang dan diberlakukan di suatu daerah berasal dan nantinya akan dijalankan oleh SDM itu sendiri.
Gambar 4.5.1.1 Persentase Pembobotan Faktor Tenaga Kerja dan Produktivitas Kab.
Langkat
Faktor tenaga kerja dan produktivitas, memiliki 3 faktor pendukung yang dapat dijadikan tolak ukur perkiraan bobot daya saing yang dimiliki suatu daerah.
Yaitu faktor produktivitas tenaga kerja yang memiliki bobot 0,553 atau persentase terbesar yaitu 55, disusul oleh faktor ketersediaan tenaga kerja dengan bobot
Universitas Sumatera Utara
0,258 atau total persenan 26 dan faktor biaya tenaga kerja dengan bobot 0,188 atau memiliki total persenan 19.
Dilihat dari sudut pandang biaya tenaga kerja, masyarakat sudah setuju dengan besarnya upah tenaga kerja yang sudah sesuai dengan upah minimum
kabupaten yang berlaku. Hal ini dapat dilihat sebanyak 60 masyarakat setuju dengan pernyataan ini. Namun, masyarakat kurang setuju dengan besarnya upah
yang mereka terima sesuai dengan kebutuhan hidup mereka. Sebanyak 44 masyarakat menyatakan bahwa kebutuhan hidup mereka belum tercukupi oleh
besarnya upah yang mereka terima. Hal ini dikarenakan dengan latar belakang pendidikan yang rendah, masyarakat sekitar hanya mengisi bagian sesuai dengan
latar belakang pendidikan mereka. Dari sudut pandang ketersediaan tenaga kerja, sebanyak 50 dari jumlah
responden menyatakan kurang setuju bahwa jumlah angkatan kerja sudah sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. Fenomena bahwa jumlah pasar tenaga kerja
lebih sedikit daripada jumlah angkatan kerja juga terjadi di Kabupaten Langkat. Masih banyaknya tenaga kerja yang berasal dari luar daerah dikarenakan latar
belakang pendidikan mereka yang memadai membuat masyarakat asli Kabupaten Langkat kurang diberdayakan. Tentunya hal ini sesuai dengan persepsi
masyarakat bahwa tingkat pendidikan angkatan kerja sesuai dengan pasar tenaga kerja. Sebanyak 58 responden setuju dengan pernyataan ini.
Kemudian dari sisi produktivitas tenaga kerja, jumlah responden yang menyatakan setuju dan kurang setuju dengan persepsi tingkat produktivitas tenaga
Universitas Sumatera Utara
kerja yang ada relatif tinggi, adalah sama masing-masing 44. Beda halnya dengan persepsi bahwa tingkat produktivitas tenaga kerja sesuai dengan besarnya
upah yang ada. Responden menyadari akan kemampuan yang mereka miliki. Sehingga 58 responden setuju dengan persepsi ini.
Dari data bps 2011, tercatat bahwa jumlah penduduk usia produktif berjumlah 574.644 jiwa dan usia tidak produktif 407.938 jiwa. Jumlah usia
produktif berkisar 58-60 dengan setiap tahunnya. Dari data ini, menunjukkan bahwa jumlah usia produktif menanggung jumlah yang relative sama dengan
jumlah penduduk yang tidak produktif.
4.5.2 Faktor Infrastruktur Fisik