Faktor Sosial Politik Pembobotan dan Pemeringkatan Faktor Daya Saing Ekonomi

responden menyatakan setuju dengan persepsi ini. Hal ini sejalan dengan pernyataan kondisi harga-harga barang dan jasa relatif stabil dan terjangkau, 44 responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan ini. Namun untuk pernyataan tingkat kesejahteraan masyarakat yang cenderung semakin membaik mendapat 56 responden yang setuju. Hal ini dikarenakan UMK yang sudah sesuai menurut responden. Untuk persepsi masyarakat di variabel struktur ekonomi, 42 masyarakat setuju atas nilai tambah atau kontribusi sektor primer semakin meningkat. Untuk kontribusi sekunder semakin meningkat mendapat 44 responden yang setuju. Serta untuk kontribusi sektor tersier mendapat 64 responden yang setuju.

4.5.4 Faktor Sosial Politik

Kondisi sosial politik suatu daerah turut menjadi pendukung bagi daya saing ekonomi. Dimana bagi daerah Kabupaten langkat sendiri faktor sosial politik dengan presentase 12 atas empat faktor pendukung lainnya. Rancangan kebijakan serta penetapan kebijakan akan sangat berpengaruh bagi kondisi suatu daerah. Aparatur turut menjadi penentu bagi pelaksana kebijakan ataupun penggerak dari hasil rancangan yang telah dibuat. Faktor sosial politik memiliki variabel lainnya yaitu variabel stabilitas politik, variabel keamanan dan variabel budaya masyarakat. Presentasenya dapat kita lihat pada diagram berikut. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5.4.1 Presentase Pembobotan Faktor Sosial Politik Kabupaten Langkat Pada diagram diatas dapat kita lihat variabel stabilitas politik dengan presentase 40 sebagai variabel yang paling berpengaruh bagi faktor sosial politik. Kemudian diikuti variabel keamanan dengan presentase 36 serta variabel budaya masyarakat memiliki presentase 24 atas pengaruhnya terhadap faktor sosial politik yang menjadi salah satu faktor pendukung untuk meningkatkan daya saing ekonomi daerah Kabupaten Langkat. Dari hasil wawancara, 48 responden setuju bahwa potensi konflik di masyarakat semakin menurun dan dapat dideteksi. Menurut masyarakat sekitar daerah yang bermasalah di Kabupaten Langkat, hal ini terjadi karena pola pikir masyarakat yang berubah menjadi lebih maju. Intensitas unjuk rasa yang ada di wilayah tersebut semakin menurun juga dibenarkan masyarakat. Hal ini terlihat dari 48 responden atau 24 responden setuju bahwa daerahnya semakin kondusif. Universitas Sumatera Utara Sama halnya dengan hubungan antara eksekutif dan legislatif semakin baik juga memiliki presentase 64. Dari sisi keamanan daerah Kabupaten Langkat sendiri, gangguan keamanan terhadap aktivitas dunia usaha semakin menurun juga disetujui oleh responden terlihat bahwa persepsi ini mendapat 64 responden yang menyatakan mereka setuju. Berikut juga dengan gangguan keamanan terhadap masyarakat dilingkungan sekitar tempat kegiatan usaha semakin menurun yang disetujui responden dengan presentase 56. Untuk kecepatan aparat dalam menanggulangi gangguan keamanan semakin baik dengan presentase 46 responden yang setuju dan 34 responden yang tidak setuju dengan pernyataan ini. Dari sisi budaya masyarakat, partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam perumusan kebijakan pemerintah daerah semakin meningkat dengan presentase 46 responden menyatakan setuju dengan pernyataan ini. Sama halnya dengan persepsi bahwa keterbukaan masyarakat terhadap dunia usaha semakin baik dapat dilihat dari jumlah presentasenya yaitu 52 atas responden yang setuju. Sebanyak 60 masyarakat setuju atas persepsi perilaku masyarakat terhadap diskriminasi semakin menurun. Berikut juga dengan adat istiadat masyarakat sekitar yang semakin mendukung kegiatan usaha. Serta etos kerja masyarakat yang semakin meningkat mendapat 46 responden yang setuju. Kondisi sosial politik Kabupaten Langkat sudah tergolong kondusif. Hal ini membuat masyarakat Kabupaten Langkat merasa nyaman bermukim di Kabupaten Langkat. Tentu jika semakin membaiknya kondisi sosial politik Universitas Sumatera Utara Kabupaten Langkat, kedepannya akan meningkatkan daya saing ekonomi daerah Kabupaten Langkat dengan daerah Kabupaten sekitar.

4.5.5 Faktor Kelembagaan