non panggung mempunyai lantai semen, ada juga yang beberapa rumah masih mempunyai lantai tanah.
Kamar mandi umumnya berada di luar rumah, karena sebagian besar penduduk memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan mandi cuci dan kakus. Sumber
air bersih diperoleh dari air sumur dan air dari bukit. Bila terjadi musim kemarau, penduduk sangat kesulitan memperoleh air bersih untuk masak dan minum.
4. 2. 5. Mata Pencaharian dan Pendapatan
Masyarakat Desa Jago-jago mnempunyai beberapa jenis pekerjaan dan terbesar adalah nelayan. Pekerjaan lainnya adalah petani karet, pedagang, pengrajin
nipah, PNS, Karyawan Swasta dan pengolah ikan. Nelayan yang terdapat di desa ini terdiri dari buruh nelayan anak buah kapal, tekong juru mudi kapal, nelayan
pemilik kapal toke, nelayan pengolah, karyawan yang bekerja di tambak, karyawan di perkebunan.
Di Desa Jago-jago terdapat perkebunan Sawit dan Karet milik masyarakat. Sebagian besar karyawan di perkebunan tersebut berasal Dario warga Jago-jago.
Selain perikanan tangkap, di desa ini juga terdapat budidaya perikanan yakni tambak udang. Tambak tersebut terdapat di dusun I dan dusun II Desa Jago-jago.
4. 2. 6. Budaya Masyarakat
Kondisi sscial masyarakat di Desa Jago-jago pada umumnya seperti kondisi social masyarakat yang tinggal dipesisir pantai. Dengan sebuah pemahaman budaya
gotong royong yang sederhana dan selalu repek terhadap keadaan dan kegiatan yang berlaku di desa dalam arti kata setiap ada kegiatan yang melibatkan khalayak ramai,
penduduk Desa Jago0jago selalu meluangkan waktu untuk ikut berpartisipasi
Universitas Sumatera Utara
membantu setidaknya menyumbangkan tenaga untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. Hanya saja kekurangannya adalah masih rendahnya perekonomian
masyarakat di Desa Jago-jago ini. Budaya atau adat istiadat yang retaktualisasi di Desa Jago-jago adalah adat
pesisir dengan ciri tersendiri. Budaya masyarakat ini pada dasarnya merupakan akulturasi dari budaya Batak, Minang, Nias dan etnis lainnya dengan kebudayan
pesisir yang kondisinya hampir sama denga desa-desa yang ada di wilayah pesisir Kabupaten Tapanuli Tengah. Suku di pesisir Tapanuli Tengah mempunyai satu
kesatuan dalam budaya pesisir yang lazim disebut dengan “Pesisir Kampung Halaman”. Salah satu produk adat di desa ini yang cukup dikenal adalah Tarian
Sikambang”.
4. 2. 7. Sarana dan Prasara Umum
Di Desa Jago-jago belum ada fasilitas pasar, sehingga masyarakat harus pergi ke Desa Hutabalang atau ke Desa Hajoran yang telah mempunyai fasilitas pasar
untuk membeli bahan kebutuhan sehari-jhari. Demikian jugan dengan fasilitas pendaratan ikan belum ada, sehingga bongkar muat produksi perikanan dilakukan di
pinggir pantai sekitar pemukiman. Sarana perkantoran di Desa Jago-jago hanya ada 1, yaitu kantor Kepala Desa.
Prasarana pendidikan yang ada di desa ini adalah 1 buah gedung Sekolah Dasar SD, 2 buah Madrasah Sekolah MengajiSekolah Sore dan satu 1 untuk Pendidikan Anak
Usia Dini PAUD. Puskesmas Pembantu dan satu buah Pondok bersalin desa Polindes. Untuk fasilitas penerangan listrik PLN telah masuk di Dusun I Jago-jago
Universitas Sumatera Utara
sedangkan di dusun lainnya belum ada. Prasarana lainnya yang menunjang kegiatan keagamaan adalah 7 buah gereja, 2 buah masjid dan 2 buah mushollah. Sarana
olahraga yang ada di desa Jago-jago adalah: Lapangan Bola Kaki, dan lapangan Badminton.
Sementara itu prasarana infrastruktur yang bersumber dari Coremap di Desa Jago-jago adalah Pondok Informasi, tambatan perahu jety, MCK, dan Balai
Pertemuan.
4. 2. 8. Aspek Kelembagaan