BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan kita telah berhasil menghasilkan lulusan dengan tanda lulus belajar untuk masuk ke pasar kerja namun sayangnya kenaikan jumlah lapangan
kerja kalah cepat dengan kenaikan jumlah lulusan. Sangat ironis bila kita mengingat fakta bahwa Indonesia tercinta adalah zamrud khatulistiwa yang
berlimpah dengan kekayaan alam dan budaya. Namun, masyarakat kita yang belum dapat memaksimalkan kekayaan alam tersebut. Ini adalah sebuah bukti
bahwa manfaat ekonomis yang terbesar memang bukan berpihak kepada siapa yang memiliki atau memperoleh kekayaan alam tapi berpihak kepada mereka
yang mampu memasarkan produk kepada pasar dengan nilai tambah terbesar. Untuk itu dibutuhkan orang-orang yang memiliki jiwa kewirausahaan tinggi.
Menteri Koperasi dan UKM Syarifuddin Hasan menyatakan saat ini jumlah wirausaha di Indonesia baru sebanyak 0,24 persen dari total populasi penduduk.
Yaitu dari 231,83 juta penduduk, hanya terdapat 564.240 unit usaha berskala kecil, menengah dan besar. Padahal, untuk dapat dikatakan sebagai negara maju
diperlukan setidaknya 2 persen jumlah wirausaha dari seluruh jumlah penduduk atau sebanyak 4,8 juta entrepreneur. Sebagai perbandingan, Singapura memiliki
wirausaha 7,2 persen, Malaysia 2,1 persen, Thailand 4,1 persen, Korea Selatan 4,0 persen, dan Amerika Serikat 11,5 persen dari seluruh populasi penduduknya.
Universitas Sumatera Utara
Melalui Gerakan Kewirausahaan Nasional GKN yang dicanangkan oleh Presiden Yudhoyono, diharapkan dapat meningkatkan jumlah wirausaha minimal
2 persen dari total populasi penduduk kita atau sekitar 4,8 juta penduduk dan diperkirakan perlu waktu hingga 2030 bagi Indonesia untuk memiliki jumlah
wirausaha sebanyak 4,8 juta orang. Karena itu perlu upaya-upaya percepatan penciptaan wirausaha baru. Terutama untuk meningkatkan kesempatan kerja serta
mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Dunia entrepreneur wirausaha masih ditakuti oleh sebagian orang karena
dianggap bertaruh dengan pendapatan yang fluktuatif, kadang naik, kadang turun dan bisa saja bangkrut. Padahal tidak sedikit entrepreneur yang sukses. Bahkan
kebanyakan orang kaya di Indonesia saat ini adalah entrepreneur. Selain itu, saat kita menerjunkan diri menjadi seorang wirausahawan, kita sudah turut andil dalam
membuka lapangan pekerjaan yang saat ini telah menjadi permasalahan global. Kunci utama dalam mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan
sekaligus membangun kesejahteraan bangsa adalah pemerintah bersama masyarakat harus sanggup menciptakan anak bangsa menjadi manusia
entrepreneur yang mampu menolong dirinya sendiri mencapai cita-cita kesejahteraannya sekaligus mengangkat seluruh bangsa menjadi makin sejahtera.
Ciputra, 2011:42 Ada empat komponen utama yang saling berkaitan dan dapat mengubah
masa depan sebuah bangsa melalui jiwa entrepreneur Ciputra, 2011:4 : 1. Pemerintahan yang memiliki pola pikir entrepreneur Goverment
Entrepreneur,
Universitas Sumatera Utara
2. Pendidikan keentrepreneuran di dalam program resmi pendidikan nasional yang dilaksanakan para pendidik yang terlatih Academician
Entrepreneur, 3. Sejumlah pelaku bisnis inovatif yang berhasrat dan berhasil menciptakan
bisnis-bisnis baru atau mengembangkan bisnis yang ada, sehingga tumbuh berkelanjutan Bussiness,
4. Budaya keentrepreneuran yang mendapat dukungan dari para tokoh masyarakat Society.
Wirausaha mendasari pendobrakan kemiskinan karena wirausaha didorong oleh motif berprestasi, optimisme, sikap nilai dan keberhasilan. Kemampuan
berwirausaha menunjukkan perilaku kreatif, berinovasi, bekerja keras dan berani menghadapi resiko untuk memanfaatkan peluang serta untuk menghadapi
tantangan yang mengancam. Seorang wirausahawan entrepreneur adalah seseorang yang menciptakan
bisnis baru dengan mengambil resiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang
signifikan dan menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan sehingga sumber-sumber daya itu bisa dikapitalisasikan Zimmerer,2005:4.
Ada berbagai macam usaha yang digeluti oleh para wirausahawan. Sebelum terjun ke suatu usaha, masing-masing wirausaha tersebut pasti akan
meneliti dahulu bidang-bidang tertentu yang dirasa cocok untuk digeluti dan menghasilkan banyak keuntungan. Selain itu, pemilihan bidang usaha ini juga
Universitas Sumatera Utara
harus disesuaikan dengan minat atau bakat seseorang. Salah satunya adalah bisnis rumah makan.
Seiring dengan berkembangnya tren saat ini, bisnis makanan dan minuman menjadi bisnis yang tetap diminati oleh para calon pengusaha. Apalagi dengan
semakin maraknya kebiasaan baru yang terjadi pada kaum muda, para pekerja kantoran, dan ibu-ibu rumah tangga yang mulai sering makan di luar rumah.
Ditambah suasana restoran atau kafe yang menawarkan kenyamanan yang membuat mereka tidak lagi direpotkan untuk menyiapkan masakan di rumah. Jika
ada acara bisnis atau pesta, hampir setiap keluarga atau perusahaan lebih memilih ke restoran untuk menjamu dan merayakan acara bagi tamu-tamunya. Kondisi ini
juga mempengaruhi menjamurnya bisnis restoran dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.
Menjamurnya bisnis restoran dan pedagang makanan khususnya di kota Medan, membuktikan betapa menggiurkannya bisnis ini sebagai alat untuk
meraup keuntungan finansial. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan makanan dan minuman serta tren makan di luar rumah yang semakin tinggi,
memberikan peluang besar bagi pengusaha yang ingin mencoba keberuntungan di bisnis ini. Namun, tingkat keberhasilannya bergantung pada strategi yang tepat
untuk memenangkan persaingan dalam mendapatkan pengunjung sebanyak- banyaknya. Masing-masing restoran umumnya menyajikan makanan yang
bervariasi, namun tetap memiliki ciri khas makanan ataupun menu andalan. Seorang wirausahawan entrepreneurship harus mampu membuat rencana
usaha bussiness plan agar dapat mencapai sasaran yang diinginkan. Bussiness
Universitas Sumatera Utara
plan merupakan dokumen yang disiapkan secara seksama yang menerangkan mengenai pola dari usaha yang akan digeluti, sasaran dari pengusaha atau
entrepreneur dan rencana tindakan untuk mencapai sasaran serta keberhasilan dalam usaha. Apapun pilihan usaha baru yang diputuskan, dalam menjamin
keberhasilan usaha, harus dilaksanakan persiapan secara matang yaitu dengan cara menyiapkan rencana usaha Anoraga,2002:154.
Perencanaan merupakan alat untuk menggariskan arah dari perusahaan yang mengarahkan perusahaan kepada suatu kemajuan logis dari titik mulai
sampai dengan titik akhir. Rencana yang dikembangkan dengan baik menolong entrepreneur mengetahui apa yang akan terjadi, sehingga mempersiapkannya
untuk meminimalisasikan resiko dan memperbesar peluang keberhasilan usaha Anoraga,2002:157.
Handriani 2009:155 mengemukakan bahwa strategi adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi melalui misi. Dengan
tindakan berpola, perusahaan dapat mengerahkan mengarahkan seluruh sumber daya secara efektif perwujudan dari visi organisasi. Tanpa strategi yang tepat,
sumberdaya organisasi akan terhambur konsumsinya, sehingga akan berakibat pada kegagalan organisasi dalam mewujudkan visinya.
Hakekatnya semua orang adalah wirausaha, dalam arti mampu berdiri sendiri dalam menjalankan usaha dan pekerjaannya guna mencapai tujuan pribadi,
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara, akan tetapi banyak diantara kita yang tidak berani mengambil langkah untuk memulai berwirausaha karena adanya
ketakutan akan rugi atau bangkrut. Tidak sedikit orang yang merasa tidak
Universitas Sumatera Utara
memiliki masa depan yang pasti jika berwirausaha. Bahkan, sebagian orang yang sudah memiliki jiwa wirausaha merasa bingung dari mana harus memulai usaha.
Anoraga 2002:38 mengemukakan bahwa untuk menjamin keberhasilan dalam usaha, harus dilaksanakan persiapan secara matang yaitu dengan
menyiapkan rencana usaha bussiness plan. Bussiness Plan merupakan dokumen yang disiapkan secara seksama yang menerangkan mengenai pola dari usaha yang
digeluti, sasaran dari entrepreneur dan rencana tindakan implementasi untuk mencapai sasaran.
Dari uraian tersebut, maka faktor-faktor yang mempengaruhi usaha baru yaitu dengan adanya rencana bisnis bussiness plan yang terdiri atas rencana
pemasaran X1, rencana produksi X2, rencana organisasi dan manajemen X3, dan rencana keuangan X4 Anoraga, 2002 : 160.
Beberapa usaha rumah makan beroperasi di Kelurahan Helvetia Tengah Medan yang banyak dilalui kendaraan yang melintas sepanjang hari dan padat
penduduk. Di kelurahan tersebut banyak beroperasi berbagai jenis usaha mulai dari toko ponsel, kelontong, baju, kue, showroom motor dan terutama rumah
makan. Penulis melakukan penelitian pada para pengusaha Rumah Makan yang berada di Kelurahan Helvetia Tengah Medan.
Berdasarkan uraian ini, maka penulis tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu usaha, sehingga penulis memutuskan
untuk membuat penelitian yang berjudul ”Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Studi Kasus Pada Pengusaha Rumah
Makan Di Kelurahan Helvetia Tengah Medan”.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah