1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian ini, maka permasalahan yang ingin dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi keberhasilan usaha pada pengusaha rumah makan di Kelurahan Helvetia Tengah Medan?
2. Faktor manakah yang paling dominan dalam mencapai keberhasilan usaha pada pengusaha rumah makan di Kelurahan Helvetia Tengah
Medan?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha pada
pengusaha rumah makan.
1.4 Manfaat Penelitian
a. Bagi Wirausaha Sebagai sumber informasi untuk menjadi pertimbangan bagi para calon
wirausahawan untuk mendirikan usaha baru dan sebagai bahan masukan
Universitas Sumatera Utara
kepada para wirausahawan untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha baru.
b. Bagi Penulis Penelitian ini memberikan kesempatan yang baik untuk dapat
menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menjalani perkuliahan dan memperluas wahana berpikir ilmiah dalam bidang manajemen usaha
kecil. c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang
khususnya mengenai keberhasilan usaha baru.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Pengertian Wirausaha
1. Zimmerer 2005 menyatakan kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan
menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha. Artinya, untuk menciptakan sesuatu, diperlukan suatu kreativitas dan jiwa
inovator yang tinggi. Seseorang yang memiliki kreativitas dan jiwa inovator tentu berpikir untuk mencari atau menciptakan peluang yang
baru agar lebih baik dari sebelumnya. 2. Wirausahawan entrepreneur adalah orang yang berjiwa berani dalam
mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani dalam mengambil resiko artinya bermental mandiri dan
berani memulai usaha tanpa diikuti rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Konsep ini juga menjelaskan bahwa
seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang dapat
memberikan keuntungan. Kasmir, 2006 : 16
Universitas Sumatera Utara
3. Soetadi 2010 menyatakan bahwa wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-
kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambilan tindakan yang tepat, mengambil
keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif
dalam rangka meraih kesuksesan.
2.1.2 Pengertian Usaha Kecil
Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dijelaskan dalam UU Usaha Mikro, Kecil, Menengah UMKM No. 20 tahun 2008 adalah sebagai berikut:
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. 2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria
Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. 3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih
Universitas Sumatera Utara
atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang- Undang ini.
2.1.3 Kriteria Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM
Berdasarkan UU Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM No. 20 Tahun 2008 pada Bab IV pasal 16 menetapkan kriteria UMKM sebagai berikut:
1. Kriteria Usaha mikro adalah sebagai berikut: a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,- Lima
Puluh Juta Rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau;
b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,- Tiga Ratus Juta rupiah.
2. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut: memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,- Lima puluh juta rupiah sampai paling
banyak Rp 500.000.000,- Lima ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan
lebih dari Rp 300.000.000,- Tiga ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,- Dua miliar lima ratus juta rupiah.
3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut: memiliki kekayaanbersih lebih dari Rp 500.000.000,- Lima ratus juta rupiah
sampai dengan paling banyak Rp.10.000.000,-sepuluh milyar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil
penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,- Dua milyar lima ratus
Universitas Sumatera Utara
juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,- Lima puluh milyar rupiah.
2.1.4 Memulai Usaha Baru
Menurut Hutagalung 2010:59 ada beberapa cara yang dilakukan oleh seseorang untuk memulai suatu usaha atau memasuki suatu usaha, baik secara
berkelompok maupun perorangan. Cara memulai usaha yang lazim digunakan
yaitu :
1. Merintis usaha baru starting,
Yaitu membentuk ide dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan modal, ide, organisasi dan manajemen yang dirancang sendiri. Yang
dimaksud dalam hal ini adalah mencari lokasi yang tepat, menyediakan peralatan dan mesin yang sesuai dengan usahanya, sampai mengurus
segala sesuatu yang berhubungan dengan badan usaha dan mengurus izin- izin usaha secara individu. Tidak sedikit cerita yang menyedihkan di balik
sukses yang diraih oleh pengusaha. Ada pengusaha yang memulai usahanya dari nol dengan tertatih-tatih. Bahkan, seringkali pengusaha
tersebut menderita kerugian dan nyaris bangkrut. Namun, karena keberanian, kesabaran, ketekunan, dan kepandaiannya dalam mengelola
usaha, dari waktu ke waktu selama bertahun-tahun hingga akhirnya berhasil.
Ada tiga bentuk usaha baru yang dapat dirintis bentuk kepemilikan bisnis, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Tiga bentuk usaha baru yang dapat dirintis
No Bentuk Usaha
Defenisi Keuntungan
Kerugian
1. Perseorangan Perusahaan
perseorangan adalah perusahaan
swasta yang didirikan dan
dimiliki oleh pengusaha
perseorangan pemilikpemilik
tunggal dan bukan badan hukum.
a. Semua laba hanya untuk
pengusaha perseorangan
b. Organisasi sederhana
mudah untuk didirikan
c. Pengendalian seutuhnya
d. Pajak rendah a. Pengusaha
perseoranga n
bertanggung jawab atas
semua kerugian
b. Tanggung jawab tidak
terbatas c. Dana
terbatas d. Keterampila
n terbatas. 2.
Kemitraan Perusahaan
kemitraan adalah bisnis yang
dimiliki oleh dua orang atau lebih
secara bersama. Para pemilik
disebut mitra pengusaha. Mitra
pengusaha harus mendaftarkan
perusahaan kemitraannya
kepada negara dan
mungkin perlu minta izin usaha.
a. Memiliki modal yang banyak
b. Kerugian ditanggung
bersama c. Lebih ada
spesialisasi a. Pengambila
n keputusan yang lambat
b. Tanggung jawab tak
terbatas c. Laba yang
diterima harus
dibagi-bagi
Universitas Sumatera Utara
3. Korporasi
Korporasi adalah suatu perusahaan
yang anggotanya terdiri atas para
pemegang saham, yang mempunyai
tanggung jawab terbatas terhadap
utang-utang perusahaan sebesar
modal yang
disetor. a. Tanggung
jawab terbatas b. Memiliki akses
dana yang lebih cepat dan
banyak
c. Transfer kepemilikan
lebih cepat a. Biaya
keorganisas ian yang
tinggi
b. Pemberitah uan
mengenai keuangan
yang tidak sebenarnya
c. Pajak yang tinggi
d. Lambat dalam
mengambil keputusan
Sumber : Hutagalung, 2010
2. Membeli perusahaan orang lain buying
Yaitu dengan membeli perusahaan yang telah didirikan atau dirintis dan diorganisir oleh orang lain dengan nama good will dan organisasi usaha
yang sudah ada. Pembelian ini dapat dilakukan terhadap perusahaan yang sedang berjalan
atau perusahaan yang tidak aktif, tetapi masih memiliki badan usaha. Pembelian tersebut meliputi saham berikut aset yang dimiliki perusahaan.
3. Kerja sama manajemen dengan sistem waralaba franchising,
Yaitu sebuah peluang bisnis yang ditawarkan oleh pemilik, produsen atau distributor franchisor untuk memberikan hak eksklusif dari jasa atau
merek produk kepada individu atau perusahaan lain franchisee untuk distribusi lokal, dan franchisor akan menerima pembayaran royalti dan
memberikan jaminan standar kualitas.
Universitas Sumatera Utara
Model ini dikembangkan dengan memakai nama dan manajemen perusahaan lain. Perusahaan pemilik nama disebut sebagai perusahaan
induk franchisor dan perusahaan yang menggunakan nama disebut sebagai franchisee.
Sistem waralaba memiliki kelebihan dan kelemahan, antara lain :
Tabel 2.2 Kelebihan dan Kelemahan Waralaba
Franchise
Kelebihan Franchise
Deskripsi
Resiko kerugian lebih kecil Risiko kerugian pada bisnis waralaba dapat
diturunkan hingga 85 karena pada bisnis ini, sistem manajemen telah tersusun rapi dan telah
terprogram secara baik dan teruji melalui pengalaman selama bertahun-tahun oleh
pewaralaba yang berkualitas. Tidak dibutuhkan
pengalaman khusus untuk menjadi penerima lisensi
terwaralaba Untuk menjadi terwaralaba, anda akan
diajarkan menjalankan bisnis tersebut dan sistem kemitraan dalam kontrak waralabab
yang akan anda lakukan. Dalam hal ini, anda tidak perlu pengalaman khusus untuk menerima
lisensi dari pihak pewaralaba.
Universitas Sumatera Utara
Mendapatkan keuntungan dari promosi
Jika suatu merek dagang mempromosikan produknya di media massa, maka anda sebagai
terwaralaba akan ikut mendapatkan keuntungan dari promosi itu karena masyarakat yang
tertarik dengan promosi tersebut, akan membeli di tempat anda.
Memiliki hak usaha penuh Anda berhak menggunakan merek dagang dan
produk dari perusahaan induk. Anda tidak perlu membuat merek dagang sendiri dan berusaha
membuat merek dagang itu dikenal orang.
Kelemahan Franchise
Deskripsi
Berbagi keuntungan Sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada
pemberi izin waralaba, penerima izin franchisee harus berbagi keuntungan waralaba
dengan pemberi izin franchisor. Biaya tahunan yang harus dibayar sampai 8 atau
lebih dari penerimaan laba yang dihasilkan oleh franchisee.
Pengendalian keuntungan Franchisee harus tunduk kepada petunjuk-
petunjuk mengenai bagaimana memproduksi suatu produk, menentukan harga, dan petunjuk
lainnya. Akibatnya, kinerja penerima izin
Universitas Sumatera Utara
waralaba sangat tergantung kepada peraturan ini. Franchisee tidak diperbolehkan mengubah
beberapa peraturan tersebut.
Sumber : Hutagalung, 2010 2.1.5 Sifat–sifat Wirausaha
Ada beberapa sifat wirausaha yang telah dikelompokkan menjadi enam sifat unggul,yaitu :
Tabel 2.3 Sifat-sifat Wirausaha
Percaya Diri 1. Yakin dan Optimisme
2. Mandiri 3. Kepemimpinan dan Dinamis
Originalitas
1. Kreatif 2. Inovatif
3. Inisiatifproaktif
Berorientasi Manusia
1. Sifat suka bergaul dengan orang lain
2. Komitmen 3. Responsive terhadap saran dan
kritik
Berorientasi Hasil Kerja 1. Ingin berprestasi
2. Berorientasi keuntungan 3. Teguh, tekun, dan kerja keras
4. Penuh semangat dan penuh energi
Berorientasi Masa Depan 1. Sifat pandangan ke depan
2. Ketajaman persepsi
Berani Ambil Risiko 1. Mampu ambil risiko
2. Suka tantangan
Sumber : Hutagalung, 2010
Menurut Hadayati 2011 : 11 tanpa adanya inovasi, perusahaan tidak akan dapat bertahan lama. Hal ini disebabkan kebutuhan, keinginan, dan permintaan
pelanggan berubah-ubah. Pelanggan tidak selamanya akan mengkonsumsi produk
Universitas Sumatera Utara
yang sama. Pelanggan akan mencari produk lain dari perusahaan lain yang dirasakan dapat memuaskan kebutuhan mereka. Untuk itulah diperlukan adanya
inovasi terus menerus jika perusahaan akan berlangsung lebih lanjut dan tetap berdiri dengan usahanya. Inovasi adalah sesuatu yang berkenaan dengan barang,
jasa atau ide yang dirasakan baru oleh seseorang. Meskipun ide tersebut telah lama ada tetapi ini dapat dikatakan suatu inovasi bagi orang yang baru melihat
atau merasakannya. Perusahaan dapat melakukan inovasi dalam bidang:
a. Inovasi produk barang, jasa, ide dan tempat. b. Inovasi manajemen proses kerja, proses produksi, keuangan pemasaran, dll.
2.1.6 Hal – Hal Yang Harus Diperhatikan Agar Sukses Memulai Usaha
Menurut Soegoto 2009:51 kunci sukses memulai suatu usaha yaitu : 1. Modal
Sesuaikan kondisi keuangan modal awal dengan sasaran usaha awal yang akan kita buka. Modal awal yang ada cukup dibelanjakan untuk keperluan
awal usaha. 2. Keahlian Skill
Membuka usaha sesuai keahlian yang kita miliki merupakan kunci awal suksesnya usaha tersebut. Dengan keahlian kita lebih siap menghadapi
medan dan mampu menetralisir ancaman yang mungkin timbul dengan tindakan yang cepat.
3. Lokasi
Universitas Sumatera Utara
Pilih lokasi usaha yang strategis, mudah dijangkau, dan ramai pengunjung. Hal ini mempengaruhi animo konsumen untuk berbelanja sehingga usaha
lebih cepat berkembang. 4. Promosi
Usaha yang baru dibuka, memerlukan upaya-upaya promosi pemasaran, minimal melalui tampilan depan tempat usaha yang didesain semenarik
mungkin. 5. Merek Brand
Brand usaha meliputi logo dan nama usaha yang merupakan daya tarik calon konsumen untuk mampir dan berbelanja.
6. Membangun Sistem Sistem usaha yang baik dibangun sejak awal memulai usaha, yang
meliputi manajemen usaha, organisasi dan pengelolaan keuangan.
7. Karyawan
Dalam merekrut karyawan akan lebih baik jika telah memiliki keahlian sesuai dengan bidang usaha yang kita buka. Penambahan karyawan
disesuaikan dengan perkembangan usaha.
2.1.7 Penyusunan Rencana Usaha
Suatu rencana usaha disusun berdasarkan fungsi-fungsi operasional usaha, yaitu fungsi pemasaran atau penjualan, produksi, keuangan dan fungsi ketenagaan
atau sumber daya manusia.
Universitas Sumatera Utara
Apapun pilihan usaha seseorang, untuk menjamin keberhasilan usahanya, maka harus dilaksanakan persiapan secara matang. Setelah mempertimbangkan
kelebihan dan kekurangan pilihan usaha, langkah berikutnya adalah menyiapkan rencana bisnis.
Business plan merupakan dokumen yang disiapkan secara seksama, yang menerangkan mengenai pola dari usaha kecil yang digeluti, sasaran dari
entrepreneur dan rencana tindakan untuk mencapai sasaran. Rencana bisnis ini selain berguna sebagai alat untuk mengajukan
permohonan modal, juga mengandung informasi-informasi penting yang diperlukan untuk mengambil sebuah keputusan strategis sebelum memulai suatu
bidang usaha. Tidak semua entrepreneur menyiapkan business plan sebelum memulai
bisnis mereka. Namun, manfaat business plan jauh lebih besar. Dengan business plan, wirausaha diharuskan untuk berpikir kreatif. Dengan demikian isu-isu kritis
yang muncul akan bisa ditangani dengan baik.
Menurut Anoraga 2002, suatu rencana usaha business plan disusun berdasarkan fungsi-fungsi operasional usaha, yaitu:
1. Rencana Pemasaran
Merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan taksiran yang mencakup volume permintaan, baik untuk permintaan konsumen industri
maupun untuk konsumsi akhir, volume penjualan yang mampu dicapai
Universitas Sumatera Utara
serta daerah pemasarannya, program pemasaran yang mencakup bauran pemasaran dan kebijaksanaan harga jual yang dikaitkan dengan harga
produk jasa pesaing.
2. Rencana Produksi
merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan taksiran mengenai mesin atau alat-alat yang digunakan dalam proses menghasilkan barang
atau jasa, mengenai pemasok dan kapasitas pemasok, pemilihan lokasi
tempat usaha, desain proses produksi dan karakteristik proses produksi yang dipakai, cara pengaturan persediaan bahan baku, tenaga kerja yang
dibutuhkan, serta persoalan peralatan yang digunakan.
3. Rencana Organisasi dan Manajemen
Merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan taksiran yang mencakup struktur organisasi yang sesuai dengan besarnya usaha,
banyaknya tenaga kerja untuk melaksanakan kegiatan operasional usaha dan kualifikasi keahlian yang diperlukan, gaji upah dan jaminan fasilitas
lain yang diberikan serta pembagian tugas dan jadwal kerja.
4. Rencana Keuangan
Merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan taksiran atas kebutuhan modal untuk investasi, modal kerja dan arus kas; yang
mencakup penerimaan, rincian pengeluaran atas biaya langsung biaya produksi dan biaya tak langsung biaya-biaya pemasaran, umum, dan
penyusutan, laba sebelum pajak, taksiran pajak, laba setelah pajak, arus kas sesudah pajak, pembayaran pokok pinjaman, dan arus kas bersih.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Utomo 2009 dengan judul
penelitian “Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru Studi Kasus Pada Rumah Kue Maisyaroh dan Al-Baik
Bakery and Cakes Medan” menghasilkan kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mendorong
keberhasilan usaha baru adalah penerapan yang diikuti pengimplementasian keempat faktor dari rencana usaha bussiness plan yaitu rencana pemasaran,
rencana produksi, rencana organisasi dan manajemen serta rencana keuangan. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa rencana organisasi dan manajemen
merupakan faktor yang paling dominan sebagai faktor yang mempengaruhi
keberhasilan usaha baru. Ritonga 2005 melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Kewirausahan Terhadap Keberhasilan Usaha Mikro Non Makanan Di Lingkungan Pajak USU”
dimana peneliti menggunakan empat indikator untuk mengukur kewirausahaan yaitu, perencanaan, resiko, peluang, dan adaptasi.
Keberhasilan usaha akan diukur dengan tiga indikator yaitu keuntungan usaha, jumlah usaha, jumlah penjualan, dan pertumbuhan usaha. berdasarkan penelitian
diperoleh yaitu bahwa kewirausahaan bukan merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha mikro non makanan di Pajak USU atau dapat dikatakan tidak
terdapat hubungan antara kewirausahaan dan keberhasilan usaha yang signifikan.
Ulina 2008 melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor- faktor yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru Studi Kasus Pada Crispo
Accessories Grand Palladium dan Q-ta Accessories Sun Plaza Medan”
dimana peneliti menggunakan empat indikator untuk mengukur kewirausahaan,
Universitas Sumatera Utara
yaitu rencana pemasaran, rencana produksi, rencana organisasi dan manajemen serta rencana keuangan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa faktor yang
paling dominan dalam mendorong keberhasilan baru yaitu faktor pemasaran.
2.3 Kerangka Konseptual