36
2.2.3.  Fungsi Malu dalam Masyarakat Jepang
Malu bagi bangsa Jepang memiliki fungsi yang sangat penting dan sangat mempengaruhi karakteristik masyarakatnya sendiri. Secara umum, fungsi malu di
dalam  mayarakat  Jepang  terbagi  menjadi  2  yaitu  fungsi  malu  yang  bersifat  aktif dan fungsi malu yang bersifat pasif.
1. Fungsi Aktif
Fungsi malu berhubungan erat dengan status dan peran. Fungsi aktif yang dimaksud  di  sini  adalah  fungsi  malu  yang  dapat  mendorong  seorang  individu
untuk  melakukan  suatu  tindakan  berdasarkan  status  dan  peran  nya  di  dalam masyarakat sekitarnya. Sebagai mana pendapat  yang dikemukakan oleh Soerjono
Soekanto  1990:264  bahwa  di  dalam  setiap  kalangan  masyarakat,  setiap anggotanya  memiliki  status  dan  peran  masing-masing.  Pembagian  status  dan
peran  ini  sangat  perlu  untuk  mempertahankan  tatanan  masyarakat,  dan menghindarkan kemungkinan timbulnya kekacauan dalam masyarakat.
Dilihat  dari  defenisi  nya,  status  dan  peran  hampir  memiliki  pengertian yang  sama.  Yaitu  posisi  atau  kedudukan  seseorang  di  mata  masyarakat.  Namun
jika kita mengamatinya lebih dalam, status dan peran memiliki pengertian spesifik yang  berbeda.  Status  merupakan  kedudukan  seorang  individu  di  dalam
masyarakatnya.  Contohnya,  status  sebagai  walikota,  status  sebagai  bupati,  status sebagai guru dan sebagainya. Sedangkan peran merupakan pola tindakan seorang
individu  dalam  berinteraksi  dan  lebih  tepatnya  membantu  masyarakat  di sekitarnya. Sebagai contohnya dapat kita lihat seorang polisi. Seorang polisi pada
hakekatnya  merupakan  seseorang  yang  berperan  besar  dalam  menolong  dan melindungi  masyarakat.  Seorang  polisi  diharapkan  dapat  menolong  masyarakat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
37
dalam  memberantas  kejahatan,  menertibkan  lalu  lintas  dan  sebagainya  sesuai dengan  statusnya  sebagai  seorang  polisi.  Hal  ini  dikuatkan  oleh  pendapat
Soerjono Soekanto 1985:37 bahwa status adalah posisi seseorang di dalam suatu sistem  sosial  masyarakat,  sedangkan  peran  adalah  pola  perilaku  yang
berhubungan dengan dengan status orang tersebut. Bagi  masyarakat  Jepang,  peran  lebih  dipentingkan  daripada  status,
meskipun  status  tetap  memiliki  nilai  tersendiri.  Setiap  individu  di  Jepang  selalu dituntut  untuk  bertingkahlaku  sesuai  dengan  perannya.  Hal  ini  mengakibatkan
orang  Jepang  menjadi  sangat  peka  terhadap  penilaian  masyarakatnya.  Mereka akan  selalu  bertindak  sesuai  dengan  peran  yang  dituntut  oleh  masyarakatnya.
Seseorang  yang  tidak  menjalankan  perannya  sesuai  dengan  tuntutan  masyarakat, akan  dikritik  bahkan  ditolak  oleh  masyarakatnya.  Kritikan  dan  penolakan  oleh
masyarakat seperti ini akan menimbulkan gejala malu dalam dirinya, karena telah gagal menjalankan perannya sebagaimana yang telah dituntut oleh masyarakatnya.
Dengan demikian, malu menjadi semacam motivasi bagi seseorang untuk sedapat  mungkin  bertindak  memenuhi  perannya  sesuai  dengan  tuntutan
masyarakat di sekitarnya. Sehingga, orang tersebut akan berusaha bertindak sesuai dengan  apa  yang  menjadi  tuntutan  masyarakat  terhadap  dirinya  dengan
mewujudkannya  ke  dalam  perannya  di  lingkungan  bermasyarakat  untuk menghindari  kritikan  dan  penolakan  seperti  yang  telah  disebutkan  diatas.  Maka,
fungsi  malu  yang  bersifat  aktif  adalah  fungsi  malu  yang  menjadi  motivasi  dan mendorong  seseorang  untuk  melakukan  tindakan  sesuai  perannya  dan
menjalankannya  dengan  ideal  sebagaimana  seperti  yang  diharapkan  oleh masyarakat di sekitarnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
38
2. Fungsi Pasif