Perumusan Masalah Ruang Lingkup Pembahasan

16 dengan bangsa-bangsa lain. Dan meneliti budaya malu pada masyarakat Jepang, artinya menelaah malu sebagai suatu kebudayaan. Hal inilah yang menjadi alasan sehingga penulis merasa tertarik untuk meneliti dan menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan judul “Realisasi Budaya Malu Masyarakat Jepang dilihat dari Pertanggungjawaban Bangsa Jepang terhadap Korban Jugun Ianfu di Indonesia Pasca Perang Dunia II ”.

1.2. Perumusan Masalah

Budaya malu merupakan salah satu tema yang sangat menarik perhatian diantara sekian banyak tema tentang kebudayaan Jepang yang unik dan sangat beragam. Hal ini dapat dilihat dari konsep budaya malu yang sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Jepang. Bahkan beberapa teori mengatakan bahwa masyarakat Jepang merupakan masyarakat yang dikendalikan oleh budaya malu. Yang artinya standar untuk menentukan baik atau buruknya suatu tindakan adalah malu. Sebagaimana yang telah kita ketahui, bahwa Jugun Ianfu merupakan sebutan bagi para wanita yang dijadikan budak seks dan pemuas nafsu para tentara Jepang selama penjajahannya di negara-negara Asia Pasifik terutama Indonesia pada masa Perang Dunia II. Mereka dipaksa untuk melayani para tentara Jepang tanpa dapat menolak, dan kejadian itu merupakan hal yang sulit untuk diterima oleh moral sosial para korban Jugun Ianfu tersebut. Namun pemahaman atas konsep budaya malu tersebut diatas merupakan pemahaman yang menjadi dasar pemikiran bangsa Jepang untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya terhadap para korban Jugun Ianfu. Dan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 17 direalisasikan dalam bentuk permintaan maaf dan ganti rugi terhadap para korban Jugun Ianfu tersebut. Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana konsep budaya malu sebagai karakteristik masyarakat Jepang? 2. Bagaimana realisasi budaya malu masyarakat Jepang dalam mempertanggungjawabkan perbuatannya terhadap para korban Jugun Ianfu di Indonesia pasca Perang Dunia II?

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan

Untuk memudahkan dalam menganalisa topik permasalahan, penulis membatasi ruang lingkup pembahasan. Sehingga masalah yang akan dibahas lebih terarah. Di dalam penelitian ini, pembahasan akan difokuskan pada penerapan budaya malu masyarakat Jepang dilihat dari pertanggungjawaban terhadap para korban jugun ianfu pasca Perang Dunia II yang diwujudkan dalam bentuk permintaan maaf dan memberikan ganti rugi terhadap para korban Jugun Ianfu. Selain itu, agar lebih jelas penulis juga menjelaskan konsep budaya malu yang tertanam di dalam diri masyarakat Jepang sebagai karakteristik bangsa Jepang.

1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori