BAB III TINJAUAN MENGENAI PEMBENTUKAN BAPPEDA
PEMERINTAHAN KABUPATEN DELI SERDANG.
A. Latar belakang dan Proses dibentuknya Bappeda Pemerintahan Kabupaten Deli
Serdang.
Pemerintah daerah sebagai alat Negara yang melaksanakan tugas – tugas kenegaraan dan kemasyarakatan senantiasa berupa untuk meningkatkan taraf kehidupaan
rakyat.Sehubungan dengan usaha meningkatkan taraf kehidupan rakyat, tentu membutuhkan kehadiran pembangunan.
Didalam melaksakan pembangunan tersebut sebaiknya dimulai dengan suatu perencanaan maka hasil pembangunan itu tidak akan sesuai dengan yang diharapkan
semula. Untuk itu maka ada baik nya Penulis menguraikan terlebih dahulu tentang sejarah
Kabupaten Deli Serdang, yang di kutip dari situs Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang sebagai Berikut :
25
Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, Kabupaten Deli Serdang yang dikenal sekarang ini merupakan dua pemerintahan yang
berbentuk Kerajaan Kesultanan yaitu Kesultanan Deli yang berpusat di Kota Medan, dan Kesultanan Serdang berpusat di Perbaungan ± 3 8 Km dari Kota Medan menuju
Kota Tebing Tinggi.
------------------------------ 25. pemerintah kabupaten Deli Serdang
Universitas Sumatera Utara
Dalam masa pemerintahan Republik Indonesia Serikat RIS, keadaan Sumatera Timur mengalami pergolakan yang dilakukan oleh rakyat secara spontan menuntut agar
NST Negara Sumatera Timur yang dianggap sebagai prakarsa Van Mook Belanda dibubarkan dan wilayah Sumatera Timur kembali masuk Negara Republik Indonesia. Para
pendukung NST membentuk Permusyawaratan Rakyat se-Sumatera Timur menentang Kongres Rakyat Sumatera Timur yang dibentuk oleh Front Nasional.
Negara - Negara bagian dan daerah-daerah istimewa lain di Indonesia kemudian bergabung dengan NRI, sedangkan Negara Indonesia Timur NIT dan Negara Sumatera
Timur NST tdak bersedia. Akhirnya Pemerintah NRI meminta kepada Republik Indonesia Serikat RIS untuk
mencari kata sepakat dan mendapat mandat penuh dari NST dan NIT untuk bermusyawarah dengan NRI tentang pembentukan Negara Kesatuan dengan hasil antara lain Undang-
Undang Dasar Sementara Kesatuan yang berasal dari UUD RIS diubah sehingga sesuai dengan Undang Dasar 1945.
Atas dasar tersebut terbentuklah Kabupaten Deli Serdang seperti tercatat dalam sejarah bahwa Sumatera Timur dibagi atas 5 lima Afdeling, salah satu diantaranya Deli
Serdang, Afdeling ini dipimpin seorang Asisten Residen beribukota Medan serta terbagi atas 4 empat Onder Afdeling yaitu Beneden Deli beribukota Medan, Bovan Deli
beribukota Pancur Batu, Serdang beribukota Lubuk Pakam, Padang Bedagai beribukota Tebing Tinggi dan masing-masing dipimpin oleh Kontelir.
Selanjutnya dengan keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Sumatera Timur tanggal 19 April 1946, Keresidenan Sumatera Timur dibagi menjadi 6 enam. Kabupaten ini terdiri
atas 6 enam Kewedanaan yaitu Deli Hulu, Deli Hilir, Serdang Hulu, Serdang Hilir, Bedagei Kota Tebing Tinggi pada waktu itu ibukota berkedudukan di Perbaungan.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian dengan Besluit Wali Negara tanggal 21 Desember 1949 wilayah tersebut adalah Deli Serdang dengan ibukota Medan meliputi Lubuk Pakam, Deli Hilir, Deli Hulu,
Serdang, Padang dan Bedagai. Pada tanggal 14 November 1956. Kabupaten Deli dan Serdang ditetapkan menjadi
Daerah Otonom dan namanya berubah menjadi Kabupaten Deli Serdang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1948 yaitu Undang-Undang Pokok-pokok Pemerintahan
Daerah dengan Undang-Undang Nomor 7 Drt Tahun 1956. Untuk merealisasikannya dibentuklah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD dan Dewan Pertimbangan Daerah
DPD. Tahun demi tahun berlalu setelah melalui berbagai usaha penelitian dan seminar-
seminar oleh para pakar sejarah dan pejabat Pemerintah Daerah Tingkat II Deli Serdang pada waktu itu sekarang Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, akhirnya disepakati dan
ditetapkanlah bahwa Hari Jadi Kabupaten Deli Serdang adalah tanggal 1 Juli 1946. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1984, ibukota Kabupaten Deli
Serdang dipindahkan dari Kota Medan ke Lubuk Pakam dengan lokasi perkantoran di Tanjung Garbus yang diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara tanggal 23 Desember
1986. Demikian pula pergantian pimpinan di daerah ini pun telah terjadi beberapa kali. Tercatat dalam sejarah bahwa Bupati pertama di Kabupaten Deli Serdang adalah
Moenar S. Hamidjojo, kemudian Sampoerno Kolopaking, setelah itu Wan Oemaroeddin Barus 1 Februari 1951 s.d 1 April 1958, Abdullah Eteng 1 April 1958 s.d 11 Januari
1963, Abdul Kadir Kendal Keliat 11 Januari 1963 s.d 11 November 1970, Haji Baharoeddin Siregar 11 November 1970 s.d 17 April 1978, Abdul Muis Lubis 17 April
1978 s.d 3 Maret 1979, H. Tenteng Ginting 3 Maret 1979 s.d 3 Maret 1984 , H. Wasiman 3 Maret 1984 s.d 3 Maret 1989, H. Ruslan Mansur 3 Maret 1989 s.d 1994 , H.
Universitas Sumatera Utara
Maymaran NS 3 Maret 1994 s.d 3 Maret 1999, Drs.H. Abdul Hafid, MBA 3 Maret 1999 s.d 7 April 2004, dan sejak tahun 2004 periode 2004 s.d 2009 dijabat oleh Drs. H. Amri
Tambunan, tahun 2009 periode 2009 s.d 2013 dijabat kembali oleh Drs. H. Amri Tambunan.
Perjalanan penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Deli Serdang, tercatat beberapa Bupati didampingi oleh seorang wakil Bupati. Pada pertengahan periode
kepemimpinan 1997 H. Maymaran. MS, beliau didampingi oleh seorang wakil Bupati Drs. H. Rayo Usman Harahap, sesuai dengan Surat Keputusan Mendagri Nomor 132.22-
141 tanggal 24 Februari 1977. Jabatan Wakil Bupati berlanjut dijabat oleh Drs. H. Rayo Usman Harahap pada periode Drs. H. Abdul Hafid, MBA. sampai dengan tahun 2002.
Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, jabatan Wakil Bupati merupakan satu paket dengan Bupati yang dipilih oleh anggota
legislatif. Tahun 2003, Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Deli Serdang, terpilih Drs. H. Amri Tambunan yang berdampingan dengan Drs. Yusuf Sembiring, MBA., MM. sebagai
Wakil Bupati untuk periode 2004 sampai dengan 2009 selanjutnya Drs. H. Amri Tambunan terpilih kembali untuk periode 2009 sampai dengan 20013 yang berdampingan dengan Drs.
Zainudin mars. sebagai Wakil Bupati Demikian pula halnya di legislatif, pimpinan di lembaga inipun sudah silih berganti
mulai dari Ketua Dewan dijabat oleh Bonar Ginting, H. Mahmud Hasan, T.A. Muhaid Arief, dan Kapten M. Selamat.kemudian pada priode berikutnya terpilih menjadi Ketua
Dewan adalah Letkol Gus Masinan, BA 1971 s.d 1982, H.M. Rizan 1982 s.d 1987, T. Abunawar Alhaj 1987 s.d 1992, H. Iping Safei dilanjutkan oleh Usman DS 1992 s.d
1997, Kolonel Drs. H. Nusrin Siregar 1997 s.d 1999, Naik Tarigan, BBA 1999 s.d
Universitas Sumatera Utara
2004 dan sejak tahun 2004 sampai saat ini Ketua DPRD Kabupaten Deli Serdang dijabat oleh H. Wagirin Arman.
Sedangkan Sekretaris Wilayah Daerah saat ini berubah nama menjadi Sekretaris Daerah, juga sudah silih berganti, mulai dari H. Baharoeddin Siregar, Mbra Barus, Mabai
Tarigan, H. Abdul Muis Lubis, Mohd. Zaini Dahlan, SH, Drs. Sonny Sembiring, Zainal Arifin, SH, Drs. H. Aman Ginting, Drs. H. Azis Fachri Harahap, H. Abdul Salam Pane SH,
Drs. H. Zainul Aris, Drs.H.Chairullah, S.I.P, MAP, Pelaksana Sekda Ir. H. Marapinta Harahap, MAP, MM, dan saat ini dijabat oleh Ir. Djaili Azwar, M.Si.
Sementara itu, Sekretaris DPRD Kabupaten Deli Serdang juga sudah beberapa kali silih berganti mulai dari Djaman Ginting, SH., kemudian Pangeran Siregar SH, setelah itu
Drs. Nur Achmad Siregar, H.M. Rasyid SH, Drs H. Achmad Siregar, dan Drs. Semangat Merdeka Tarigan.
Kabupaten Deli Serdang adalah salah satu daerah dari 25 KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang memiliki keanekaragaman sumber daya alamnya
yang besar sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi cukup menjanjikan. Dulu wilayah ini disebut Kabupaten Deli dan Serdang, dan pemerintahannya
berpusat di Kota Medan. Memang dalam sejarahnya, sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, wilayah ini terdiri dari dua pemerintahan yang berbentuk kerajaan kesultanan
yaitu Kesultanan Deli berpusat di Kota Medan, dan Kesultanan Serdang berpusat di Perbaungan. Dulu daerah ini mengelilingi tiga “daerah kota madya” yaitu kota Medan yang
menjadi ibukota Provinsi Sumatera Utara, kota Binjai dan kota Tebing Tinggi disamping berbatasan dengan beberapa Kabupaten yaitu Langkat, Karo, dan Simalungun, dengan total
luas daerah 6.400 KM2 terdiri dari 33 Kecamatan dan 902 Desa
Universitas Sumatera Utara
Daerah ini, sejak terbentuk sebagai kabupaten sampai dengan tahun tujuh puluhan mengalami beberapa kali perubahan luas wilayahnya, karena kota Medan, Tebing Tinggi
dan Binjai yang berada didaerah perbatasan pada beberapa waktu yang lalu memintamengadakan perluasan daerah, sehingga luasnya berkurang menjadi 2.497,72
KM
2
yang terdiri dari 22 kecamatan dan 403 desa.
Berikut adalah tabel Kabupaten Deli Serdang berdasarkan Nama dan Ibukota Kecamatan,
Luas Wilayah, Jumlah DesaKelurahan dan jumlah penduduk:
No Kecamatan
Ibu kota Kecamatan
Luas wilayah km
2
Jumlah desa
kelurahan Jumlah penduduk
1 Gunung
meriah Gunung
meriah 76.65
12 2.629
2 Stm hulu
Tiga juhar 223.38
20 10.135
3 Sibolangit
Sibolangit 179.96
30 19.643
4 Kutalimbaru
Kutalimbaru 174.92
14 32.117
5 Pancur batu
Pancur batu 122.53
25 71.142
6 Namorambe
Namorambe 62.30
36 28.437
7 Biru-biru
Biru-biru 89.69
17 29.575
8 Stm hilir
Talun kenas 190.50
15 34.184
9 Bangun purba
Bangun purba
129.95 33
20.123
Universitas Sumatera Utara
10 Galang
Galang 150.29
29 54.522
11 Tanjung
morawa Tanjung
morawa 131.75
26 163.067
12 Patumbak
Patumbak 46.79
8 64.507
13 Deli tua
Deli tua 9.36
6 47.559
14 Sunggal
Sunggal 92.52
17 202.013
15 Hamparan
perak Hamparan
perak 230.15
20 127.717
16 Labuhan deli
Labuhan deli 127.23
5 50.143
17 Percut sei tuan
Tembung 190.79
20 293.493
18 Batang kuis
Batang kuis 40.34
11 45.306
19 Pantai labu
Pantai labu 81.85
19 38.621
20 Beringin
Karang anyer 52.69
11 47.028
21 Lubuk pakam
Lubuk pakam 31.19
13 75.978
22 Pagar merbau
Pagar merbau
62.89 16
31.206
Jumlah 2.479,72 Km
2
403 desa 1.489.145 jiwa
Sumber : Badan Pusat Statistik kabupaten Deli Serdang, 2009
Universitas Sumatera Utara
Diawal pemerintahannya kota Medan menjadi pusat pemerintahannya, karena memang dalam sejarahnya sebagian besar wilayah kota Medan adalah “tanah Deli” yang
merupakan daerah Kabupaten Deli Serdang. Sekitar tahun 1980-an, pemerintahan daerah ini pindah ke Lubuk Pakam, sebuah kota kecil yang terletak di pinggir jalan lintas Sumatera
lebih kurang 30 kilometer dari Kota Medan yang telah ditetapkan menjadi ibukota Kabupaten Deli Serdang.
Tahun 2004 Kabupaten ini kembali mengalami perubahan baik secara Geografi maupun Administrasi Pemerintahan, setelah adanya pemekaran daerah dengan lahirnya
Kabupaten baru Serdang Bedagai sesuai dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Deli Serdang, sehingga berbagai
potensi daerah yang dimiliki ikut berpengaruh. Dengan terjadinya pemekaran daerah, maka Luas wilayahnya sekarang menjadi
2.497,72 KM
2
terdiri dari 22 kecamatan dan 403 desakelurahan, yang terhampar mencapai 3.34 persen dari luas Sumatera Utara.
Kabupaten Deli Serdang dihuni penduduk yang terdiri dari berbagai suku seperti Melayu, Jawa, Batak, Minang, Tionghoa, Aceh dan pemeluk berbagai agama seperti Islam,
Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu Budha dan Konghuchu, dengan total jumlah penduduk berjumlah 1.686.366 jiwa dengan Laju Pertumbuhan Penduduknya LPP sebesar
2,74 persen dengan kepadatan rata-rata 616 jiwa perkilometer persegi. Adapun secara dari segi Demografi Kabupaten Deli serdang sebagai berikut:
a. Geografis., Kabupaten Deli Serdang secara geografis, terletak diantara 2°57’ - 3°16’ Lintang
Utara dan antara 98°33’ - 99°27’ Bujur Timur, merupakan bagian dari wilayah pada posisi
Universitas Sumatera Utara
silang di kawasan Palung Pasifik Barat dengan luas wilayah 2.497,72 Km2 Dari luas Propinsi Sumatera Utara, dengan batas sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Sumatera. - Sebelah Selatan berbatasan dergan Kabupaten Karo.
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai. - Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten Langkat.
b. Topografi Daerah ini secara geografis terletak pada wilayah pengembangan Pantai Timur
Sumatera Utara serta memiliki topografi, kountur dan iklim yang bervariasi. Kawasan hulu yang kounturnya mulai bergelombang sampai terjal, berhawa tropis pegunungan, kawasan
dataran rendah yang landai sementara kawasan pantai berhawa tropis pegunungan. Sementara itu, dilihat dari kemiringan lahan, Kabupaten Deli Serdang dibedakan
atas: a. Dataran Pantai.
Dataran pantai mempunyai luas ± 63.002 Ha 26,30 terdiri dari 4 kecamatan Hamparan Perak, Labuhan Deli, Percut Sei Tuan, dan Pantai Labu. Jumlah Desa
sebanyak 64 DesaKelurahan dengan panjang pantai 65 km.Potensi Utama adalah : Pertanian Pangan, Perkebunan Rakyat, Perkebunan Besar, Perikanan Laut,
Pertambakan, Peternakan Unggas, dan Pariwisata. b. Dataran Rendah
Dataran Rendah mempunyai luas ± 68,965 Ha 28.80 terdiri dari 11 kecamatan Sunggal, Pancur Batu, Namorambe, Deli Tua, Batang Kuis, Tanjung Morawa,
Patumbak, Lubuk Pakam, Beringin, Pagar Merbau, dan Galang dengan jumlah desa
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 197 desakelurahan.Potensi Utama adalah : Pertanian Pangan, Perkebunan Besar, Perkebunan Rakyat, Peternakan, Industri, Perdagangan, dan Perikanan Darat.
c. Dataran Pegunungan. Dataran Pegunungan mepunyai luas ± 111.970 Ha 44.90 terdiri dari 7
kecamatan Kutalimbaru, Sibolangit, Biru-biru, STMHilir, STM Hulu, Gunung Meriah, Bangun Purba dengan jumlah desa sebanyak 133 desa. Potensi Utama adalah : Pertanian
Rakyat, Perkebunan, dan Peternakan. Berikut adalah tabel Topografi Kabupaten Deli Serdang :
No. DATARAN
LUAS K
D P U
1. Dataran Pantai
± 63.002 Ha 26.30
4 64
Pertanian Pangan, Perkebunan Rakyat, Perkebunan Besar,
Perikanan Laut, Pertambakan, Peternakan Unggas, dan
Pariwisata.
2. Dataran Rendah
± 68,965 Ha 28.80
11 197
Pertanian Pangan, Perkebunan Besar, Perkebunan Rakyat,
Peternakan, Industri, Perdagangan, dan Perikanan
Darat.
3. Dataran
Pegunungan ±111.970Ha
44.90 7
133 Pertanian Rakyat, Perkebunan,
dan Peternakan. Total
243.937Ha 22
394
Universitas Sumatera Utara
2.497,72 Km2
K : Kecamatan
KETERANGAN : D
: Desa PU
: Potensi Utama
Sumber : Pemerintahan Kabuapaten Deli Serdang. Kabupaten Deli Serdang terdapat 5 lima Daerah Aliran Sungai DAS yaitu DAS
Belawan, DAS Deli, DAS Belumai, DAS Percut, dan DAS Ular, dengan luas areal 378.841 HA, yang kesemuanya bermuara ke Selat Malaka dengan hulunya berada di Kabupaten
Simalungun, dan Karo. Pada umumnya sub DAS ini dimanfaatkan untuk mengairi areal persawahan sebagai upaya peningkatan produksi pertanian.
c. Iklim. Sesuai dengan perbedaan geografis, topografis dan ketinggian dari permukaan laut
maka iklim daerah ini juga bervariasi yaitu iklim sub tropis dan iklim peralihan antara sub tropis dan tropis. Ketinggian 0 – 500 meter dari permukaan laut, Kabupaten Deli Serdang
beriklim peralihan antara sub tropis dan tropis, sedangkan ketinggian lebih dari 1.000 meter dari permukaan laut beriklim sub tropis.
Curah hujan rata-rata pertahun 1.936,3 mm, pada umumnya curah hujan terbanyak pada bulan September, Oktober, Nopember dan Desember. Angin yang bertiup melalui
daerah ini juga berbeda yakni angin laut dan angin pegunungan dengan kecepatan 0,68 meterdetik, sedangkan temperatur rata-rata 26,7° dan kelembaban 84 .
d. Luas Jenis Tanah dan Penggunaan Lahan Luas jenis Tanah Kabupaten Deli Serdang
Universitas Sumatera Utara
dibedakan atas: a. Alluvial, Regosol, Organosol: 25.176 Ha.
b. Hidromorfik Kelabu, Gleihumus : 45.873 Ha. c. Andosol Coklat: 44.488 Ha.
d. Latosol Coklat: 9.306 Ha. e. Podsolik Coklat Kekuningan: 51.174 Ha.
f. Podsolik Merah Kekuningan: 51.982 Ha. g. Litosol, Podsolik, Regosol: 10.624 Ha.
Total: 240.796 Ha. Secara rinci, penggunaan lahan di Kabupaten Deli Serdang dapat dibedakan sebagai
berikut: a. Perkampungan Pemukiman: 12.907 Ha 5,39 .
b. Persawahan: 44.444 Ha 18.56 . c. Tegalan Kebun Campuran: 52.897 Ha 22.09 .
d. Perkebunan Besar: 54.286 Ha 22.67 . e. Perkebunan Rakyat: 29.908 Ha 12,49 .
f. Hutan: 40.157 Ha 16.77 . g. Semak Alang-Alang: 670 Ha 3.28 .
Universitas Sumatera Utara
h. Kolam Tambak: 1.317 Ha 0,55 . i. Rawa – Rawa: 792 Ha 0,33 .
j. Peternakan: 49 Ha 0,02 . k. Lain – Lain : 2.035 Ha 0,85 .
Total: 239.462 Ha. Sumber : Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang
Termasuk di dalamnya lokasi Bandara Udara Kuala Namu di Kecamatan Pantai Labu sebagai pengganti Bandara Udara Polonia Medan ± seluas 1.564 Ha, dan kawasan
industri ± seluas 356 Ha. Dalam gerak pembangunannya, motto Kabupaten Deli Serdang yang tercantum
dalam Lambang Daerahnya adalah “Bhinneka Perkasa Jaya” yang memberi pengertian;
dengan masyarakatnya yang beraneka ragam suku, agama, ras dan golongan bersatu dalam kebhinnekaan secara kekeluargaan dan gotong royong membangun semangat kebersamaan,
menggali dan mengembangkan potensi sumber daya alam seiring dengan kebutuhan dan sumber daya manusianya sehingga menjadi kekuatan dan keperkasaan untuk mengantarkan
masyarakat kepada kesejahteraan dan kejayaan sepanjang masa. Kabupaten Deli Serdang dikenal sebagai salah satu daerah dari 25 KabupatenKota
di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang memiliki keanekaragaman sumber daya alamnya yang besar sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi cukup
menjanjikan. Dulu wilayah ini disebut Kabupaten Deli dan Serdang, dan pemerintahannya berpusat di Kota Medan. Memang dalam sejarahnya, sebelum kemerdekaan Republik
Indonesia, wilayah ini terdiri dari dua pemerintahan yang berbentuk kerajaan kesultanan
Universitas Sumatera Utara
yaitu Kesultanan Deli berpusat di Kota Medan, dan Kesultanan Serdang berpusat di Perbaungan.
Dulu daerah ini mengelilingi tiga “daerah kota madya” yaitu kota Medan yang menjadi ibukota Provinsi Sumatera Utara, kota Binjai dan kota Tebing Tinggi disamping
berbatasan dengan beberapa Kabupaten yaitu Langkat, Karo, dan Simalungun, dengan total luas daerah 6.400 KM2 terdiri dari 33 Kecamatan dan 902 Kampung.
Daerah ini, sejak terbentuk sebagai kabupaten sampai dengan tahun tujuh puluhan mengalami beberapa kali perubahan luas wilayahnya, karena kota Medan, Tebing Tinggi
dan Binjai yang berada didaerah perbatasan pada beberapa waktu yang lalu memintamengadakan perluasan daerah, sehingga luasnya berkurang menjadi 4.397,94
KM2. Diawal pemerintahannya Kota Medan menjadi pusat pemerintahannya, karena
memang dalam sejarahnya sebagian besar wilayah kota Medan adalah “tanah Deli” yang merupakan daerah Kabupaten Deli Serdang. Sekitar tahun 1980-an, pemerintahan daerah
ini pindah ke Lubuk Pakam, sebuah kota kecil yang terletak di pinggir jalan lintas Sumatera lebih kurang 30 kilometer dari Kota Medan yang telah ditetapkan menjadi ibukota
Kabupaten Deli Serdang. Tahun 2004 Kabupaten ini kembali mengalami perubahan baik secara Geografi
maupun Administrasi Pemerintahan, setelah adanya pemekaran daerah dengan lahirnya Kabupaten baru Serdang Bedagai sesuai dengan U.U. No. 36 Tahun 2003, sehingga
berbagai potensi daerah yang dimiliki ikut berpengaruh. Dengan terjadinya pemekaran daerah, maka Luas wilayahnya sekarang menjadi
2.497,72 KM
2
terdiri dari 22 kecamatan dan 403 desakelurahan, yang terhampar mencapai 3.34 persen dari luas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
Kabupaten Deli Serdang dihuni penduduk yang terdiri dari berbagai suku seperti Melayu, Jawa, Batak, Minang, Tionghoa, Aceh dan pemeluk berbagai agama seperti Islam,
Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu Budha dan Konghuchu, dengan total jumlah penduduk berjumlah 1.686.366 jiwa dengan Laju Pertumbuhan Penduduknya LPP sebesar
2,74 persen dengan kepadatan rata-rata 616 jiwa perkilometerpersegi.
Dalam gerak pembangunannya, motto Kabupaten Deli Serdang yang tercantum
dalam Lambang Daerahnya adalah “Bhinneka Perkasa Jaya” yang memberi pengertian;
dengan masyarakatnya yang beraneka ragam suku, agama, ras dan golongan bersatu dalam kebhinnekaan secara kekeluargaan dan gotong-royong membangun semangat kebersamaan,
menggali dan mengembangkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusianya sehingga menjadi kekuatan dan keperkasaan untuk mengantarkan masyarakat kepada
kesejahteraan dan kejayaan sepanjang masa. Khusus bagi Negara kita yang masih tergolong dalam Negara yang sedang
berkembang di segala bidang,sudah sewajarnya terlebih dahulu dibuat perencanaan yang matang, terarah dan terpadu, dimana perencanaan itu dibuat berdasarkan tujuan-tujuan yang
jelas karena perencanaan tersebut dipergunakan sebagai arah atau pedoman pelaksanaan pembangunan.
Dengan melalui suatu perencanaan akan dapat diproleh manfaat yang besar, karena dengan perencanaan maka dilakukan suatu perkiraanfore castingterhadap hal-hal dalam
masa pelaksanaaan yang akan dilalui.perkiraan dilakukan mengenai potensi-potensi dan prospek-prospek perkembangan tetapi juga mengenai hambatan-hambatan dan resiko-
resiko yang mungkin dihadapi.perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih
Universitas Sumatera Utara
berbagai alternatif tentang cara yang baik the best alternative atau kesempatan memilih kombinasi cara yang terbaik the best combination.
26
Bahwa dalam rangka usaha menjamin laju perkembangan keseimbangan dan kesinambungan pembangunan ditapanuli utara diperlikan perencanaan yang lebih-
menyeluruh terarah dan terpadu agar supaya pembangunan tersebut terwujud lebih sempurna dengan pelaksanaan yang berdaya guna dan berhasil guna.
27
Bagi Pemerintah Republik Indonesia sendiri sangat menyadari akan pentingnya perencanaaan itu,sehingga dibentuklah suatu Badan Perencana Pembangunan Daerah, baik
didaerah tingkat I Pemerintahan Provinsi maupun didaerah tingkat II Pemerintahan KabupatenKota.
Dasar hukum pembentukan Bappeda pertama kali diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1974, tentang pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah,
dan selanjutnya dicabut dan diganti dengan keputusan Presiden dengan Nomor 27 tahun 1980, tentang Pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan daerah
Sebagai realisasi keputusan Presiden Nomor 27 tahun 1980, maka didaerah tingkat II Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang perlu dibentuk suatu Badan Perencanaan
Pembangunan. Hal ini tertuang dalam Telkom Gubernur Kepala Daerah tingkat I Sumatera Utara Tanggal 28 juli 1981 No.2457t, dipandang perlu segera membentuk Organisasi dan
tata kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah di kabupaten Deli Serdang.
----------------------------------------- 26. Loc.Cit.
27. Loc.Cit.
Universitas Sumatera Utara
Sebagai terwujudnya, maka Pemerintah Daerah tingkat II Kabupaten Deli Serdang melalui pelaksanaan Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 41Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, Bupati selaku kepala Daerah, mengeluarkan Peraturan Daerah No 5 Tahun 2007
Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Perangkat Daerah Kabupaten deli Serdang, selanjutnya Bappeda Kabupaten Deli Serdang dalam Peraturan Daerah Nomor 5
tahun 2007 pasal 95 menjelaskan bahwa Bappeda bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
B. Struktur organisasi Bappeda Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang