4.10 Hubungan Kepercayaan diri dengan Pola Makan Responden
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa dari 9 responden dengan pola makan sesuai, mayoritas 66,7 mempunyai kepercayaan diri yang baik, sedangkan
responden dengan pola makan kategori tidak sesuai mayoritas 60,6 mempunyai kepercayaan diri termasuk kurang, seperti pada pada Tabel 4.15.
Tabel 4.15. Hubungan Kepercayaan Diri dengan Pola Makan Responden di
RSUD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008
Pola Makan Sesuai
Tidak Sesuai Kepercayaan Diri
n n
Nilai sig.
1 Baik
6 66,7
26 39,4
2 Kurang
3 33,3
40 60,6
Total 9
100,0 66
100,0 0,159
Nilai p=0,159 dan dapat dimasukkan dalam analisis multivariat p0,25 Tabel 4.15 menunjukkan hasil uji Fisher’s Exact Test pada nilai p= 0,159,
menunjukkan secara statistik kepercayaan diri responden tidak mempunyai hubungan dengan pola makan penderita DM.
4.11 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pola Makan Responden
Hasil penelitian menunjukkan bahwa diketahui proporsi responden dengan pola makan sesuai secara keseluruhan 100 mempunyai dukungan keluarga yang
baik, sedangkan responden dengan pola makan kategori tidak sesuai mayoritas 51,5 juga mempunyai dukungan keluarga termasuk baik dibandingkan responden
dengan dukungan keluarga kategori kurang 48,5. Adapun hubungan dukungan
keluarga dengan pola makan penderita DM dapat dilihat pada Tabel 4.16.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.16. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pola Makan Responden di RSUD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008
Pola Makan Sesuai
Tidak Sesuai Dukungan Keluarga
n n
Nilai sig.
1 Baik
9 100,0
34 51,5
2 Kurang
0,0 32
48,5
Total 9
100,0 66
100,0 0,008
nilai p=0,008 dan dapat dimasukkan dalam analisis multivariat p0,25 Berdasarkan tabel 4.16 di atas, juga menunjukkan bahwa hasil uji Fisher’s
Exact Test pada nilai p= 0,008, menunjukkan secara statistik dukungan keluarga responden mempunyai hubungan secara signifikan dengan pola makan responden.
4.12 Analisis Multivariat
Berdasarkan analisis hubungan antara faktor psikososial dengan pola makan, maka dapat diidentifikasi secara keseluruhan variable independen dapat dimasukkan
dalam analisis multivariat karena nilai pada uji chi square Fisher’s Exact Test menunjukkan nilai p0,25 Riduwan, 2005.
Analisis multivariat merupakan analisis untuk mengidentifikasi variabel independen yang mempunyai pengaruh secara statistik terhadap variabel dependen,
dan dalam penelitian ini menggunakan analisis uji regresi logistik, dengan metode enter yang didasarkan pada hasil ukur variabel dependen adalah dikotomi dua
kategori, seperti pada Tabel 4.17.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.17. Hasil Uji Regresi Logistik Pengaruh Motivasi Diri, Dukungan Keluarga Dan Kepercayaan Diri Terhadap Pola Makan
No Variabel
Nilai B Nilai
Exp B Nilai Sig.
Nilai CI 95
1 Motivasi Diri
2,298 9,955
0,010 1,750 – 56,641
2 Kepercayaan Diri
0,730 2,076
0,378 0,409 – 10,523
3 Dukungan Keluarga
-1,618 0,198
0,093 0,030 – 1,310
Konstanta 0,280
signifikan pada nilai p0,05 Berdasarkan Tabel 4.17. di atas, diketahui hasil uji regresi logistik
menunjukkan bahwa dari 3 tiga variabel yang diuji, terdapat 1 satu variabel yang mempunyai pengaruh terhadap pola makan responden di RSUD Kabupaten Deli
Serdang, yaitu variabel motivasi diri dengan nilai sig p=0,010 p0,05 nilai Exp B sebesar 9,995 dengan nilai CI 95 antara 1,750 - 56,641. Sehingga dapat dirumuskan
persamaan regresi logistik, seperti berikut ini: Logit P x = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
arg 618
, 1
730 ,
298 ,
2 280
, a
kelu dukungan
diri n
kepercayaa diri
motivasi −
+ +
=
Berdasarkan persamaan regresi logistik di atas, menunjukkan bahwa pada konstanta 0,280, pola makan penderita DM dipengaruhi secara positif oleh faktor
motivasi diri yaitu sebesar 22,98, dan 7,3 dipengaruhi oleh faktor kepercayaan diri, artinya pola makan penderita DM akan sesuai jika terdapat motivasi diri yang
baik, dan kepercayaan diri yang baik juga, namun 6,18 dipengaruhi secara negatif oleh variabel dukungan keluarga, artinya dukungan keluarga yang baik belum
menjadi faktor penting dalam mendukung pola makan yang sesuai pada pendeita DM.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1
Pola Makan Penderita DM Rawat Jalan di RSUD Kabupaten Deli Serdang
Pola makan dalam penelitian ini didasarkan pada jumlah energi yang dikonsumsi oleh responden selama tiga hari berturut-turut yang diukur dengan
metode recall 24 jam. Pengkategorian pola makan didasarkan pada jumlah energi yang dikonsumsi, jenis makanan dan jadwal makan responden.
Hasil penelitian menunjukkan 88,0 responden mempunyai pola makan yang tidak sesuai. Dari jumlah tersebut terdapat 85,3 disebabkan karena asupan energi
yang kurang sehingga tidak sesuai dengan jumlah energi yang dianjurkan,dan dari jadwal, jenis makanan pun tidak sesuai. Idealnya pola makan yang baik adalah pola
makan yang memenuhi kriteria 3 J, yaitu jumlah, jenis dan jadwal. Menurut Waspadji 2007, pengaturan pola makan dimaksudkan agar terjadi
perubahan pada kandungan glukosa darah penderita DM, sehingga diharapkan dengan perbandingan jumlah makanan,jadwal dan yang tepat maka kadar glukosa
darah akan tetap stabil dan penderita DM tidak merasa lemas akibat kekurangan zat gizi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang makan pagi umumnya mempunyai jadwal makan pagi pada jam 7.31 – 8.00 wib yaitu sebanyak 44 orang
58,7, sedangkan jadwal responden makan siang mayoritas pada jam 13,31 – 14.00 wib yaitu sebanyak 33 orang 44,0, dan jadwal makan malam responden umumnya
Universitas Sumatera Utara