67 biaya penelitian. Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel
adalah menggunakan rumus Slovin Sevilla et. al., 1960:182, sebagai berikut: Penentuan sampel peneliti menggunakan rumus Slovin.
n = Keterangan:
n = Jumlah sampel N = Populasi.
e = Persentase kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan sampel Untuk menggunakan rumus ini, pertama ditentukan berapa batas toleransi
kesalahan. Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan dengan persentase. Semakin kecil toleransi kesalahan, semakin akurat sampel menggambarkan populasi. Misalnya,
penelitian dengan batas kesalahan 5 berarti memiliki tingkat akurasi 95. Penelitian dengan batas kesalahan 2 memiliki tingkat akurasi 98. Dengan jumlah populasi yang
sama, semakin kecil toleransi kesalahan, semakin besar jumlah sampel yang dibutuhkan. Koefisien atau timbangan fungsi diskriminan
perkirakan sedemikian rupa, sehingga kelompok kategori mempunyai fungsi diskriminan skor yang sangat
berbeda. Kalau dua kategori A dan B, nilaiskor fungsi diskriminan dari kelompok yang satu A sangat berbeda dengan kelompok kedua B. Kalau ada tiga kelompok A,B dan
C, nilai fungsi diskriminan kelompok A sangat berbeda dengan kelompok B dan sangat berbeda dengan kelompok C. Ini terjadi kalau rasio sum of squares antar kelompok
dengan sum of squares dalam kelompok untuk nilaiskor fungsi diskriminan maksimum atau rasio varian antar kelompok dengan varian dalam kelompok sebesar mungkin.
Objek dalam kelompok homogen atau relative homogen, sedangkan antar kelompok sangat heterogen. Setiap kombinasi linier prediktor lainnya akan memberikan nilai rasio
yang lebih kecil, Supranto, 2004.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam penentuan ranking siswa di SMA Negeri 12 Medan dan mengaplikasikannya pada
siswa.
68
1.6 Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini bermanfaat mengembangkan pengetahuan, wawasan, dan
kemampuan penulis dalam melaksanakan penelitian
2. Penelitian ini bisa menjadi bahan masukan dan sebagai bahan perbandingan ataupun referensi dalam penelitian yang identik atau berkaitan dengan
peningkatan cara belajar siswa, serta kontribusi ke pihak sekolah dan guru.
1.7 Metodologi Penelitian Metodologi Penelitian yang digunakan untuk memecahkan permasalahan dalam tugas
akhir ini adalah sebagai berikut: 1.
Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Data primer bersumber dari hasil kuisioner terhadap responden. Sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil belajar siswa
– siswi kelas SMA Negeri 12 Medan. 2. Pengolahan Data
a. Tabulasi data hasil kuisioner Penelitian
b. Pengujian Validitas dan Reliabilitas setiap item pertanyaan pada
kuisioner dengan bantuan SPSS; Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa
yang ingin diukur. Untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu item pertanyaan dapat dihitung koefisien korelasinya. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat
hubungan, terutama untuk data kuantitatif, dinamakan koefisien korelasi. Azwar, 2004 Koefisien korelasi adalah statistik yang menunjukkan kuat dan arah saling
hubungan antara variasi dua distribusi skor. Adapun rumus koefisien korelasi adalah sebagai berikut :
r =
– –
Untuk mengetahui pertanyaan dinyatakan valid jika nilai . Di
mana nilai dapat dilihat pada table r dengan df = n-2 n = jumlah responden pada
69 taraf signifikan 5.
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua
kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran diperoleh relatif koefisien, maka alat pengukur tersebut reliable. Suatu variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai cronbach alpha 0,60. Rumus Cronbach Alpha CA adalah sebagai berikut :
CA=
c. Mentransformasi data ordinal menjadi data interval terhadap variabel bebas
dengan Metode Successive Interval MSI dengan bantuan microsoft excel; Proses transformasi merupakan upaya yang dilakukan untuk merubah data
ordinal menjadi data interval. Misalnya analisis diskriminan dimana variabel bebasnya harus berskala interval. Data ordinal yang ditransformasikan menjadi data interval
adalah data penelitian yang diperoleh menggunakan instrumen berupa angket yang memiliki jawaban berupa skala likert. Cara melakukan
proses transformasi data ordinal menjadi data interval menggunakan Metode MSI Method Of successive
Interval. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Mencari f frekuensi jawaban responden. 2. Setiap Frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut
proporsi. 3. Menentukan nilai proporsi kumulatif dengan menjumlahkan nilai proporsi
secara berurutan perkolom skor. 4. Menghitung nilai Z untuk setiap proporsi dengan menggunakan tabel distribusi
Normal. 5.Menentukan nilai densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh dengan
menggunakan tabel densitas. 6. Menentukan SV Scale Value = nilai skala dengan rumus sebagai berikut:
70 d. Melakukan pengujian asumsi untuk menerapkan analisis diskriminan yaitu: menguji
kesamaan rata-rata kelompok dan menguji kesamaan varians dengan bantuan SPSS; H
: µ
1
= µ
2
= µ
3
= ... = µ
i
; i = 1,2,3, … ,n H
1
: sedikitnya ada dua kelompok yang berbeda keterangan : µ = rata-rata kelompok
Angka signifikan: Jika angka Sig 0,05, tidak ada perbedaan antar kelompok
Jika angka Sig ≤ 0,05, ada perbedaan antar kelompok
Pada SPSS, uji ini dilakukan secara univariat yang diuji bukan berupa vektor, dengan bantuan tabel Test of Equality of Grup Means.Dilanjutkan pemeriksaan
asumsi homo skedastisitas dengan uji Box ‟ s M. Di mana untuk menguji
kesamaan matriks kovarian ∑ antar kelompok digunakan hipotesa:
: H1 : Matriks kovarian ∑ adalah berbeda secara nyata
e. Membentuk fungsi diskriminan dengan bantuan SPSS;
Pembentukan model diskriminan a. Pembentukan Fungsi Linier
Pada output SPSS, koefisien untuk tiap variabel yang masuk dalam model dapat dilihat pada tabel Canonical Disciminant Function Coefficient.
Tabel ini dihasilkan pada output apabila pilihan Function Coefficient bagian Unstandardized diaktifkan.
b. Menghitung Discriminant Score Setelah dibentuk fungsi liniernya, maka dapat dihitung untuk tiap observasi
dengan memasukkan nilai-nilai variabel penjelasnya. c. Menghitung Cutting Score
Untuk memprediksi responden masuk ke dalam kelompok yang mana, maka dapat menggunakan Optimum Cutting Score.
71 e.
Menghitung tingkat ketepatan pengelompokkan hasil prediksi fungsi diskriminan dengan bantuan SPSS;
f. Kesimpulan penelitian
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Variabel
Variabel adalah suatu konsep yang memiliki nilai yang bervariasi dalam setiap penelitian. Variabel dapat merupakan sebuah konsep yang telah diubah, hal ini
dilakukan dengan memusatkan aspek tertentu dari variabel itu sendiri. Dengan demikian, variabel adalah merupakan objek yang berbentuk apa saja yang ditentukan
oleh peneliti dengan tujuan untuk memperoleh informasi agar bisa ditarik suatu kesimpulan. Secara teori, defenisi variabel penelitian adalah merupakan suatu
objek, sifat, atau atribut nilai dari orang, atau kegiatan yang mempunyai bermacam macam variasi antara satu dengan yang lainnya yang ditetapkan oleh
peneliti. Variabel merupakan suatu yang nilainya berubah-ubah menurut waktu atau
berbeda menurut elementempat. Oleh sebab itu, setiap variabel dapat diberi nilai dan nilai itu berubah-ubah. Nilai itu berupa nilai kuantitatif maupun kualitatif. Nilai variabel
dapat dibedakan menjadi 4 tingkatan skala yaitu nominal, ordinal, interval, dan rasio. Nominal ialah angka yang berfungsi hanya untuk membedakan dan merupakan identitas.
Ordinal ialah angka yang selain berfungsi sebagai nominal juga menunjukkan urutan, bahwa sesuatu lebih baik, lebih bagus. Interval ialah angka yang selain berfungsi sebagai
nominal dan ordinal juga menunjukkan jarak yang sama. Rasio ialah angka yang selain berfungsi sebagai nominal, ordinal dan interval, juga menunjukkan berapa kali, sebab
angka nol letaknya tidak sembarang.Dilihat dari segi nilainya, variabel dibedakan menjadi dua, yaitu variabel diskrit dan variabel kontinu. Variabel diskrit nilai
kuantitatifnya selalu berupa bilangan bulat. Variabel kontinu nilai kuantitatifnya bias berupa pecahan, Prof.J.Supranto, MA, APU..
Dalam kaitan hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya, dikenal adanya bermacam-macam bentuk variabel, sebagai berikut:
72 1. Variabel independen independent variable atau variabel bebas, yaitu variabel yang
menjadi sebab terjadinya terpengaruhnya variabel dependen variabel tak bebas. Variabel independen atau variabel bebas, atau peubah bebas sering juga disebut
dengan variabel stimulus atau predictor, atau variabel antecedent. 2. Variabel dependen dependent variable atau variabel tak bebas, yaitu variabel yang
nilainya dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel ini juga sering disebut sebagai variabel terikat.
3. Variabel moderator yaitu variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara suatu variabel dependen dengan independen.
4. Variabel intervening, seperti variabel moderator, tetapi nilainya tidak dapat diukur, seperti kecewa, gembira, sakit hati, dan sebagainya.
5. Variabel kontrol, yaitu variabel yang dapat dikendalikan oleh peneliti Sugiarto, 2001.
2.2 Data