Hariandi Sitanggang : Leksikostatistik Bahasa Batak Toba Dengan Bahasa Simalungun, 2009. USU Repository © 2009
30 Dengan demikian, yang ingin dicapai dalam teknik ini adalah kepastian
mengenai usia bahasa, yaitu mengenai kapan sebuah bahasa muncul dan bagaimana hubungannya dengan bahasa-bahasa kerabat lainnya.
2.3 Asumsi Dasar Leksikostatistik
Ada empat macam asumsi dasar yang dapat dipergunakan sebagai titik tolak dalam usaha mencari jawaban mengenai usia bahasa, atau secara tepatnya dan
bilamana terjadi diferensiasi antara dua bahasa atau lebih Keraf: 1984: 123 Asumsi-asumsi dasar tersebut adalah :
1. Sebagian dari kosa kata suatu bahasa sukar sekali berubah bila dibandingkan
dengan bagian lainnya. Kosa kata yang sukar berubah dalam asumsi dasar adalah kosa kata dasar
yang merupakan kata-kata yang sangat intim dalam kehidupan bahasa sekaligus merupakan unsur-unsur yang menentukan mati hidupnya suatu bahasa.
Kosa kata yang diambil dalam metode leksikostatistik dibatasi jumlahnya, setelah diadakan penilaian yang ketat dan pengujian-pengujian untuk menerapkan
metode ini secara baik. Yang ingin dicapai dalam seleksi ini adalah dapat disusun sebuah daftar yang bersifat universal, artinya kosa kata yang dianggap harus ada pada
semua bahasa sejak awal mula perkembangannya. Kosa kata dasar itu meliputi :
a. Bagian tubuh
b. Kata ganti, sapaan, dan acuan
c. Sistem kekerabatan
Hariandi Sitanggang : Leksikostatistik Bahasa Batak Toba Dengan Bahasa Simalungun, 2009. USU Repository © 2009
31 d.
Kehidupan desa dan masyarakat e.
Rumah dan bagian-bagiannya f.
Peralatan dan perlengkapan g.
Makanan dan minuman h.
Tumbuh-tumbuhaan, bagian, buah, dan hasil olahannya i.
Binatang dan bagiannya j.
Waktu, musim, keadaan alam, benda, alam dan arah k.
Gerak dan kerja l.
Perangai, sifat, dan warna m.
Penyakit n.
Pakaian dan perhiasan o.
Bilangan dan ukuran Penulis mengusulkan sekitar 809 kosa kata dasar yang dianggap universal,
artinya dianggap ada pada kedua bahasa tersebut. 2.
Retensi ketahanan kosa kata dasar adalah konstan sepanjang masa. Asumsi dasar yang kedua mengatakan bahwa dari kosa kata dasar yang ada
dalam suatu bahasa, suatu persentase tertentu selalu akan bertahan dalam 1.000 tahun. Kalau asumsi ini diterima, maka dari sebuah bahasa yang memiliki 809 kosa kata,
sesudah 1.000 tahun akan bertahan 80,5, dan dari sisanya sesudah 1.000 tahun kemudian akan bertahan lagi persentase yang sama.
Hariandi Sitanggang : Leksikostatistik Bahasa Batak Toba Dengan Bahasa Simalungun, 2009. USU Repository © 2009
32 3.
Perubahan kosa kata dasar pada semua bahasa adalah sama Setelah menguji beberapa bahasa dengan asumsi dasar ketiga ini, hasilnya
akan menunjukan bahwa dalam tiap 1000 tahun, kosa kata dasar suatu bahasa bertahan dengan angka-angka rata-rata 80,5.
Apabila kita ingin menghitung retensi ketahanan kosa kata dasar kedua bahasa dengan mempergunakan asumsi dasar kedua, dapat dinyatakan dengan rumus
: 80.5 x N. di mana N adalah jumlah kosa kata dasar yang ada pada awal kelipatan 1000 tahun kedua bahasa. Sehingga dari 809 kosakata dasar N suatu bahasa sesudah
1000 tahun pertama akan tinggal 80,5 x 809 kata = 651,245, dibulatkan menjadi 651 kata, sesudah 1000 tahun kedua akan tinggal 80,5 x 651 kata = 524,1 kata atau
dibulatkan menjadi 524 kata. Selanjutnya sesudah 1000 tahun ketiga kosa kata dasar yang tinggal adalah 80,5 x 524 kata = 421,82 kata atau dibulatkan menjadi 422
kata.pada 1000 tahun keempat kosa kata dasar tinggal 80,5 x 422 kata = 339,71 kata atau dibulatkan menjadi 340 kata. Demikian selanjutnya sesudah 1000 tahun
kelima maka kosa kata dasarnya tinggal 80,5 x 340 kata = 273,7 kata atau dibulatkan menjadi 274 kata dan seterusnya.
4. Bila persentase dari dua bahasa kerabat cognate diketahui, maka dapat dihitung
waktu pisah kedua bahasa tersebut. Berdasarkan asumsi dasar yang kedua, ketiga, dan keempat, kita dapat
menghitung usia atau waktu pisah bahasa Batak Toba dan bahasa Simalungun kalau diketahiu persentase kata kerabat kedua bahasa itu. Dan karena dalam tiap 1000 tahun
kedua bahasa kerabat itu masing –masing akan kehilangan kosa kata dasarnya dalam persentase yang sama, maka waktu pisah dalam kedua bahasa itu harus dibagi dua.
Hariandi Sitanggang : Leksikostatistik Bahasa Batak Toba Dengan Bahasa Simalungun, 2009. USU Repository © 2009
33 Misalnya persentase kata kerabatnya adalah 80, 5, maka waktu pisah kedua bahasa
adalah 500 tahun yang lalu. Berdasarkan prinsip itu, waktu pisah kedua bahasa kerabat dengan persentase
kata kerabat yang diketahui adalah seperti tertera dalam tabel berikut ini Keraf: 1984: 125:
Persentase Kata Kerabat Jumlah kata kerabat
antara bahasa Batak Toba dan bahasa Simalungun
N x 19 - N Persentase
kata kerabatN: 2 x 19-N
Usia waktu pisah antara bahasa Batak
Toba dan bahasa Simalungun sekian
tahun yang lalu dibagi 2
809-655 655-530
530-429 429-347
347-281 281-227
277-184 184-149
149-121 405-328
328-265 265-215
215-174 174-141
141-114 114-92
92-75 75-61
0-500 500-1000
1000-1500 1500-2000
2000-2500 2500-3000
3000-3500 3500-4000
4000-4500
Hariandi Sitanggang : Leksikostatistik Bahasa Batak Toba Dengan Bahasa Simalungun, 2009. USU Repository © 2009
34 121-98
98-79 79-64
64-52 52-42
42-38 38-31
31-25 25-20
20-16 16-13
13-10 10-8
8-6 6-5
5-4 4-3
3-2 61-49
49-40 40-32
32-26 26-21
21-19 19-16
16-13 13-10
10-8 8-7
7-5 5-4
4-3 3-3
3-2 2-2
2-1 4500-5000
5000-5500 5500-6000
6000-6500 6500-7000
7000-7500 7500-8000
8000-8500 8500-9000
9000-9500 9500-10000
10000-10500 10500-11000
11000-11500 11500-12000
12000-12500 12500-13000
13000-13500
Persentase retensi kata kerabat setiap seribu tahun adalah 80,5 . Usia pisah dalam ribuan tahun harus dibagi dua, karena masing-masing bahasa dalam seribu
tahun akan kehilangan 19.
Hariandi Sitanggang : Leksikostatistik Bahasa Batak Toba Dengan Bahasa Simalungun, 2009. USU Repository © 2009
35
2.4 Teknik Leksikostatistik