19 berlebihan, negativism yang ekstrim, sama sekali tidak mau bicara dan
berkomunikasi mutism, gerakan-gerakan yang tidak terkendali, mengulang ucapan orang lain echolalia atau mengikuti tingkah laku orang lain echopraxia
APA, 2006. d. Tipe Undifferentiated
Tipe Undifferentiated merupakan tipe skizofrenia yang menampilkan perubahan pola simptom-simptom yang cepat menyangkut semua indikator
skizofrenia. Misalnya, indikasi yang sangat ruwet, kebingungan confusion, emosi yang tidak dapat dipegang karena berubah-ubah, adanya delusi, referensi
yang berubah-ubah atau salah, adanya ketergugahan yang sangat besar, autisme seperti mimpi, depresi, dan sewaktu-waktu juga ada fase yang menunjukkan
ketakutan APA, 2006. e. tipe residual
Tipe ini merupakan kategori yang dianggap telah terlepas dari skizofrenia tetapi masih memperlihatkan gejala-gejala residual atau sisa, seperti keyakinan
negatif, atau mungkin masih memiliki ide-ide tidak wajar yang tidak sepenuhnya delusional. Gejala-gejala residual itu dapat meliputi menarik diri secara sosial,
pikiran-pikiran ganjil, inaktivitas, dan afek datar APA, 2006.
2.2.7 Penatalaksanaan Skizofrenia
Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati skizofrenia disebut antipsikotik. Antipsikotik merupakan kelompok obat terbesar yang dipakai untuk
mengobati gangguan mental. Secara khusus, obat-obat ini memperbaiki proses pikir dan perilaku klien dengan gejala-gejala psikotik.
Antipsikotik adalah antagonis dopamin dan menyekat reseptor dopamin dalam berbagai jalur di otak.
20 Antipsikotik atipikal juga meningkatkan keefektifan serotonin
.
Teorinya adalah bahwa gejala-gejala psikotik diakibatkan oleh ketidakseimbangan
neurotramsmiter dopamin pada otak. Antipsikotik menghambat reseptor dopamin
pada otak, sehingga memulihkan gejala-gejala psikotik Kee dan Hayes, 1996.
Penggolongan antipsikotik dibagi dalam dua golongan besar, yakni antipsikotik tipikal dan antipsikotik atipikal.
a. antipsikotik tipikal, disebut juga sebagai obat antipsikotik konvensional, antipsikotik tipikal terutama efektif mengatasi simptom positif. Mekanisme
kerjanya, antipsikotik tipikal bekerja dengan memblok reseptor dopamin di mesolimbik, mesokortik, nigostriatal dan tuberoinfundibular di pasca sinaptik
neuron di otak, sehingga dengan cepat menurunkan gejala positif . Walaupun sangat efektif, antipsikotik tipikal sering menimbulkan efek samping yang
serius. Efek samping yang ditimbulkan yaitu berupa gejala ekstrapiramidal. Contoh obat antipsikotik tipikal antara lain haloperidol, thioridazine,
,fluphenazine, chlorpromazine, dan trifluoperazine. Akibat berbagai efek samping yang dapat ditimbulkan oleh antipsikotik konvensional, banyak ahli
lebih merekomendasikan penggunaan antipsikotik atipikal. Tetapi ada pengecualian, diantaranya pasien yang sudah mengalami perbaikan kemajuan
yang pesat menggunakan antipsikotik konvensional tanpa efek samping yang berarti. Biasanya para ahli merekomendasikan untuk meneruskan pemakaian
antipsikotik konvensional Kee dan Hayes, 1996. a.
Antipsikotik atipikal, atau bisa dikenal juga sebagai antipsikotik generasi kedua, sering disebut sebagai serotonin dopamin antagonis SDA, bekerja
melalui interaksi serotonin dan dopamin pada ke empat jalur dopamin di otak
21 yang menyebabkan rendahnya efek ekstrapiramidal dan sangat efektif
mengatasi gejala negatif sekaligus mengatasi gejala positif. Satu teori bagaimana antipsikotik atipikal bekerja adalah teori cepat-off. Antipsikotik
atipikal memiliki afinitas rendah untuk reseptor D2 dan hanya mengikat pada reseptor secara longgar dan cepat dilepaskan.
Antipsikotik atipikal secara cepat mengikat dan memisahkan dirinya pada reseptor D2 untuk memungkinkan
transmisi dopamin normal. Mekanisme pengikat sementara ini membuat
tingkat prolaktin normal, kognisi tidak terpengaruh, dan menyingkirkan efek ekstrapiramidal. Obat-obat ini terdiri dari clozapine, olanzapine, quetiapine,
risperidone. Pada saat ini antipsikotik atipikal lebih dipilih untuk pengobatan terhadap pasien skizofrenia karena efek sampingnya yang kecil dan
antipsikotik atipikal dapat mengobati gejala positif dan negatif Kee dan Hayes, 1996.
2.3 Rekam Medis