Elemen Primer Elemen Pengukuran Elemen Pengendali Keselamatan Kerja Pabrik

TONI RIZKI ARUAN 080405010 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ELEMEN PENGENDALI ELEMEN PENGENDALI AKHIR PROSES SET POINT ELEMEN PENGUKURAN ELEMEN PRIMER GANGGUAN Gambar 6.2 Sebuah loop Pengendalian Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa dalam proses terdapat variabel proses yang diantisipasi oleh elemen primer sebagai nilai perubahan proses misalnya naik turunnya level suatu tangki, tinggi rendahnya temperatur, cepat lambatnya aliran fluida, dan tinggi rendahnya tekanan dalam suatu tangki. Variabel proses ini bersifat relatif atau dalam kondisi berubah-ubah. Sensor diterjemahkan sebagai harga pengukuran. Untuk lebih jelasnya, gambar di bawah ini merupakan suatu contoh aktual dari suatu proses yang terkendali. Gambar 6.3 Suatu Proses Terkendali Pada dasarnya sistem pengendalian terdiri dari Considine,1985:

a. Elemen Primer

Primary Element Elemen Primer berfungsi untuk menunjukkan kualitas dan kuantitas suatu variabel proses dan menerjemahkan nilai itu dalam bentuk sinyal dengan menggunakan transducer sebagai sensor. Ada banyak sensor yang digunakan tergantung variabel proses yang ada. h LEVEL CONTROLLER Suplai air Level transmitter Control valve Pompa buang Universitas Sumatera Utara TONI RIZKI ARUAN 080405010 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA  Sensor untuk temperatur, yaitu bimetal , thermocouple , termal mekanik, dll.  Sensor untuk tekanan, yaitu diafragma, cincin keseimbangan, dll.  Sensor untuk level, yaitu pelampung, elemen radioaktif, perbedaan tekanan, dll.  Sensor untuk aliran atau flow, yaitu orifice , nozzle dll.

b. Elemen Pengukuran

Measuring Element Elemen Pengukuran berfungsi mengkonversikan segala perubahan nilai yang dihasilkan elemen primer yang berupa sinyal ke dalam sebuah harga pengukuran yang dikirimkan transmitter ke elemen pengendali.  Tipe Konvensional Tipe ini menggunakan prinsip perbedaan kapasitansi.  Tipe Smart Tipe smart menggunakan microprocessor elektronic sebagai pemroses sinyal.

c. Elemen Pengendali

Controlling Element Elemen pengendali berfungsi menerima sinyal dari elemen pengukur yang kemudian dibandingkan dengan set point di dalam pengendali controller . Hasilnya berupa sinyal koreksi yang akan dikirim ke elemen pengendali menggunakan processor computer , microprocessor sebagai pemroses sinyal pengendalian. Jenis elemen pengendali yang digunakan tergantung pada variabel prosesnya. Untuk variabel proses yang lain misalnya: a. Temperatur menggunakan Temperature Controller TC b. Tekanan menggunakan P ressure Controller PC c. Aliran flow menggunakan Flow Controller FC d. Level menggunakan Level Controller LC

d. Elemen Pengendali Akhir

Elemen pengendali akhir berperan mengonversikan sinyal yang diterimanya menjadi sebuah tindakan korektif terhadap proses. Umumnya industri menggunakan control valve dan pompa sebagai elemen pengendali akhir. Universitas Sumatera Utara TONI RIZKI ARUAN 080405010 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1. Control valve Control valve mempunyai tiga elemen penyusun, yaitu:  Positioner yang berfungsi untuk mengatur posisi a ctuator .  Actuator Valve berfungsi mengaktualisasikan sinyal pengendali valve . Ada dua jenis actuator valve berdasarkan prinsip kerjanya yaitu : a. Actuator spring per. Actuator ini menggunakan spring per sebagai penggerak piston actuator . b. Actuator aksi ganda double acting Untuk menggerakkan piston, actuator ini menggunakan tekanan udara yang dimasukkan ke rumah actuator .  Valve , merupakan elemen pengendali proses. Ada banyak tipe valve berdasarkan bentuknya seperti butterfly valve , valve bola, dan valve segmen. 2. Pompa Listrik Elemen pompa terdiri dari dua bagian, yaitu:  Actuator Pompa. Sebagai actuator pompa adalah motor listrik. Motor listrik mengubah tenaga listrik menjadi tenaga mekanik. Prinsip kerjanya berdasarkan induksi elektro- magnetik yang menggerakkan motor.  Pompa listrik berfungsi memindahkanmenggerakkan fluida baik itu zat cair, gas dan padat. Secara garis besar, fungsi instrumentasi adalah sebagai berikut: 1. Penunjuk indicator 2. Pencatat recorder 3. Pengontrol regulator 4. Pemberi tanda bahaya alarm Adapun instrumentasi yang digunakan di pabrik hidrogen ini mencakup: 1. Temperature Controller TC Adalah alatinstrumen yang digunakan sebagai alat pengatur suhu atau pengukur sinyal mekanis atau listrik. Pengaturan temperatur dilakukan dengan Universitas Sumatera Utara TONI RIZKI ARUAN 080405010 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA mengatur jumlah material proses yang harus ditambahkandikeluarkan dari dalam suatu proses yang sedang bekerja. Prinsip kerja: Rate fluida masuk atau keluar alat dikontrol oleh diafragma valve. Rate fluida ini memberikan sinyal kepada TC untuk mendeteksi dan mengukur suhu sistem pada set point. 2. Pressure Controller PC Adalah alatinstrumen yang dapat digunakan sebagai alat pengatur tekanan atau pengukur tekanan atau pengubah sinyal dalam bentuk gas menjadi sinyal mekanis. Pengatur tekanan dapat dilakukan dengan mengatur jumlah uapgas yang keluar dari suatu alat dimana tekanannya ingin dideteksi. Prinsip kerja: Pressure control PC akibat tekanan uap keluar akan membukamenutup diafragma valve. Kemudian valve memberikan sinyal kepada PC untuk mengukur dan mendeteksi tekanan pada set point. 3. Flow Controller FC Adalah alatinstrumen yang bisa digunakan untuk mengatur kecepatan aliran fluida dalam pipa line atau unit proses lainnya. Pengukuran kecepatan aliran fluida dalam pipa biasanya diatur dengan mengatur out put dari alat, yang mengakibatkan fluida mengalir dalam pipa line. Prinsip kerja: Kecepatan aliran diatur oleh regulating valve dengan mengubah tekanan discharge dari pompa. Tekanan discharge pompa melakukan bukaantutupan valve dan FC menerima sinyal untuk mendeteksi dan mengukur kecepatan aliran pada set point . 4. Level Controller LC Adalah alatinstrumen yang dipakai untuk mengatur ketinggian level cairan dalam suatu alat dimana cairan tersebut bekerja. Pengukuran tinggi permukaan cairan dilakukan dengan operasi dari sebuah control valve , yaitu dengan mengatur rate cairan masuk atau keluar proses. Universitas Sumatera Utara TONI RIZKI ARUAN 080405010 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Prinsip kerja: Jumlah aliran fluida diatur oleh control valve . Kemudian rate fluida melalui valve ini akan memberikan sinyal kepada LC untuk mendeteksi tinggi permukaan pada set point . Alat sensing yang digunakan umumnya pelampung atau transduser diafragma untuk mendeteksi dan menunjukkan tinggi permukaan cairan dalam alat dimana cairan bekerja. Proses pengendalian pada pabrik ini menggunakan feedback control configuration karena selain biayanya relatif lebih murah, pengaturan sistem pengendaliannya menjadi lebih sederhana. Konfigurasi ini mengukur secara langsung variabel yang ingin dikendalikan untuk mengatur harga variabel yang dimanipulasi. Tujuan pengendalian ini adalah untuk mempertahankan variabel yang dikendalikan pada level yang diinginkan set point . Sinyal output yang dihasilkan oleh pengendali feedback ini berupa pneumatic signal yaitu dengan menggunakan udara tekan. Tipe pengendali feedback yang digunakan pada perancangan ini, yaitu : 1. Jenis-P Proportional , digunakan untuk mengendalikan tekanan gas. 2. Jenis-PI Proportional Integral , digunakan untuk mengendalikan laju alir flow , ketinggian level cairan, dan tekanan zat cair. 3. Jenis-PID Proportional Integral Derivative , digunakan untuk mengendalikan temperatur. Tabel 6.1 Jenis variabel pengukuran dan c ontroller yang digunakan Variabel Controller Flow dan Tekanan Cairan PI Level Cairan P atau PI Tabel 6.2 Jenis Variabel Pengukuran dan Controller yang Digunakan lanjutan Variabel Controller Temperatur PID Komposisi P, PI, PID Sumber : Walas 1988 Universitas Sumatera Utara TONI RIZKI ARUAN 080405010 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

6.1.3 Variabel-Variabel Proses dalam Sistem Pengendalian 1.

Tekanan Peralatan untuk mengukur tekanan fluida adalah kombinasi silikon oil dalam membran plat tipis dengan pengukur kuat arus listrik. Prinsipnya adalah perubahan kuat arus listrik akibat perubahan tekanan. Instrumen ini digunakan antara lain untuk mengukur tekanan pada reaktor, dan tekanan keluaran blower .

2. Temperatur

Peralatan untuk mengukur temperatur adalah thermocouple . Instrumen ini digunakan antara lain dalam pengukuran temperatur dalam reaktor, heat exchanger, dan stea m reformer .

3. Laju Alir

Peralatan yang digunakan untuk mengukur laju alir fluida adalah v enturimeter. Instrumen ini digunakan antara lain dalam pengukuran laju alir zat masukan reaktor. 4. Perbandingan Laju Alir Peralatan yang digunakan adalah sambungan mekanik mechanical linkage yang dapat disesuaikan adjustable , pneumatik, atau elektronik. Hasil pengukuran laju alir aliran yang satu menentukan me- reset set point laju alir aliran lainnya. Instrumen ini digunakan pada pengukuran laju alir umpan reaktor.

5. Permukaan Cairan

Peralatan untuk mengukur level permukaan cairan adalah pelampung dan lengan gaya. Prinsipnya adalah perubahan gaya apung yang dialami pelampung akibat perubahan level cairan. Pelampung yang mengapung pada permukaan cairan selalu mengikuti tinggi permukaan cairan sehingga gaya apung pelampung dapat diteruskan ke lengan gaya, sehingga dapat diketahui tinggi cairan. Penggunaannya adalah untuk mengukur level permukaan fluida seperti pada kolom waste heat boiler, dan tangki.

6.1.4 Syarat Perancangan Pengendalian

Beberapa syarat penting yang harus diperhatikan dalam perancangan pabrik antara lain : Universitas Sumatera Utara TONI RIZKI ARUAN 080405010 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1. Tidak boleh terjadi konflik antar unit, di mana terdapat dua pengendali pada satu aliran. 2. Penggunaan supervisory computer control untuk mengkoordinasikan tiap unit pengendali. 3. Control valve yang digunakan sebagai elemen pengendali akhir memiliki opening position 70 . 4. Dilakukan pemasangan check valve pada mixer dan pompa dengan tujuan untuk menghindari fluida kembali ke aliran sebelumnya. Check valve yang dipasangkan pada pipa tidak boleh lebih dari satu dalam one dependent line . Pemasangan check valve diletakkan setelah pompa. 5. Seluruh pompa yang digunakan dalam proses diletakkan di permukaan tanah dengan pertimbangan syarat safety dari kebocoran. 6. Pada perpipaan yang dekat dengan alat utama dipasang flange dengan tujuan untuk mempermudah pada saat maintenance . Universitas Sumatera Utara TONI RIZKI ARUAN 080405010 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Tabel 6.3 Daftar Penggunanan Instrumentasi pada Pra-Rancangan Pabrik Pembuatan Bio Oil dengan Bahan Baku Tandan Kosong Kelapa Sawit Melalui Proses Pirolisis Cepat No Nama alat Instrumentasi Kegunaan 1 Tangki cairan LI Menunjukkan tinggi cairan dalam tangki 2 Tangki gas LC Mengontrol tinggi cairan dalam tangki 3 Pompa FC Mengontrol laju alir cairan dalam pipa 4 Fluidized Bed Reactor, Combustor TC Mengontrol temperatur dalam reaktor PC Mengontrol tekanan dalam reaktor FC Mengontrol laju alir bahan masuk ke dalam reaktor 5 Cooler Heater TC Mengontrol temperatur dalam Cooler 6 Knock Out Drum LC Mengontrol tinggi cairan dalam Knock Out Drum PC Mengontrol tekanan dalam Knock Out Drum FC Mengontrol laju alir dalam Knock Out Drum 7 Compressor dan Blower FC Mengontrol laju alir dalam Compressor dan Blower PC Mengontrol tekanan dalam Compressor dan Blower 8 Absorber LC Mengontrol tinggi cairan dalam Absorber FC Mengontrol laju alir dalam Absorber PC Mengontrol tekanan dalam Absorber 9 Stripper TC Mengontrol temperatur dalam Stripper FC Mengontrol laju alir dalam Stripper LC Mengontrol tinggi cairan dalam Stripper 1. Instrumentasi Tangki Tangki dapat berfungsi untuk tempat penyimpanan atau penampungan zat cair atau gas. Pada tangki cairan ini dilengkapi dengan level indicator LI yang Universitas Sumatera Utara TONI RIZKI ARUAN 080405010 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA berfungsi untuk mengontrol ketinggian cairan di dalam tangki. Prinsip kerja dari level indicator LI ini adalah dengan menggunakan pelampung floater sehingga isi tangki dapat terlihat dari posisi jarum penunjuk di luar tangki yang digerakkan oleh pelampung. Pengontrolan ketinggian permukaan cairan ini dilakukan dengan mengatur laju cairan yang masuk atau keluar dari tangki Pada tangki gas ini dilengkapi dengan pressure control PC yang berfungsi untuk mengontrol tekanan gas di dalam tangki. LI Gambar 6.4 Instrumentasi pada tangki 2. Instrumentasi Pompa Variabel yang dikontrol pada pompa adalah laju aliran flow rate . Untuk mengetahui laju aliran pada pompa dipasang flow controller FC yang berfungsi untuk mengendalikan aliran agar kecepatan alirnya seperti yang diharapkan. Jika laju aliran pompa lebih besar dari yang diinginkan maka secara otomatis katup pengendali control valve akan menutup atau memperkecil pembukaan katup. FC Gambar 6.5 Instrumentasi pada pompa Universitas Sumatera Utara TONI RIZKI ARUAN 080405010 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3. Instrumentasi Reaktor 9 8 PC R-201 7 Flue Gas 21 18 19 20 Udara Gas alam Uncondensable Gas B-101 FC TC Gambar 6.6 Instrumentasi pada reaktor Reaktor merupakan tempat berlangsungnya reaksi antara bahan-bahan yang digunakan. Salah satu fungsi reaktor dalam pabrik ini adalah sebagai tempat terjadinya reaksi. Reaktor yang ada dalam pabrik bio oil ini mencakup reaktor fluidized bed. Instrumentasi pada reaktor mencakup flow controller FC, pressure controller PC dan temperature controller TC. FC berfungsi untuk mengendalikan laju bahan masuk ke dalam reaktor dengan tujuan agar tidak terjadi kelebihan muatan. PC berfungsi untuk mempertahankan tekanan dalam reaktor agar tetap pada tekanan yang di set. Sedangkan TC berfungsi untuk mempertahankan temperatur operasi dalam reaktor agar tetap pada suhu yang di set. 4. Instrumentasi pada Cooler Temperature control TC berfungsi untuk mengatur besarnya suhu di dalam exchanger dengan cara mengatur banyaknya air pendingin yang dialirkan. Jika temperatur di bawah kondisi yang diharapkan set point , maka valve akan Universitas Sumatera Utara TONI RIZKI ARUAN 080405010 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA terbuka lebih besar dan jika temperatur di atas kondisi yang diharapkan maka valve akan terbuka lebih kecil. TC TI E-201 14 15 Gas Pirolisis Gas Pirolisis Gambar 6.7 Instrumentasi pada Cooler 5. Knock Out Drum Instrumentasi yang digunakan pada Knock Out Drum adalah Flow Control FC , Pressure Controller PC dan Level Controller LC. Flow Control FC berfungsi untuk mengatur laju alir umpan Knock Out Drum, Pressure Controller PC berfungsi untuk mengatur tekanan dalam Knock Out Drum sedangkan Level Control LC berfungsi untuk mengatur ketinggian cairan dalam Knock Out Drum. FC LC PC Gambar 6.8 Instrumentasi pada Knock Out Drum 6. Instrumentasi Kompresor dan Blower Variabel yang dikontrol pada Kompressor dan Blower adalah laju aliran, dimana untuk mengetahui laju aliran dipasang Flow controller FC. Jika laju alir Kompressor atau Blower lebih besar dari yang diinginkan maka secara otomatis valve keluaran control valve akan menutup atau memperkecil pembukaan valve . Universitas Sumatera Utara TONI RIZKI ARUAN 080405010 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Demikian pula jika laju alir lebih kecil dari yang diinginkan, maka secara otomatis valve keluaran akan memperbesar pembukaan valve . FC Gambar 6.9 Instrumentasi pada Kompresor 7. Instrumentasi Absorber Instrumentasi pada absorber meliputi flow controller FC, Pressure Control PC dan Level Controller LC. Flow controller FC berfungsi untuk mengatur laju alir gas masuk dengan mengatur bukaan katup aliran gas. Pressure Control PC berfungsi untuk mengetahui tekanan gas dalam Absorber . Level Control LC berfungsi untuk mengatur ketinggian cairan dalam Absorber. F C LC 20 25 19 FC PC Gambar 6.10 Instrumentasi pada Absorber 8. Instrumentasi Stripper Instrumentasi pada absorber meliputi flow controller FC, Temperature Control TC dan Level Controller LC. Flow controller FC berfungsi untuk mengatur laju alir gas masuk dengan mengatur bukaan katup aliran gas. Level Control LC berfungsi untuk mengatur ketinggian cairan dalam Stripper. Temperature Control Universitas Sumatera Utara TONI RIZKI ARUAN 080405010 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TC berfungsi untuk mempertahankan temperatur operasi dalam reaktor agar tetap pada suhu yang di set. LC TC 21 22 23 Gambar 6.11 Instrumentasi pada Stripper

6.2 Keselamatan Kerja Pabrik

Aktivitas masyarakat umumnya berhubungan dengan resiko yang dapat mengakibatkan kerugian pada badan atau usaha. Karena itu usaha-usaha keselamatan merupakan tugas sehari-hari yang harus dilakukan oleh seluruh karyawan. Keselamatan kerja dan keamanan pabrik merupakan faktor yang perlu diperhatikan secara serius. Dalam hubungan ini bahaya yang dapat timbul dari mesin, bahan baku dan produk, sifat zat, serta keadaan tempat kerja harus mendapat perhatian yang serius sehingga dapat dikendalikan dengan baik untuk menjamin kesehatan karyawan. Perusahaan yang lebih besar memiliki divisi keselamatan tersendiri. Divisi tersebut mempunyai tugas memberikan penyuluhan, pendidikan, petunjuk-petunjuk, dan pengaturan agar kegiatan kerja sehari-hari berlangsung aman dan bahaya-bahaya yang akan terjadi dapat diketahui sedini mungkin, sehingga dapat dihindarkan Bernasconi, 1995. Statistik menunjukkan bahwa angka kecelakan rata-rata dalam pabrik kimia relatif tidak begitu tinggi. Tetapi situasi beresiko memiliki bentuk khusus, misalnya reaksi kimia yang berlangsung tanpa terlihat dan hanya dapat diamati dan dikendalikan berdasarkan akibat yang akan ditimbulkannya. Kesalahan-kesalahan dalam hal ini dapat mengakibatkan kejadian yang fatal. Bernasconi, 1995. Universitas Sumatera Utara TONI RIZKI ARUAN 080405010 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 6.12 Tingkat kerusakan di suatu pabrik Kerusakan badan atau benda dapat terjadi secara tiba-tiba tanpa dikehendaki dan diduga sebelumnya. Keadaan atau tindakan yang bertentangan dengan aturan keselamatan kerja dapat memancing bahaya yang akut dan mengakibatkan terjadinya kerusakan. Untuk menjamin keselamatan kerja, maka dalam perencanaan suatu pabrik perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu : Lokasi pabrik  Sistem pencegahan kebocoran  Sistem perawatan  Sistem penerangan  Sistem penyimpanan material dan perlengkapan  Sistem pemadam kebakaran Disamping itu terdapat beberapa peraturan dasar keselamatan kerja yang harus diperhatikan pada saat bekerja di setiap pabrik-pabrik kimia, yaitu:  Tidak boleh merokok atau makan  Tidak boleh minum minuman keras beralkohol selama bertugas Bahaya dan tindakan-tindakan yang tidak memperhatikan keselamatan akan mengakibatkan kerusakan. Yang menjamin keselamatan kerja sebetulnya adalah pengetahuan mengenai bahaya sedini mungkin, sehingga pencegahan dapat diupayakan sebelum bahaya tersebut terjadi. Dari 330 peristiwa 28 2 300 Hanya kerusakan benda Cedera ringan Cedera berat sampai cedera mematikan Universitas Sumatera Utara TONI RIZKI ARUAN 080405010 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Berikut ini upaya-upaya pencegahan terhadap bahaya-bahaya yang mungkin terjadi pada pra-rancangan pabrik pembuatan hidrogen dapat dilakukan dengan cara : 1. Pencegahan terhadap kebakaran  Memasang sistem alarm pada tempat yang strategis dan penting, seperti power station , laboratorium dan ruang proses.  Mobil pemadam kebakaran harus selalu dalam keadaan siap siaga di fire station .  Fire hydrant ditempatkan di daerah storage , proses, dan perkantoran.  Fire extinguisher disediakan pada bangunan pabrik untuk memadamkan api yang relatif kecil.  Smoke detector ditempatkan pada setiap sub-stasiun listrik untuk mendeteksi kebakaran melalui asapnya. 2. Memakai peralatan perlindungan diri Di dalam pabrik disediakan peralatan perlindungan diri, seperti :  Pakaian pelindung Pakaian luar dibuat dari bahan-bahan seperti katun, wol, serat, sintetis, dan asbes. Pada musim panas sekalipun tidak diperkenankan bekerja dengan keadaan badan atas terbuka.  Sepatu pengaman Sepatu harus kuat dan harus dapat melindungi kaki dari bahan kimia dan panas. Sepatu pengaman bertutup baja dapat melindungi kaki dari bahaya terjepit. Sepatu setengah tertutup atau bot dapat dipakai tergantung pada jenis pekerjaan yang dilakukan.  Topi pengaman Topi yang lembut baik dari plastik maupun dari kulit memberikan perlindungan terhadap percikan-percikan bahan kimia, terutama apabila bekerja dengan pipa-pipa yang letaknya lebih tinggi dari kepala, maupun tangki-tangki serta peralatan lain yang dapat bocor. Universitas Sumatera Utara TONI RIZKI ARUAN 080405010 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA  Sarung tangan Dalam menangani beberapa bahan kimia yang bersifat korosif, maka para operator diwajibkan menggunakan sarung tangan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.  Masker Berguna untuk memberikan perlindungan terhadap debu-debu yang berbahaya ataupun uap bahan kimia agar tidak terhirup. Bernasconi, 1995 3. Pencegahan terhadap bahaya mekanis  Sistem ruang gerak karyawan dibuat cukup luas dan tidak menghambat kegiatan kerja karyawan.  Alat-alat dipasang dengan penahan yang cukup kuat  Peralatan yang berbahaya seperti ketel uap bertekanan tinggi, reaktor bertekanan tinggi dan tangki gas bertekanan tinggi, harus diberi pagar pengaman 4. Pencegahan terhadap bahaya listrik  Setiap instalasi dan alat-alat listrik harus diamankan dengan pemakaian sekering atau pemutus hubungan arus listrik secara otomatis lainnya.  Sistem perkabelan listrik harus dipasang secara terpadu dengan tata letak pabrik, sehingga jika ada perbaikan dapat dilakukan dengan mudah  Memasang papan tanda bahaya yang jelas pada daerah sumber tegangan tinggi  Kabel-kabel listrik yang letaknya berdekatan dengan alat-alat yang beroperasi pada suhu tinggi harus diisolasi secara khusus  Setiap peralatan atau bangunan yang menjulang tinggi harus dilengkapi dengan penangkal petir yang dibumikan Bernasconi, 1995 5. Menerapkan nilai-nilai disiplin bagi karyawan  Setiap karyawan bertugas sesuai dengan pedoman-pedoman yang diberikan dan mematuhi setiap peraturan dan ketentuan yang diberikan. Universitas Sumatera Utara TONI RIZKI ARUAN 080405010 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA  Setiap kecelakaan kerja atau kejadian yang merugikan segera dilaporkan ke atasan.  Setiap karyawan harus saling mengingatkan akan perbuatan yang dapat menimbulkan bahaya.  Setiap ketentuan dan peraturan harus dipatuhi. 6. Penyediaan poliklinik di lokasi pabrik Poliklinik disediakan untuk tempat pengobatan akibat terjadinya kecelakaan secara tiba-tiba, misalnya menghirup gas beracun, patah tulang, luka terbakar pingsansyok dan lain sebagainya. Apabila terjadi kecelakaan kerja, seperti terjadinya kebakaran pada pabrik, maka hal-hal yang harus dilakukan adalah :  Mematikan seluruh kegiatan pabrik, baik mesin maupun listrik.  Mengaktifkan alat pemadam kebakaran, dalam hal ini alat pemadam kebakaran yang digunakan disesuaikan dengan jenis kebakaran yang terjadi, yaitu Bernasconi, 1995:  Instalasi pemadam dengan air Untuk kebakaran yang terjadi pada bahan berpijar seperti kayu, arang, kertas, dan bahan berserat. Air ini dapat disemprotkan dalam bentuk kabut. Sebagai sumber air, biasanya digunakan air tanah yang dialirkan melalui pipa-pipa yang dipasang pada instalasi-instalasi tertentu di sekitar areal pabrik. Air dipompakan dengan menggunakan pompa yang bekerja dengan instalasi listrik tersendiri, sehingga tidak terganggu apabila listrik pada pabrik dimatikan ketika kebakaran terjadi.  Instalasi pemadam dengan CO 2 CO 2 yang digunakan berbentuk cair dan mengalir dari beberapa tabung gas yang bertekanan yang disambung secara seri menuju nozel-nozel . Instalasi ini digunakan untuk kebakaran dalam ruang tertutup, seperti pada tempat tangki penyimpanan dan juga pemadam pada instalasi listrik. Universitas Sumatera Utara TONI RIZKI ARUAN 080405010 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB VII UTILITAS

Utilitas merupakan unit penunjang utama dalam memperlancar jalannya proses produksi dalam sebuah pabrik. Oleh karena itu, segala sarana dan prasarananya harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kelangsungan operasi pabrik tersebut. Berdasarkan kebutuhannya, utilitas pada pabrik pembuatan Bio Oil dengan bahan baku tandan kosong kelapa sawit TKKS melalui proses pirolisis cepat adalah sebagai berikut: 1. Kebutuhan uap steam 2. Kebutuhan air 3. Kebutuhan bahan kimia 4. Kebutuhan bahan bakar 5. Kebutuhan listrik 6. Unit pengolahan limbah

7.1 Kebutuhan Uap

Steam Uap digunakan dalam pabrik sebagai media pemanas. Kebutuhan uap pada pabrik Pembuatan Bio Oil dari TKKS dengan Proses Pirolisis Cepat dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 7.1 Kebutuhan Uap Steam Pabrik No. Nama Alat Kebutuhan Uap kgjam 1 Kolom Stripper 4.298,1514 Steam yang digunakan adalah saturated steam dengan temperature 120 o C dan tekanan 2 bar. Jumlah total steam yang dibutuhkan adalah 4.298,1514 kgjam. Tambahan untuk faktor keamanan diambil sebesar 20. Maka : Total steam yang dibutuhkan = 1,2 × 4.298,1514 kgjam = 5.157,7816 kgjam Diperkirakan 80 kondensat dapat digunakan kembali, sehingga: Kondensat yang digunakan kembali = 80 × 5.157,7816 kgjam Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pra-Rancangan Pabrik Pembuatan Fenol dari Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan Proses Pirolisis dengan Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

20 136 445

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Selulosa Asetat Dari Tandan Kosong Kelapa Sawit Dengan Proses Pulping Dan Asetilasi Dengan Kapasitas Produksi 3.500 Ton/Tahun

37 136 397

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Dimetil Eter Dari Syngas Hasil Gasifikasi Tandan Kosong Kelapa Sawit Dengan Kapasitas Produksi 50.000 Ton/Tahun

56 164 239

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gas Hidrogen Dengan Bahan Baku Cangkang Kelapa Sawit Melalui Proses Gasifikasi Dengan Kapasitas Produksi 46.000 Ton/Tahun

12 132 954

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Pektin Dari Kulit Buah Kakao Dengan Kapasitas Produksi 12.000 Ton/Tahun

21 88 308

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Furfural dari Bahan Baku Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan Kapasitas 700 kg/Tahun

22 102 380

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Crude Corn Oil (CCO) Dari Biji Jagung Dengan Kapasitas Bahan Baku 3.000 Ton/Tahun

29 137 182

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Bio Oil Dengan Bahan Baku Tandan Kosong Kelapa Sawit Melalui Proses Pirolisis Cepat Dengan Kapasitas Produksi 12.000 Ton/Tahun

33 122 482

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Selulosa Asetat Dari Tandan Kosong Kelapa Sawit Dengan Proses Pulping Dan Asetilasi Dengan Kapasitas Produksi 3.500 Ton/Tahun

3 6 258

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Selulosa Asetat Dari Tandan Kosong Kelapa Sawit Dengan Proses Pulping Dan Asetilasi Dengan Kapasitas Produksi 3.500 Ton/Tahun

1 2 12