Pengertian Kompetensi pentingnya Peranan Pendidikan Dan Pelatihan Dalam Peningkatan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor Pendidikan Dan Pelatihan Provinsi Sumatera Utara

Konsep kompeten bahkan menjadi lebih rumit lagi dengan adanya pendapat beberapa orang bahwa kompetensi adalah penguasaan perilaku, pengetahuan dan ketrampilan. Berbeda dengan Fogg 2004:90 yang membagi Kompetensi kompetensi menjadi 2 dua kategori yaitu kompetensi dasar dan yang membedakan kompetensi dasar Threshold dan kompetensi pembeda differentiating menurut kriteria yang digunakan untuk memprediksi kinerja suatu pekerjaan. Kompetensi dasar Threshold competencies adalah karakteristik utama, yang biasanya berupa pengetahuan atau keahlian dasar seperti kemampuan untuk membaca, sedangkan kompetensi differentiating adalah kompetensi yang membuat seseorang berbeda dari yang lain. Menurut Amstrong Murlis dalam Ramelan 2003:56, kompetensi itu ada 2 dua yaitu kompetensi inti dan kompetensi generik atau kompetensi khusus. 1. Kompetensi Inti. Kompetensi inti adalah merupakan hal-hal yang harus dilakukan organisasi dan orang yang ada didalamnya agar bisa berhasil. Kompetensi inti ini merupakan hasil dari pembelajaran kolektif dalam Universitas Sumatera Utara organisasi. Mereka mengatakan bahwa kompetensi inti adalah komunikasi, keterlibatan dan komitmen mendalam untuk bekerja dalam organisasi. Kompetensi inti melibatkan banyak orang dari banyak level dan fungsi dalam organisasi. Kompetensi inti dapat dibedakan menjadi 2 dua bagian yaitu : a. Kompetensi inti bisnis yaitu menetapkan apa yang harus dilakukan bisnis untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dengan mengonsolidasikan teknologi yang dimiliki dalam keseluruhan organisasi dan mengubah ketrampilan menjadi kompetensi yang bisa memberdayakan bisnis untuk beradaptasi secara cepat dengan peluang yang terus berubah. b. Kompetensi inti perilaku adalah kualitas fundamental yang diterapkan oleh individu dalam organisasi. Kompetensi inti prilaku bisa berdiri sendiri untuk membuat kerangka kompetensi yang berlaku untuk setiap orang dalam organisasi, meskipun dengan tingkatan yang berbeda – beda. 2. Kompetensi Generik Kompetensi Generik adalah kompetensi yang berlaku untuk kategori karyawan tertentu, seperti manajer, pemimpin tim, teknisi desain, manajer cabang, spesialis kepersonaliaan, akuntan, operator mesin, asisten penjualan atau sekretaris. Sebagai contoh, kompetensi generik manajer cabang bisa mencakup kepemimpinan, perencanaan dan pengorganisasian, pengembangan bisnis, hubungan pelanggan, keputusan Universitas Sumatera Utara komersial, ketrampilan komunikasi dan hubungan antar pribadi. Kompetensi generik bisa ditetapkan untuk kelompok jabatan yang secara fundamental sifat – sifat tugasnya sama, tetapi level pekerjaan yang ditangani berbeda – beda. 2. Kompetensi Spesifik Kompetensi Spesifik yaitu kompetensi yang berkait dengan tugas khusus spesifik untuk individu atau sekelompok kecil pemegang peran yang tidak tercakup dalam profil kompetensi generik untuk peran tersebut. Profil kompetensi sebagai basis untuk melakukan kompetensi bisa diturunkan kompetensi inti bisnis

L. Mengukur Kompetensi Dan Model Kompetensi

1. Mengukur Kompetensi

Berbagai metode dapat dilakukan untuk mengukur kompetensi untuk dapat menghasilkan akurasi yang lebih tinggi, biasanya dilakukan pengukuran dengan beberapa metode sekaligus. Berikut ini adalah beberapa teknik yang dapat dipergunakan untuk mengukur kompetensimenurut Rivai and Ella 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan

1. Behavior Event Interview BEI

Teknik Interview ini telah terbukti sebagai suatu teknik yang memiliki akurasi tinggi dalam mengidentifikasi kompetensi yang dimiliki seseorang. Prinsip BEI, yang juga sering disebut compentency based interview, adalah mencari data yang detail dari pengalaman masa lalu kandidat tentang : 1. Apa yang dilakukan oleh kandidat pada situasi tertentu, bukan apa yang mungkin dilakukan; 2. Apa yang dipikirkan dan dirasakan pada situasi tertentu; Hal-hal yang pernah dilakukan merupakan bukti terbaik apakah seseorang memiliki kompetensi atau tidak. Bukti bahwa seseorang memiliki kompetensi memperbesar kemungkinan bahwa ia akan menunjukkannya di tempat ia bekerja. Setiap hasil wawancara dibuat transkipnya, lalu pewawancara melakukan apa yang disebut “coding “,yaitu mengidentifikasi tingkat kompetensi yang dimiliki interviewee, mengacu kepada skala yang ada pada model kompetensi. Melalui teknik ini, tidak sekedar dapat diidentifikasi bahwa seseorang memiliki kompetensi tertentu saja, melainkan dapat menentukan dengan tepat tingkatanlevel kompetensi yang dimilikinya. Tingkatan kompetensi inilah yang menjadi dasar aplikasi kompetensi pada berbagai aspek pengelolaan sumber daya manusia dalam suatu organisasi. Perlu diingat bahwa BEI membutuhkan keterampilan dan pengalaman yang cukup agar seseorang dapat melakukan wawancara yang baik dan melakukan proses coding dengan tepat dan akurat.

2. Tes

Bermacam tes dapat dipakai untuk mengukur kompetensi, misalnya work-sample test, mental-ability test, dan personality test. Beberapa contoh tes dan kompetensi yang diukur adalah sebagai berikut : 1. Picture Story Exercise PSE mengukur achievement, impact dan influence. 2. Weschler Adult Intellegence Survey mengukur conceptual thinking dan analytical thinking. 3. The Watson-Glaser Critical Thinking Appraisal mengukur conceptual dan analytical thinking.

3. Assesment Center

Kandidat dikumpulkan di suatu tempat selama beberapa hari untuk melakukan beberapa kegiatan dengan dinilai oleh assesor. Beberapa kegiatan biasanya dilakukan adalah In-basket exeecise, “stress” exercise, dan wawancara, presentasi mengenai visi, misi, dan strategi , atau leaderless group exercise.

4. Biodata

Beberapa kompetensi dapat diprediksi berdasarkan pengalaman kerja seseorang, misalnya achievement motive, dengan melihat prestasi akademik misalnya, team leadership dari kegiatan organisasi yang dipimpinnya, atau relationship building, dari kegiatan sosial yang diikutinya.

5. Rating

Rating dapat dilakukan oleh manajer, rekan kerja, bawahan, pelanggan atau spesialis SDM. Sering disebut “360 assesment”. Beberapa metode rating, antara lain : competency assesment questionnaires, customer survey, managerial style, serta organizational climate.

2. Model Kompetensi

Penerimaan dan Seleksi Dalam model kompetensi ini akan membahas tentang bagaimana model kompetensi mengenai pengontruksian strategi manajemen SDM. Gambar 3.1 memperlihatkan elemen manajemen sumber daya manusia yang terintegrasi disekitar model kompetensi. Sumber : Rivai and Ella 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan Gambar 3.1 Model Kompetensi

1. Penerimaan dan Seleksi

Sistem rekrutmen berbasis kompetensi biasanya berfokus kepada metode screening yang dapat digunakan untuk menyeleksi sejumlah kecil calon kuat dari kelompok pelamar yang besar. Pelamar dalam waktu yang singkat dan mengeliminasi para pelamar yang baru saja lulus dari sekolah tinggi sehingga ia tidak memiliki banyak pengalaman. Pengalaman merupakan Sistem Perekrutan berdasarkan kompetensi menekankan identifikasi beberapa tiga sampai lima kompetensi inti yang memenuhi kriteria antara lain : a. Kompetensi yang para pelamar telah kembangkan dan demonstrasikan didalam kehidupan kerja mereka,misalany inisiatif; b. Kompetensi yang memungkinkan untuk melakukan prediksi prospek kebrhasilan jangka panjang calon dan kompetensi yang sulit dikembangkan melalui pelatihan perusahaan atau pengalaman kerja misalnya kompetensi inti sebagai motivasi untuk berprestasi c. Kompetensi yang dapat dinilai dengan menggunakan metode behaviorial event interview yang singkat dan berdasarkan sasaran, misalnya kepemimpinan tim kolaboratif. 2 . Penempatan dan Perencanaan Suksesi Penempatan berbasis kompetensi dan sistem perencananaan suksesi berfokus kepada usaha mengidentifikasi para calon terbaik untuk pekerjaan yang bernilai tambah dan sangat penting Mode Kemampuan Jalur dan Pengembangan Karier Penempatan dan Perencanaan Suksesi Membayar untuk Keterampilan dan Kinerja manajemen