33
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan desain asosiatif kausal. Peneliti menganalisis pengaruh Transfer Pemerintah Pusat terhadap Belanja Modal pada
Pemerintahan kabupatenkota di Sumatera Utara, dimana Transfer Pemerintahan Pusat merupakan variabel yang mempengaruhi, sedangkan Belanja Modal merupakan variabel
yang dipengaruhi.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Provinsi Sumatera Utara dan waktu penelitian dilakukan secara bertahap yang dimulai pada bulan Januari 2015.
3.3 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel
3.3.1 Variabel Dependen
Belanja modal merupakan belanja langsung yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah Sumatera Utara tahun 2010-2013 untuk membiayai kegiatan
investasi. Indikator variabel belanja modal antara lain : Belanja Tanah, Belanja Peralatan dan Mesin, Belanja Gedung dan Bangunan, Belanja Jalan, Irigasi dan
Jaringan, Belanja Aset Lainnya Yovita 2011.
3.3.2. Variabel Independen Dana Alokasi Umum
DAU adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk
membiayai kebutuhan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Indikator DAU adalah sebagai berikut :
34
1. Dari indeks kebutuhan daerah, terdiri dari : pengeluaran atau belanja daerah rata-rata, indeks penduduk, indeks luas daerah, indeks
harga bangunan, indeks kemiskinan relatif. 2. Dari penerimaan daerah, terdiri dari : penerimaan daerah,
indeks industri, indeks sumber daya alam SDA, indeks sumber daya manusia SDM Yovita 2011. Variabel DAU ini diukur dengan
menggunakan skala rasio. DAU dapat ditentukan dengan perhitungan :
DAU Kabupatenkota = 90 x 25 x PDN Pendapatan Dalam Negeri x Bobot DAU.
Dana Alokasi Khusus
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah, Dana Alokasi
Khusus, DAK adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu
mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional tahun 2010-2013. Skala pengukuran yang
digunakan adalah skala rasio.
Dana Bagi Hasil
DBH adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada pemerintah Provinsi se-Indonesia berdasarkan
angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi Wahyuni Adi 2009. Indikator DBH
adalah sebagai berikut :
35
1. DBH Pajak 2. DBH Bukan Pajak Sumber Daya Alam
Variabel DBH ini diukur dengan menggunakan skala rasio. DBH dapat diukur dengan Perhitungan : DBH = Bagi Hasil Pajak + Bukan
Pajak.
36
Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran
Variabel Defenisi
SkalaUkur
Belanja Modal Y Belanja Modal adalah pengeluaran anggaran
untuk aset tetap berwujud yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi untuk
digunakan dalam kegiatan pemerintah Rasio
Dana Alokasi Umum X
1
Dana transfer yang diperoleh pemerintah daerah kabupatenkota yang bersumber dari pendapatan
APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah
untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
Rasio
Dana Alokasi Khusus X
2
Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu
dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah
dan sesuai dengan prioritas nasional. Rasio
Dana Bagi Hasil X
3
Dana Bagi hasil DBH merupakan pendapatan yang diperoleh dari sumber-sumber daya
nasional yang berada di daerah berupa pajak dan sumber daya alam
Rasio
37
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pemerintahan KabupatenKota yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara berjumlah 33 KabupatenKota. Data sampel
yang diambil menggunakan purposisve sampling dengan kriteria sebagai berikut: 1 . KabupatenKota yang mempublikasikan Anggaran dan Realisasi
APBD nya secara konsisten dari tahun 2010-2013 Dari 33 Pemerintah Daerah yang dijadikan populasi, pemerintah daerah
yang memenuhi kriteria sampel penelitian sebanyak 24 kabupatenkota, yang terdiri dari 18 kabupaten dan 6 kota seperti yang terlihat dalam Tabel 3.1.
Penelitian ini menggunakan pooling data yaitu data runtun waktu time series selama 4 tahun yaitu 2010-2013 dan crossection untuk 24
kabupatenkota. Objek yang diteliti adalah Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara.
38
Tabel 3.2 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian
Daerah kriteria
Sampel Terpilih
1 2
1. N i a s √
√ Sampel 1
2. Mandailing Natal √
√ Sampel 2
3. Tapanuli Selatan √
√ Sampel 3
4. Tapanuli Tengah √
√ Sampel 4
5. Tapanuli Utara √
√ Sampel 5
6. Toba Samosir x
√ -
7. Labuhanbatu √
√ Sampel 6
8. Asahan √
√ Sampel 7
9. Simalungun √
√ Sampel 8
10. D a i r i √
√ Sampel 9
11. K a r o √
√ Sampel 10
12. Deli Serdang x
√ -
13. Langkat √
√ Sampel 11
14. Nias Selatan x
√ -
15. Humbang Hasundutan √
√ Sampel 12
16. Pakpak Bharat √
√ Sampel 13
17. Samosir x
√ -
18. Serdang Bedagai √
√ Sampel 14
19. Batu Bara x
√ -
39
20. Padang Lawas Utara √
√ Sampel 15
21. Padang Lawas √
√ Sampel 16
22. Labuhanbatu Selatan √
√ Sampel 17
23. Labuhanbatu Utara √
√ Sampel 18
24. Nias Utara x
√ -
25. Nias Barat x
√ -
KotaCity 26. Sibolga
√ √
Sampel 19 27. Tanjungbalai
x √
- 28. Pematangsiantar
√ √
Sampel 20 29. Tebing Tinggi
√ √
Sampel 21 30. M e d a n
√ √
Sampel 22 31. B i n j a i
√ √
Sampel 23 32. Padangsidimpuan
√ √
Sampel 24 33. Gunungsitoli
x √
-
40
Tabel 3.3 Daftar Sampel Penelitian
No Kabupaten
No Kota
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17
N i a s Mandailing Natal
Tapanuli Selatan Tapanuli Utara
Labuhanbatu Asahan
Simalungun Dairi
Karo Humbang Hasundutan
Pakpak Bharat Serdang Bedagai
Padang Lawas Utara Padang Lawas
Labuhanbatu Selatan Labuhanbatu Utara
Tapanuli Tengah 1
2 3
4 5
6
7
Langkat Sibolga
Pematang siantar Tebing Tinggi
M e d a n B i n j a i
Padangsidimpuan
41
3.5 Jenis Data