Perilaku persepsi orang tua tentang perilaku caring perawat pada pelaksanaan asuhan keperawatan di ruang rawat inap anak di Rumah Sakit Umum Daerah Serang Tahun 2011
c. Faktor penguat reinforcing factor Faktor ini merupakan faktor pendorong perilaku seseorang atau
memperkuat perilaku seseorang, seperti orang terdekat, tokoh masyarakat dan keluarga.
4. Bentuk perilaku Perilaku dapat diberi batasan sebagai suatu tanggapan individu
terhadap rangsangan yang berasal dari dalam maupun luar individu Sunaryo, 2004. Perilaku ada dua macam:
a. Perilaku pasif Perilaku ini masih terdapat di dalam diri manusia sifatnya tertutup dan
tidak dapat dilihat secara langsung.Perilaku ini dapat dilihat dari sikap bukan dari tindakan nyata, seperti berfikir. Seseorang berfikir kita hanya
dapat melihat ia sedang berfikir tetapi kita tidak dapat melihat apa yang ada difikirannya
b. Perilaku aktif Perilaku aktif dapat dilihat langsung sebagai tindakan nyata, terbuka,
seperti saat seseorang membaca buku. Kita dapat melihat sikap dan tindakan nyata orang tersebut yang sedang membaca buku.
D . Keperawatan Anak
1. Perawat Perawat adalah salah satu anggota tim kesehatan yang bekerja dengan
anak dan orang tua Supartini, 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Kepmenkes RI Nomor 1239MenkesSKXI2001 menjelaskan
bahwa perawat adalah seseorang yang telah lulus dari pendidikan keperawatan di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentua peraturan perundang-
undangan yang berlakuAsmadi, 2008. Florence Nightingale dalam Priharjo, 2008 menyatakan bahwa perawat
adalah mempertahankan kondisi pasien terhadap masalah kesehatan yang dialaminya. Menurut Elis Hartley 1980 dalam Priharjo, 2008 perawat
adalah orang yang mengasuh, melindungi dan merawat orang yang sakit, lanjut usia dan luka. Perawat merupakan seseorang yang berlatar belakang
pendidikan keperawatan yang bertugas memberikan kenyamanan, merawat dan melindungi pasien dari segala sesuatu kondisi abnormal yang dialami
pasien. Keperawatan didefinisikan secara umum sebagai hubungan yang
dinamik dimana perawat membantu klien dalam memenuhi kebutuhan dasar sehingga
mencapai kesehatan
yang optimal
Potter Perry,
2005.International Council of Nurses ICN mendefinisikan keperawatan sebagai suatu bentuk pelayanan yang mencakup pelayanan secara mandiri dan
kolaboratif yang ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit dalam tatanan pelayanan keperawatan Priharjo, 2008.
2. Paradigma keperawatan Paradigma keperawatan terdiri dari empat konsep, yaitu:
a. Manusia Manusia sebagai sistem adaptif yang selalu berinteraksi dan
berespons terhadap lingkungan, mempunyai kemampuan untuk mempertahankan integritas diri melalui mekanisme adaptasi
Kusnanto, 2004. Manusia sebagai klien keperawatan anak adalah individu yang berusia 0 sampai 18 tahun yang sedang dalam proses
perkembangan dan pertumbuhan Supartini, 2004. Anak merupakan individu yang unik yang masih bergantung
bantuan orang dewasa dan lingkungannya.Anak secara psikologis membutuhkan kasih sayang, cinta dan rasa aman dari orang dewasa
yang berada disekitar. b. Sehat
Definisi sehat menurut Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 tahun 1992 adalah keadaan sejahtera tubuh, jiwa,
dan soial yang memungkinkan individu hidup produktif secara sosial dan ekonomi Asmadi, 2008. Sehat merupakan kondisi dinamis
manusia dalam rentang sehat dan sakit yang merupakan hasil interaksi lingkungan.
Sehat dalam keperawatan anak adalah kondisi dimana kesejahteraan anak terpenuhi antara fisik, mental dan sosial pada masa
pertumbuhan dan perkembangan agara dapat tercapai secara optimal Supartini, 2004. Anak sepanjang rentang sehat-sakit memerlukan
bantuan perawat secara langsung maupun tidak langsung dan tidak terlepas bimbingan dari keluarga.
c. Lingkungan Lingkungan merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kesehatan manusia, baik internal maupun eksternal. Faktor internal seperti aspek-aspek genetika, struktur dan fungsi tubuh serta
psikologis sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan fisik, biologik, sosial, kultural dan spiritual Asmadi, 2008. Anak selalu
bergantung pada orang dewasa dan lingkungannya.Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh rangsangan lingkungan eksternal seperti
lingkungan yang aman, peduli dan penuh kasih sayang Supartini, 2004.
d. Keperawatan Keperawatan merupakan suatu profesi pengabdian kepada
manusia dan kemanusiaan yang mementingkan kepantingan kesehatan masyarakat di atas kepentingan pribadi Kusnanto, 2004.
Keperawatan menggunakan kode etik keperawatan sebagai tuntutan utama dalam melaksanakan pelayanan atau asuhan keperawatan.
Fokus utama dalam pelayanan keperawatan adalah peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dengan asuhan keperawatan yang
berfokus pada keluarga dan perawatan yang terapeutik. Konsep yang mendasari kerjasama antara keluarga dan perawat adalah perawat
memfasilitasi keluarga agar tetap aktif dalam asuhan keperawatan anaknya di rumah sakit dan memberdayakan kemampuan keluarga
dari aspek pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan perawatan anak di rumah sakit Supartini, 2004
3. Peran perawat anak a. Advokasi
Perawat sebagai advokasi bertanggung jawab terhadap diri sendiri, profesi dan institusi tempat bekerja. Perawat harus bekerja
sama dengan keluarga dalam memenuhi kebutuhan mereka dan merencanakan intervensi yang tepat sesuai kebutuhan Wong, 2008.
Perawat membantu melindungi klien dari kejadian yang tidak diinginkan ketika dalam tindakan diagnostik atau pengobatan. Perawat
pun melindungi hak-hak klien sebagai manusia secara hukum serta membantunya dalam memenuhi kebutuhan dasar Potter Perry,
2005 b. Pendidik
Perawat dapat memberikan penyuluhan kepada keluarga anak secara langsung maupun tidak langsung. Kebutuhan orang tua terhadap
pendidikan kesehatan merupakan suatu hal terpenting karena keingin tahuan keluarga akan kondisi anak yang mencakup penyakit dan
perawat anak selama di rumah sakit. Perawat mempunyai peran sebagai pendidik kesehatan dapat mengubah tiga sikap orang tua diantaranya
pengetahuan, keterampilan dan sikap keluarga khususnya saat anak sakit Supartini, 2004.
c. Konselor Perawat sebagai konselor dapat memberikan konseling kepada
anak dan keluarga saat mereka membutuhkannya. Proses pemberian konseling ini akan membedakan dengan pendidikan kesehatan yaitu
mendengarkan keluhan klien, melakukan sentuhan, hadir secara fisik dan dapat bertukar pikiran anatara keluarga dan perawat Supartini,
2004. Wong 2008 menjelaskan perhatian pada kebutuhan emosi
memerlukan dukungan dan terkadang memerlukan konseling. Konseling melibatkan pertukaran pendapat dan ide yang dapat
memberi dasar untuk pemecahan masalah. d. Koordinator
Perawat melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
berkualitas Wong, 2008. Tujuan dari berkolaborasi dengan tim kesehatan lain agar terlaksananya asuhan yang holistik dan
komprehensif.
Perawat dijadikan sebagai koordinator karena selama waktu 24 jam perawat berada disisi klien. Perawat bekerja sama dengan keluarga
sangat dibutuhkan dan juga harus terbina dengan baik, tidak hanya saat perawat membutuhkan informasi dari orang tua tetapi ketika proses
perawatan anak keluarga harus bersikap aktif Supartini, 2004 e. Peran restoratif
Perawat membantu klien untuk mendapatkan kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan. Perawat memfokuskan
asuhannya kepada kebutuhan klien secara holistik Potter Perry, 2005.
Aspek penting dari restoratif adalah pengkajian dan evaluasi status fisik yang berkesinambungan. Fokus utama pada pengkajian
fisik, patofisisologi dan rasional ilmiah yang dilakukan membantu perawat dalam membuat keputusan mengenai status kesehatan Wong,
2008 f. Pengambilan keputusan etis
Perawat sering menghadapi masalah etis dalam perawatan pasien. Dilema etis muncul ketika pertentangan dan pertimbangan
moral mendasari berbagai alternatif. Peran perawat sebagai anggota tim pelayanan kesehatan secara rutin menggunakan metode
pemecahan masalah sistematis yang dikenal dengan proses keperawatan Wong, 2008. Perawat harus mempunyai suara untuk
didengar oleh para pemegang kebijakan dan harus aktif dalam gerakan yang dapat meningkatkan kesejahteraan anak Supartini, 2004.
g. Peneliti Berfikir kritis sangat diperlukan oleh perawat dalam
melakukan penelitian sehingga dapat melihat fenomena yang ada dalam layanan asuhan keperawatan anak sehari-hari dan mempelajari
penelitian sebelumnya untuk dapat meningkatkan kualitas praktek keperawatan anak Supartini, 2004. Perawat pelaksana harus
berperan pada riset karena mereka yang mengamati respon individu terhadap kesakitan dan kesehatan. Konsep praktek berdasarkan
penelitian juga melibatkan analisis riset dalam praktek keperawatan sehari-hari Wong, 2008.
Freda dalam Wong, 2008 menjelaskan ketika seorang perawat mendasarkan praktik klinisnya sesuai dengan riset mereka
mampun berkontribusi pada kesehatan, kesejahteraan, dan pengobatan tidak hanya itu saja berkontribusi juga kepada institusi dan profesi
keperawatan.