Konsep Caring persepsi orang tua tentang perilaku caring perawat pada pelaksanaan asuhan keperawatan di ruang rawat inap anak di Rumah Sakit Umum Daerah Serang Tahun 2011

kekhawatiran keluarga dan tidak menakutkan bagi anak telah membentuk dasar untuk hubungan yang positifPotter Perry, 2005. e. Mempromosikan dalam penerimaan ekspresi perasaan negatif dan positif. Perawat harus siap menampung dan mendukung perasaan negatif dan positif yang timbul dari diri klien. Berbagi perasaan merupakan pengalaman yang cukup baik bagi perawat dan klien. Perawat harus menggunakan intelektual maupun emosional yang mereka miliki pada saat keadaan yang berbeda Tomey Alligood, 2006. Saat klien mengeluhkan tentang masalah dan perasaan, perawat dapat memberikan waktunya untuk mendengarkan apa yang dikeluhkan oleh klien Muhlisin, 2008. Perawat dapat memotivasi pasien untuk mengungkapkan perasaannya baik positif maupun negatif seperti memberikan keyakinan kepada anak-anak bahwa tidak mengapa jika menangis Potter Perry, 2005 f. Membantu menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan. Perawat menggunakan metode proses keperawatan sebagai pola pikir dan pendekatan kepada klien. Perawat secara kreatif menggunakan diri sendiri dan cara yang diketahui untuk terlibat dalam proses caring-healing yang artristik Muhlisin Ichsan, 2008. Manifestasi perawat dapat melibatkan anak dan keluarga dalam perencanaan perawatan dari saat pertama dalam pertemuan pertama Ricci Kyle 2009. g. Mengajarkan hubungan interpersonal. Nilai ini menuntut perawat agar memberikan pengajaran kepada klien untuk dapat menetapkan kebutuhan pribadi dan memberikan kesempatan untuk pertumbuhan personal klien Muhlisin Ichsan, 2008.Perawat memberdayakan keluarga dan anak dengan memberikan pengetahuan tentang segala sesuatu yang tidak dipahami Ricci Kyle 2009. h. Menetapkan untuk mendukung perlindungan, perbaikan budaya sosial dan spiritual. Perawat perlu mengenali pengaruh lingkungan internal dan eksternal klien terhadap kesehatan kondisi penyakit klien Christensen, 2009. Penciptaan lingkungan healing pada seluruh tingkatan baik fisik maupun nonfisik lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran yang memiliki keutuhan. Supartini 2004 menambahkan perlunya modifikasi lingkungan fisik agar tidak menakutkan. Modifikasi lingkungan tersebut dapat berupa, mendesainnya seperti rumah, yaitu penataan dan dekorasi yang bernuansa anak misalnya, menggunakan alat tenun dan tirai bergambar bunga atau binatang lucu, hiasan di dinding bergambar dunia binatang, papan nama pasien bergambar lucu, tangga dicat berwarna warni. i. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan manusia. Nilai ini merupakan suatu kebutuhan yang memang diperlukan oleh klien. Perawat harus mengetahui kebutuhan yang komprehensif yaitu kebutuhan biofisik, psikososial, interpersonal dan psikofisikal klien. Pemenuhan kebutuhan yang paling mendasar perlu dicapai sebelum beralih ketingkat selanjutnya contohnya pemenuhan nutrisi, eliminasi dan ventilasi Tomey Alligood, 2006. j. Mengembangkan faktor kekuatan eksistensial-fenomenologis. Seorang klien terkadang harus dihadapkan pada pengalaman yang bersifat provokatif dengan tujuan agar klien dapat meningkatkan pemahaman lebih mendalam tentang diri sendiri Muhlisin Ichsan, 2008. Nilai eksistensi dan fenomenologis dapat menjadikan seorang klien siap dan mempunyai kekuatan dalam menghadapi kehidupan nyata dan kematian Asmadi, 2008.

B. Persepsi

1. Definisi Persepsi merupakan suatu proses yang digunakan individu untuk memilih, mengorganisasi dan menginterpretasikan informasi yang bertujuan untuk penggambaran arti suatu objek Rangkuti, 2009. Menurut Bimo Walgito 2001 dalam Sunaryo, 2004 persepsi adalah proses pengorganisasian dan penginterpretasian rangsangan yang diterima oleh seorang individu yang merupakan suatu aktivitas berintegrasi dalam diri individu. Persepi merupakan sebuah proses dimana individu menangkap rangsangan kesan-kesan sensoris guna memberikan arti bagi lingkungan mereka Robbins Judge, 2008. Anne Bryne 1992 mendefinisikan persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, menerima, mengatur dan menginterpretasikan suatu informasi yang didapat dari lingkungan sekitar. Persepi dapat diartikan suatu proses penerimaan rangsangan, pemilihan dan penginterpretasian suatu informasi yang diterima individu dalam menilai suatu objek 2. Macam-macam persepsi Sunaryo 2004 membagi dua macam pesepsi, yaitu: a. Eksternal perception, yaitu persepsi ini terjadi apabila rangsangan datang dari luar individu b. Self perception, yaitu persepsi yang terjadi apabila rangsangan tersebut berasal dari dalam diri individu. 3. Faktor yang mempengaruhi persepsi Setiap individu melihat sesuatu hal yang sama namun mengartikan hal tersebut berbeda dapat diartikan jika persepsi setiap individu berbeda-beda walaupun objeknya sama. Perbedaan tersebut muncul karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukannya. Faktor pengalaman, pendidikan dan kebudayaan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan persepsi Hardjana, 2003 Interpretasi sangat dipengaruhi oleh berbagai karakteristik pribadi dari pembuat persepsi tersebut. Karakteristik pribadi dipengaruhi oleh sikap, kepribadian, motif, minat, pengalaman masa lalu dan harapan seseorang Robbins Judge, 2008. Menurut Sukadji 1986 dalam Luthfi dkk faktor- faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah: a. Diri sendiri, interpretasi seseorang tentang apa yang dilihatnya dipengaruhi oleh karakteristik individual seperti sikap, minat, pengalaman dan harapan b. Sasaran persepsi, sasaran persepsi seseorang dapat disebabkan karena kesamaan, kedekatan dan kebetulan c. Faktor situasi, misalnya seseorang yang ada di tepi pantai mengenakan pakaian renang itu merupakan sesuatu yang tidak mengherankan, tetapi apabila seseorang itu memakai pakaian renang tetapi tidak berada dalam situasi yang berhubungan dengan renang maka akan sangat menarik perhatian, karena itu bukan hal yang wajar. 4. Proses terjadinya persepsi Sunaryo 2004 proses terjadinya persepsi terjadi karena tiga proses, yaitu: a. Proses fisik, adanya stimulus berasal dari luar individu dan langsung mengenai alat indra sebagai reseptor b. Proses fisiologis, adanya stimulusberasal dari dalam individu dengan menggunakan saraf sensorisyang menghantarkan ke dalam otak secara fisiologis c. Proses psikologis, adanya proses dalam otak sehingga individu menyadari stimulus yang diterima Komponen-komponen pembentuk proses persepsi ini tidak dapat dihilangkan salah satunya, karena sudah menjadi syarat pembentukan proses terjadinya persepsi yang terdiri dari proses fisik, proses fisiologis dan proses psikologis. Proses persepsi dalam bagan dapat digambarkan seperti di bawah ini: Gambar 2.1 Proses terjadi persepsi

C. Perilaku

1. Definisi Perilaku dari sudut biologis dapat diartikan adanya suatu kegiatan organisme yang saling bersangkutan dan dapat diamati secara langsung dan tidak langsung. Perilaku secara operasional adalah suatu rangsangan respon yang datangnya dari subjek luar Soekidjo, 1993 dalam Sunaryo, 2004. Robert Kwick 1974 dalam Sunaryo, 2004 mendefinisikan perilaku adalah suatu tindakan organisme yang dapat kita amati dan pelajari. Perilaku jika diibaratkan dengan gunung es, merupakan puncak gunung es yang dapat dilihat oleh kedua mata. Perilaku yang terlihat itu dapat diartikan hanyalah sebuah akibat yang muncul dikarenakan adanya sebab Objek Stimulus Reseptor Persepsi Saraf sensorik Saraf motorik Otak akar masalah, sedapat mungkin kita harus berhasil mengatasi akar masalah tersebut secara otomatis perilaku akan berubah Gunawan, 2007. Skinner 1938 dalam Notoatmodjo 2007 mendefinisikan perilaku sebagai hubungan antara stimulus dan respon. Skinner mengemukakan ada dua respon tanggapan yaitu: a. Responden respons perilaku responden Tanggapan yang disebabkan oleh rangsangan tertentu atau electing stimuli yang menimbulkan tanggapan yang relatif tetap. Emosi merupakan salah satu contoh dari responden respons yang diakibatkan karena adanya hal- hal yang tidak mengenakan. b. Operant respon atau instrument behavior Tanggapan ini timbul karena berkembang dan diikuti rangsangan tertentu. Perangsangan tersebut atau semacamnya disebut reinforcing stimuli atau reinforcer, karena perangsangan-perangsangan tersebut memperkuat respon yang dilakukan oleh orang. Perangsangan yang demikian itu mengikuti atau memperkuat suatu perilaku tertentu yang telah dilakukan. 2. Proses pembentukan perilaku Perilaku manusia terbentuk atas dasar atau karena adanya kebutuhan. Abraham Harold Maslow mengemukakan bahwa ada lima kebutuhan dasar yang dimiliki oleh manusia, yaitu: a. Kebutuhan fisiologibiologis, merupakan kebutuhan pokok utama yang dibutuhkan manusia, misalnya: makanan, elektrolit, udara, air