diratakan. Krus dipijarkan perlahan-lahan hingga arang habis, kemudian didinginkan dan ditimbang sampai diperoleh bobot tetap. Kadar abu total dihitung
terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara. Penetapan kadar abu total untuk ekstrak yaitu dengan menimbang 2 sampai
3 g ekstrak secara seksama, dimasukkan dalam krus porselen yang telah dipijar dan ditara, lalu diratakan. Krus dipijar perlahan-lahan hingga arang habis,
selanjutnya didinginkan dan ditimbang sampai bobot tetap. Kadar abu total dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.
3.4.3 Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam
Abu yang telah diperoleh dari penetapan kadar abu total dididihkan dalam 25 ml asam klorida 2 N selama 5 menit. Bagian yang tidak larut dalam asam
dikumpulkan, disaring melalui kertas saring, dipijarkan hingga bobot tetap kemudian didinginkan dan ditimbang. Kadar abu yang tidak larut dalam asam
dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara DepKes, 1995. Prosedur penetapan kadar abu tidak larut asam untuk ekstrak sama dengan
penetapan kadar abu tidak larut asam untuk simplisia. Abu yang diperoleh dari penetapan kadar abu total dididihkan dalam 25 ml asam klorida 2 N selama 5
menit. Bagian yang tidak larut dalam asam dikumpulkan, disaring melalui kertas saring, dipijarkan hingga bobot tetap kemudian didinginkan dan ditimbang. Kadar
abu yang tidak larut dalam asam dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.
3.4.4 Penetapan Kadar Sari Larut Dalam Air
Sebanyak 5 g simplisia dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml air kloroform 2,5 ml kloroform dalam air suling sampai 1000 ml dalam labu
Universitas Sumatera Utara
bersumbat sambil sesekali dikocok selama 6 jam pertama kemudian dibiarkan selama 18 jam dan disaring. Sejumlah 20 ml filtrat pertama diuapkan sampai
kering dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah ditara. Sisa dipanaskan dalam oven pada suhu 105
o
C sampai diperoleh bobot konstan. Kadar sari yang larut di dalam air dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara
DepKes, 1995. Penetapan kadar sari larut dalam air untuk ekstrak yaitu dengan menimbang
5 g ekstrak, lalu dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml air kloroform 2,5 ml kloroform dalam air suling sampai 1000 ml dalam labu bersumbat sambil
sesekali dikocok selama 6 jam pertama kemudian dibiarkan selama 18 jam dan disaring. Sejumlah 20 ml filtrat pertama diuapkan sampai kering dalam cawan
dangkal berdasar rata yang telah ditara. Sisa dipanaskan dalam oven pada suhu 105
o
C sampai diperoleh bobot konstan. Kadar sari yang larut di dalam air dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.
3.4.5. Penetapan Kadar Sari Larut Dalam Etanol
Sebanyak 5 g simplisia yang telah dikeringkan di udara dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml etanol 96 dalam labu bersumbat sambil dikocok sesekali
selama 6 jam pertama dan kemudian dibiarkan selama 18 jam dan disaring. Sejumlah 20 ml filtrat pertama diuapkan sampai kering dalam cawan dangkal
berdasar rata yang telah ditara. Sisa dipanaskan dalam oven pada suhu 105
o
C sampai diperoleh bobot konstan. Kadar sari yang larut dalam etanol dihitung
terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara DepKes, 1995. Prosedur penetapan kadar sari larut dalam etanol untuk ekstrak sama dengan
penetapan kadar sari larut dalam etanol untuk simplisia, yaitu 5 g ekstrak
Universitas Sumatera Utara
dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml etanol 96 dalam labu bersumbat sambil dikocok sesekali selama 6 jam pertama dan kemudian dibiarkan selama 18 jam
dan disaring. Sejumlah 20 ml filtrat pertama diuapkan sampai kering dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah ditara. Sisa dipanaskan dalam oven pada suhu
105
o
C sampai diperoleh bobot konstan. Kadar sari yang larut dalam etanol dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.
3.5 Pembuatan Ekstrak