Karakterisasi Simplisia dan Ekstrak Daun Ruku-ruku

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil identifikasi tumbuhan dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI adalah tumbuhan ruku-ruku Ocimum sanctum L. dari suku Labiatae dapat dilihat pada lampiran 1.a hal. 54.

4.1 Hasil Pembuatan Ekstrak Etanol Daun ruku-ruku dan Fraksinasi

Memakai Pelarut n-heksan Ekstraksi dilakukan secara maserasi dengan pelarut etanol 80 dimana diharapkan senyawa kimia yang terkandung di dalamnya dapat tersari. Lalu difraksinasi dengan pelarut n-heksan. Hasil dari 1000 gram serbuk diperoleh ekstrak kering etanol 109 gram dan ekstrak kering n-heksan sebanyak 36,2 gram.

4.1.1 Karakterisasi Simplisia dan Ekstrak Daun Ruku-ruku

Untuk mengetahui apakah simplisia yang dipakai memenuhi syarat dan dapat dipakai sebagai bahan obat, maka dilakukan uji karakterisasi terhadap simplisia dan ekstrak. Tabel 1. Hasil Karakterisasi Simplisia Daun Ruku-ruku Karakterisasi simplisia Hasil Persyaratan Menurut MMI Edisi VI 1995 Kadar air 7.331 10 Kadar abu total 10.608 Tidak lebih dari 13 Kadar abu tidak larut dalam asam 0.471 Tidak lebih dari 1 Kadar sari larut dalam air 6.267 Tidak kurang dari 5 Kadar sari larut dalam etanol 4.784 Tidak kurang dari 3.5 Menurut Ditjen POM 2000, Standarisasi suatu simplisia merupakan pemenuhan terhadap persyaratan sebagai bahan dan menjadi penetapan nilai untuk berbagai parameter produk. Simplisia yang akan digunakan untuk obat sebagai Universitas Sumatera Utara bahan baku harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam monografi terbitan resmi Departemen Kesehatan Materia Medika Indonesia. Hasil karakterisasi simplisia daun ruku-ruku telah memenuhi persyaratan menurut Materia Medika Indonesia Edisi VI 1995. Tabel 2. Hasil Karakterisasi Ekstrak Etanol Daun Ruku-ruku Karakterisasi Ekstrak Hasil Kadar air 14.657 Kadar abu total 13.831 Kadar abu tidak larut dalam asam 2.993 Kadar sari larut dalam air 19.396 Kadar sari larut dalam etanol 14.662 Hasil karakterisasi ekstrak etanol daun ruku-ruku diharapkan dapat menjadi acuan sebagai standarisasi dalam pemenuhan persyaratan ekstrak etanol daun ruku-ruku untuk menjadi bahan baku obat. Hal ini disebabkan belum ada persyaratan yang tercantum dalam monografi terbitan resmi Departemen Kesehatan. Beberapa karakterisasi yang dilakukan masing-masing memberikan tujuan sehingga diharapkan memenuhi persyaratan sebagai bahan obat. Penetapan kadar air memberikan batasan kandungan air yang masih dapat ditolerir dari sampel untuk menjaga stabilitasnya, sebab air merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroba dan jamur. Senyawa-senyawa anorganik dari sampel juga perlu diperhatikan untuk dapat mengetahui kandungan logam-logam seperti Mg, Ca, Fe dan Pb. Besarnya kandungan logam yang tidak larut dalam asam dapat membahayakan kesehatan, seperti silika atau pasir yang berasal dari pengotoran. Oleh sebab itu dilakukan penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam. Selain itu juga dilakukan penetapan kadar sari untuk mengetahui kandungan senyawa kimia terutama untuk senyawa yang larut dalam air maupun etanol. Universitas Sumatera Utara

4.2 Hasil pembuatan nata dengan sumber nitrogen dari urea NDC dan