oleh penguasa. Apabila dalam bentuk partai tunggal totaliter, partailah yang menguasai pemerintahan dan militer maka dalam bentuk tunggal otoriter
pemerintahan dan militer yang menguasai partai. Partai Uni Nasional Afrika Tanzania UNAT, dan Partai Aksi Singapura merupakan contoh partai otoriter.
b. Sistem Dua Partai
c.
Sistem dua partai bersaing merupakan suatu sistem kepartaian yang di dalamnya terdapat dua partai yang bersaing untuk mendapatkan dan mempertahankan
kewenangan pemerintah melalui pemilihan umum. Dalam sistem ini terdapat pembagian tugas di antara kedua partai yaitu partai yang memenangkan pemilihan
umum menjadi partai yang memerintah, sedangkan partai yang kalah dalam pemilihan umum berperan sebagai kekuatan oposisi yang loyal.
Sistem Banyak Partai
Sistem banyak partai merupakan suatu sistem yang terdiri atas dua partai yang dominan. Sistem ini merupakan produk dari struktur masyarakat yang majemuk, baik
secara kultural maupun secara sosial ekonomi. Setiap golongan dalam masyarakat cenderung memelihara keterkaitan dengan asal usul budaya dan memperjuangkan
kepentingan melalui wadah politik sendiri. Karena banyak partai bersaing untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan melalui pemilihan umun maka yang
sering terjadi adalah pemerintahan koalisi dengan dua atau lebih partai yang sama- sama dapat mencapai mayoritas di Parlemen.
Dalam Perundang-undang Indonesia dimaksud dengan Pemilihan umum yang adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
5.3. PEMILU DAN SISTEM PEMILU
Universitas Sumatera Utara
Indonesia Tahun 1945.
30
Pemilihan umum adalah pranata terpenting dalam setiap negara demokrasi, pranata ini berfungsi untuk memenuhi tiga prinsip pokok
demokrasi yaitu kedaulatan rakyat, keabsahan pemerintah dan pergantian pemerintah secara teratur.
31
Pada dasarnya pemilihan umum mempuyai 3 tiga tujuan utama yakni Ketiga prinsip ini bertujuan untuk menjamin terlaksananya cita-cita
kemerdekaan, mencegah timbulnya kepentingan tertentu di dalam tubuh pemerintah atau digantikannya kedaulatan rakyat menjadi kedaulatan penguasa. Jika sebagian
besar atau seluruh kelompok sosial-politik yang ada dalam masyarakat terwakili di dalam Lembaga Legislatif di Pusat dan Daerah, terpenuhilah prinsip kedaulatan
rakyat. Selanjutnya jika mekanisme pemilihan wakil rakyat pada Lembaga Legislatif berjalan sebagaimana mestinya, terpenuhi pulalah sebagian besar prinsip keabsahan
pemerintah. jika keabsahan pemerintah mensyaratkan diselenggarakannya pemilu sebagaimana mestinya.
32
1. Sebagai mekanisme untuk menyeleksi para pemimpin pemerintahan dan alternatif kebijakan umum. Sesuia dengan prinsip demokrasi yang
memandang rakyat lah yang berdaulat, tetapi pelaksanaannya dilakukan oleh wakilnya Demokrasi Perwakilan. Oleh karena itu
pemilu merupakan penyeleksian dan pendelegasian atau penyerahan kedaulatan kepada orang atau partai yang dipercaya. Untuk
menentukan alternatif kebijakn yang harus ditempuh oleh pemerintah biasanya yang menyangkut hal yang prinsipil beberapa Negara
menyelenggarakan pemilu sebagai mekanisme penyeleksian kebijakan :
30
UU No.12 Tahun 2003. Tentang Partai Politik.
31
Tim Peneliti Sistem Pemilu. 1998. Sistem Pemilu di Indonesi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan hal.2
32
Ramlan Surbakti. Op.Cit. hal. 181-182
Universitas Sumatera Utara
umum untuk menyatakan “setuju “atau “tidak setuju” terhadap kebijakan yang telah ditawarkan pemerintah. Pemilihan umum untuyk
menentukan kebijakan umum yang fundamental ini disebut Referendum.
2. Pemilihan umum juga dapat dikatakan sebagai mekanisme mimindahkan konflik kepentingan dari masyarakat kepada badan
perwakilan rakyat melalui wakil-wakil rakyat yang terpilih atau melalui partai politik yang memenangkan pemilu dan dapat kursi
sehingga interaksi masyarakat tetap terjamin. Hal ini didasarkan atas anggapan bahwa didalam masyarakat terdapat bernagai kepentingan
yang tidak hanya berbeda tapi juga malah kadang-kadang saling bertentangan dan dalam sistem demokrasi perbedaan dan pertentangan
tidak diselesaikan dengan kekerasan malainkan melalui proses musyawarah.
3. Pemilu merupakan sarana memobilisasi danatau menggalang dukungan rakyat terhadap Negara dan pemerintahan dengan jalan ikut
serta dalam proses politik. Sistem pemilihan umum dapat di bagi menjadi 2 dua yakni :
1. Sistem Distrik Sistem ini disebut juga sebagai sistem perwakilan mayoritas atau single
member consitunty. Sistem pemilu distrik adalah suatu sistem pemilu di mana wilayah atau negara suatu negara yang menyelenggarakan suatu pemilihan untuk
memilih wakil di Lembaga Legislatif, dibagi atas distrik-distrik permilihan yang jumlahnya sama dengan kursi yang tersedia di Lembaga Legislatif, dan setiap distik
memilih hanya satu wakil untuk di Lembaga Legislatif .
Universitas Sumatera Utara
2. Sistem Proporsional Sistem pemilu proporsional sering juga disebut juga sebagai sistem pemilu
multi member constituency atau sistem perwakilan berimbang. Sistem pemilihan proporsional adalah sistem pemilu di mana kursi yang terisi di Lembaga Legislatif
Pusat untuk diperebutkan dalam suatu pemilu, dibagikan pada partai-partai politik yang turut dalam pemilu tersebut sesuai dengan imbangan suara yang diperolehnya
dalam pemilih. Secara konseptual, perwakilan politik berawal dari pemilihan umum. Artinya,
pemilihan umum yang diadakan merupakan proses seleksi pimpinan akan menumbuhkan rasa keterwakilan politik di kalangan masyarakat luas. Dan akan
menyalurkan aspirasi dan kepentingan warga negara oleh sebab itu dibentuklah badan perwakilan rakyat yang membuat Undang-Undang, menyusun Anggaran Penerimaan
Belanja Negara, mengawasi pelaksanaan Undang-Undang dan penerimaan serta penggunaan anggaran negara.
5.4. PARLEMEN