Kompleks Inklusi TINJAUAN PUSTAKA

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 2.1. Karakteritik siklodekstrin Aleem, 1988 Karakteristik α-cd -cd -cd Unit glukosa 6 7 8 Berat molekul 972 1135 1297 kelarutan g100ml 14,5 1,85 23,2 diameter Å 4,7-5,3 6-6,5 7,5-8,5 volume rongga Å 174 262 472 bentuk kristal dari air Lempengan heksagon al Parallelogram monoklo nik Prisma kuadrat ik kristal air 10,2 13,2-14,5 8,13-17,7 Pka 25°C 12,3312 12,202 12,081

2.4 Kompleks Inklusi

Kompleks inklusi merupakan suatu kompleks dimana molekul tuan rumah membentuk rongga atau bentuk kristal yang memiliki ruangan dalam bentuk kanal dimana terdapat molekul tamu IUPAC Compendium of Chemical Terrminology, 1997. Dalam pembentukan kompleks inklusi, molekul zat aktif molekul tamu masuk ke dalam rongga zat pengompleks molekul tuan rumah membentuk suatu kompleks stabil. Gaya yang terlibat dalam kompleks inklusi biasanya adalah gaya Van der Waals. Zat pengompleks yang paling luas digunakan da lam kompleks inklusi adalah -siklodekstrin yang merupakan suatu oligosakarida siklik, manis, tidak beracun yang diperoleh dari pati Charles, 2010. Beberapa hipotesis ikatan telah ditemukan untuk kompleksasi inklusi siklodekstrin, termasuk interaksi van der Waals, interaksi hidrofobik, interaksi antara bagian hidrofobik dari molekul tamu dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta rongga siklodekstrin, ikatan hidrogen antara gugus fungsional polar molekul tamu dan gugus hidroksil siklodekstrin. Diantara beberapa ikatan, Interaksi hidrofobik sering dianggap sebagai pendorong utama untuk kompleksasi dalam media berair antara rongga molekul tamu Radi, 2010. Persyaratan pembentukan kompleks inklusi dengan siklodekstrin yaitu: a. Kompatibilitas geometri Persyaratan minimum untuk pembentukan kompleks inklusi yaitu molekul tamu harus sesuai ukuran di dalam rongga siklodekstrin seluruhnya atau sebagian. Kompleks yang stabil tidak akan terbentuk pada molekul tamu yang terlalu kecil untuk diinklusi oleh molekul siklodekstrin, karena molekul tamu akan menghilang keluar rongga. Pembentukan kompleks juga tidak memungkinkan pada molekul tamu yang terlalu besar untuk berpenetrasi di dalam rongga siklodekstrin. Tetapi bila gugus tertentu atau rantai samping molekul tersebut dapat berpenetrasi di dalam rongga siklodekstrin maka kemungkinan dapat terjadi pembentukan kompleks, biasanya kompleks siklodekstrin-tamu adalah 1:1. Jika molekul tamu terlalu panjang untuk mendapatkan akomodasi sempurna dalam satu rongga dan ujung lainnya juga bertanggung jawab untuk pembentukan kompleks, maka perbandingan kompleks yaitu 2:1, 2:2, 3:1, 3:2, 4:5 dapat terbentuk Bekers, 1991. b. Polaritas dan muatan Polaritas molekul tamu juga menentukan terbentuknya kompleks inklusi. Molekul yang sangat hidrofilik tidak dapat atau sangat lemah untuk membentuk kompleks karena hanya molekul yang kurang polar dari air yang dapat membentuk kompleks inklusi dengan siklodekstrin Szetjli, 1988. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 5. Skema interaksi siklodekstrin-molekul obat Agrawal Gupta, 2012 Berbagai metode telah diaplikasikan untuk membuat kompleks obat-siklodekstrin, yaitu Patil, Kadam, Marapur Kamarapur, 2010: a. Metode Pencampuran Fisik Pencampuran fisik obat dengan siklodekstrin disiapkan secara sederhana dengan triturasi dalam mortar. Untuk skala laboratorium siklodekstrin dan obat dicampur bersama secara homogen menggunakan mortar dan dilewatkan pada ayakan untuk mendapatkan produk akhir dengan ukuran partikel yang diinginkan. Untuk skala industri, disiapkan pencampuran fisik obat dan siklodekstrin dengan granulator mass selama 30 menit. b. Metode Pencampuran Kneading Dasar dari metode ini adalah menambahkan siklodekstrin dengan sedikit air atau larutan hidroalkohol yang dicampur sampai membentuk pasta. Obat kemudian dimasukkan ke dalam pasta dan diaduk selama beberapa waktu. Campuran pasta dikeringkan dan dilewatkan pada ayakan dengan ukuran partikel yang diinginkan. Parik et al. meneliti bahwa laju disolusi dapat ditingkatkan dengan pembentukan kompleks inklusi. Untuk skala laboratorium metode kneading dapat menggunakan mortar dan alu. Untuk skala besar bisa menggunakan mesin. Metode ini banyak digunakan dan merupakan metode sederhana yang digunakan untuk pembentukan kompleks inklusi dan memperkecil biaya produksi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta c. Metode Kopresipitasi Siklodekstrin dan obat yang ditambahkan ke air atau alkohol pada suhu 40°-60°C yang bertujuan untuk membentuk larutan jenuh. Endapan kompleks yang terbentuk selanjutnya diisolasi dengan filtrasi atau sentrifugasi. Dalam metode ini, waktu kompleksasi dapat bervariasi yaitu 24-48 jam Agrawal Gupta, 2012. Namun, karena hasil yang rendah, risiko menggunakan pelarut organik dan lama waktu yang diperlukan untuk persiapan dalam skala yang lebih besar, metode ini mencapai objek kecil di skala industri d. Metode evaporasi Metode ini melibatkan obat dan siklodesktrin dilarutkan secara terpisah. Umumnya larutan siklodekstrin ditambahkan ke dalam larutan alkohol yang sudah dicampur terlebih dahulu dengan obat. Campuran diaduk selama 24 jam dan dievaporasi dengan vakum pada suhu 45 o C. Hasil yang sudah dikeringkan dilewatkan pada saringan dengan ukuran mess yang ditentukan. Untuk skala laboratorium, metode ini merupakan metode yang sederhana dan rendah biaya dan untuk produksi besar dapat digunakan pilihan lain yaitu spray drying. e. Metode Presipitasi Netral Metode ini didasarkan pada pengendapan senyawa inklusi dengan teknik netralisasi dan terdiri dari melarutkan obat dalam larutan alkali seperti natriumamonium hidroksida danlarutan siklodekstrin dengan air. Kekurangan metode ini yaitu asam dan basa obat rentan mengalami degradasi selama proses presipitasi. f. Metode penggilingan Sebuah senyawa biner inklusi padat dapat dibuat dengan penggilingan. Dimana obat dan siklodekstrin digiling dengan bantuan perangkat mekanis. Obat dan siklodekstrin dicampur dan campuran fisik dimasukkan dalam penggilingan oscillatory dan digiling untuk waktu yang sesuai atau ball milling yang prosesnya dapat dimanfaatkan untuk penyusunan sistem biner obat-siklodekstrin. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta g. Metode Spray Drying Metode ini merupakan salah satu metode yang umum digunakan untuk menghasilkan kompleks inklusi mulai dari tahap larutan. Campuran berlalu dengan cepat dalam sistem eliminasi pelarut dan menunjukkan efisiensi tinggi dalam pembentukan kompleks. Selain itu, produk yang diperoleh dengan metode ini menghasilkan partikel yang terkontrol dalam meningkatkan disolusi obat dalam bentuk kompleks. Keuntungannya yaitu terjadi interaksi yang cukup dan efisien antara obat dengan siklodekstrin untuk membentuk kompleks sempurna sedangkan kerugiannya adalah produk akhir yang dihasilkan rendah. h. Freeze Drying Untuk mendapatkan bubuk, serbuk amorf dengan tingkat interaksi tinggi antara obat dan siklodesktrin, freeze drying dianggap sesuai. Dalam teknik ini, sistem pelarut dari larutan dieliminasi melalui pembekuan primer dan selanjutnya pengeringan dari larutan yang mengandung kedua obat dan siklodekstrin mengurangi tekanan. Zat termolabil dapat dibuat menjadi bentuk kompleks inklusi dengan metode ini. Keterbatasan dari teknik ini adalah proses waktu yang lama dan menghasilkan produk dengan laju alir yang jelek i. Iradiasi gelombang mikro Teknik ini melibatkan reaksi iradiasi gelombang mikro antara obat dengan zat pengompleks menggunakan oven microwave. Metode ini merupakan metode baru untuk persiapan skala industri, keuntungan utamanya adalah waktu reaksi yang lebih singkat dan hasil produk lebih tinggi j. Supercritical Antisolvent Metode ini merupakan salah satu metode paling inovasi untuk mempersiapkan kompleks inklusi obat dengan siklodekstrin dalam keadaan padat. Metode ini tidak beracun karena tidak menggunakan berbagai pelarut organik, proses cepat, biaya pemeliharaan rendah dengan hasil yang menjanjikan, tetapi membutuhkan biaya awal yang cukup tinggi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.5 Karakterisasi Kompleks Inklusi

Dokumen yang terkait

Penggunaan Berbagai Jenis Kompos Terhadap Pertumbuhan Sukun (Artocarpus communis Forst ) Pada Daerah Tangkapan Air Danau Toba, Kecamatan Haranggaol Horison

0 68 50

Pertumbuhan Stek Akar Sukun (Artocarpus communis Forst.) Berdasarkan Perbedaan Jarak Akar Dari Batang Pohon

4 84 47

Peningkatan Kelarutan Fraksi Etil Asetat Daun Sukun Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg dengan Penambahan Polimer Kombinasi β-Siklodekstrin dan Polivinil Pirolidon Menggunakan Metode Pencampuran Kneading

1 12 76

Peningkatan Kelarutan Fraksi Etil Asetat Daun Sukun Artocarpus Altilis (Parkinson) Fosberg dengan Penambahan Polimer Kombinasi β-Siklodekstrin dan Hidroksi Propil Metilselulosa Menggunakan Metode Pencampuran Kneading

1 12 70

Formulasi dan Uji Efek Anti-Aging Dari Krim yang Mengandung Ekstrak Daun Sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg)

3 26 115

Pengaruh pemberian ekstrak etil asetat daun sukun (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg) pada tikus terinduksi streptozotosin.

1 8 97

Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol-Air Daun Sukun (Artocarpus altilis Parkinson Fosberg) - Ubaya Repository

0 0 1

Formulasi dan Uji Efek Anti-Aging Dari Krim yang Mengandung Ekstrak Daun Sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg)

0 9 15

Formulasi dan Uji Efek Anti-Aging Dari Krim yang Mengandung Ekstrak Daun Sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg)

0 3 2

Formulasi dan Uji Efek Anti-Aging Dari Krim yang Mengandung Ekstrak Daun Sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg)

0 7 4