Fungsi Religiusitas Religiusitas 1. Pengertian Religiusitas

dalam suatu esensi ketuhanan, yaitu dengan Tuhan, kenyataan terakhir dengan otoritas transendental. 4. Dimensi Pengetahuan Agama Dimensi pengetahuan agama mengacu kepada harapan bahwa orang-orang yang beragama paling tidak memiliki sejumlah pengetahuan mengenai dasar- dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci, dan tradisi-tradisi. Dimensi pengetahuan mengenai suatu keyakinan adalah syarat bagi penerimanya. Walaupun demikian, keyakinan tidak perlu diikuti oleh syarat pengetahuan, juga pengetahuan agama tidak selalu bersandar pada keyakinan. 5. Dimensi Konsekuensi Atau Pengamalan Konsekuensi komitmen agama berlainan dari keempat dimensi yang telah dibahas diatas. Dimensi ini mengacu pada identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktik, pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari. Walaupun agama banyak menggariskan bagaimana seharusnya berpikir dan bertindak dalam kehidupan seseorang, tidak sepenuhnya jelas sebatas mana konsekuensi-konsekuensi agama merupakan bagian dari komitmen keagamaan atau semata-mata berasal dari agama.

2.1.4. Fungsi Religiusitas

Masalah agama tak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat, karena agama itu sendiri diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam prakteknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain Ramayulis,2004: 1. Berfungsi Edukatif Ajaran agama berfungsi menyuruh dan melarang. Kedua unsur suruhan dan larangan ini mempunyai latar belakang mengarahkan bimbingan agar pribadi penganutnya menjadi baik dan terbiasa dengan yang baik menurut ajaran agama masing-masing. 2. Berfungsi Sebagai Penyelamat Dimanapun manusia berada selalu menginginkan keselamatan. Dalam hal ini keselamatan yang di berikan agama meliputi dua alam, dunia dan akhirat. 3. Berfungsi Sebagai Pendamaian Melalui agama seseorang yang merasa bersalah atau berdosa dapat mencapai ketenangan batinnya apabila ia kembali bertobat. 4. Berfungsi Sebagai Sosial Control Ajaran agama oleh penganutnya dianggap sebagai norma, sehingga dalam hal ini agama dapat berfungsi sebagai pengawas sosial secara individu ataupun kelompok 5. Berfungsi Sebagai Pemupuk Rasa Solidaritas Para penganut agama yang sama secara psikologis akan merasa memiliki kesamaan dalam satu kesatuan: iman dan kepercayaan. Rasa kesatuan ini membina rasa solidaritas kelompok maupun perorangan. 6. Berfungsi Transformatif Ajaran agama dapat merubah kepribadian seseorang atau kelompok menjadi kehidupan yang baru sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya. Kehidupan baru yang diterimanya berdasarkan agama kadangkala dapat merubah kesetiaanya pada adat atau norma kehidupan yang dianut sebelumnya. 7. Berfungsi Kreatif Ajaran agama mendorong dan mengajak para penganutnya untuk bekerja produktif, bukan saja untuk kepentingan pribadi juga untuk kepentingan orang lain. Dalam hal ini peganut agama bukan saja disuruh bekerja dalam pola yang sama tetapi juga dituntut untuk melakukan inovasi dan penemuan baru. 8. Berfungsi Sublimatif Ajaran agama mengkuduskan segala usaha manusia bukan saja yang bersifat ukhrawi, melainkan juga yang bersifat duniawi. Segala usaha manusia selama tidak bertentangan dengan norma-norma agama, bila dilakukan atas niat yang tulus, karena dan untuk Allah merupakan ibadah. 2.3. Penerimaan Sosial Masyarakat 2.3.1. Pengertian Penerimaan Sosial