5. Ekonomi Pendapatan
Pada penelitian ini, variabel ekonomi pendapatan dikategorikan
menjadi 2 berdasarkan UMR Upah Minimum Regional. Ekonomi
pendapatan yang dimaksud yaitu penghasilan yang diperoleh responden selama sebulan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui responden yang
berpenghasilan diatas UMR, yaitu sebesar 29 responden 46. Sedangkan yang berpenghasilan dibawah UMR sebesar 34 responden
54. Responden di optik-optik di Kecamatan Ciputat Timur mayoritas
yang menggunakan lensa kontak memiliki penghasilan perbulannya di bawah UMR. Hal itu terjadi karena mayoritas adalah kalangan pelajar
seperti siswa maupun mahasiswa yang seluruh biaya hidupnya masih menjadi tanggung jawab orang tuanya. Selain itu, mereka menggunakan
lensa kontak bukan hanya karena kebutuhan semata namun dapat karena kepuasan seperti mengikuti fashion, ajakan lingkungan sekitar seperti
teman atau untuk menunjang pekerjaan.
B. Analisis Bivariat
1. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Penggunaan Lensa Kontak
Pada penelitian ini, variabel pengetahuan dikategorikan menjadi tiga berdasarkan distribusinya. Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan
uji statistik Correlation Spearman didapatkan hubungan yang tidak bermakna antara pengetahuan dan perilaku penggunaan lensa kontak
dengan Pvalue = 0,133 0,05, sehingga hipotesis penelitian untuk kedua
variabel diterima. Artinya, tidak ada hubungan antara pegetahuan dengan perilaku penggunaan lensa kontak, mungkin disebabkan karena mayoritas
responden adalah pelajar yang usianya masih dalam kategori remaja dimana periode ini adalah periode perkembangan dari masa kanak-kanak
menuju masa dewasa. Pada periode ini banyak faktor yang mempengaruhi pengetahuan pada remaja diantaranya faktor fisik, kognitif, moral dan
psikososial. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini tidak sesuai dengan teori
Notoatmodjo 2003 yang mengatakan bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mendasari terjadinya perilaku kesehatan pada
seseorang. Menurut Notoatmodjo 2007, pengetahuan knowledge adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah responden melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Dengan demikian, pengetahuan responden terhadap lensa kontak
di optik-optik Kecamatan Ciputat Timur diharapkan menjadi dasar dalam menentukan perilaku untuk menggunakan lensa kontak.
Hasil penelitian yang sama di tunjukan oleh Winda 2010 yang melakukan penelitian terhadap 57 mahasiswa yang menggunakan lensa
kontak. Penelitian itu menyatakan bahwa sebanyak 21 responden 36,9 yang berpengetahuan baik, 36 responden 63,1 yang berpengetahuan
sedang, dan tidak ada responden 0 yang berpengetahuan kurang. Dari hasil data tersebut, terdeskripsi bahwa mayoritas tingkat pengetahuan
Mahasiswa FK USU pengguna lensa kontak terhadap dampak negatif penggunaannya berada pada kategori sedang.
Persamaan hasil penelitian ini dikarenakan pada penelitian Winda, sampel penelitiannya ialah mahasiswa yang menggunakan lensa kontak,
sedangkan pada penelitian ini mayoritas responden juga pelajar yang lebih memilih menggunakan lensa kontak dari pada kaca mata untuk koreksi
gangguan penglihatannya. Kaitannya dengan hasil penelitian ini, sebagian besar responden
mempunyai pegetahuan yang cukup namun dalam penelitian ini juga pengetahuan tidak berhubungan dengan perilaku penggunaan lensa kontak.
Hal ini mungkin dikarenakan pengetahuan terkait lensa kontak mudah diperoleh oleh kalangan pelajar melalui kemajuan teknologi sekarang ini
seperti internet. Artinya, mayoritas responden yang sebagai seorang pelajar memperoleh pengetahuan bukan hanya dari faktor fasilitas seperti internet,
namun ada faktor lain seperti pengalaman, tingkat pendidikan, keyakinan, penghasilan, dan sosial budaya.
2. Hubungan Pengaruh Sosial dengan Perilaku Penggunaan Lensa