Perumusan Masalah Hipotesa Asam askorbat peroral mampu memproteksi terjadinya peroksidasi lipid secara Manfaat Penelitian Kerangka Teori

kerusakan oksidatif selama aktivitas jangka panjang seperti berolahraga berat dan menstimulasi reparasi fungsi otot Tjay dan Rahardja, 2006. Pada tikus yang terpapar Pb, dengan pemberian konsentrasi 500 mgL Asam askorbat di dalam air minumnya dapat menurunkan kadar ROS sebesar 40 Hsu et al, 1998. Pada penelitian yang menggunakan asam askorbat dengan dosis 1000 mg pada ibu-ibu hamil didapatkan adanya s uatu hubungan yang terbalik antara konsentrasi Pb darah dan kadar asam askorbat pada wanita hamil West et al, 1994. Hasil-hasil yang didapat tersebut mendorong anggapan bahwa antioksidan mungkin memegang peranan penting pada penanganan keracunan Pb. Penelitian sebelumnya juga menemukan bahwa asam askorbat dengan dosis 400mgkgBB yang diberikan secara oral, mampu meningkatkan kadar glutathion di darah maupun di hati tikus albino swiss sebagai indikator terjadinya perbaikan terhadap stress oksidatif Gajawat et al, 2006. Meskipun telah banyak penelitian tentang keracunan Pb, namun belum banyaknya kajian tentang bagaimana efektivitas proteksi asam askorbat terhadap berbagai konsentrasi paparan Pb memberi peluang penelitian selanjutnya.

I.2. Perumusan Masalah

Uraian ringkas dalam latar belakang masalah tersebut diatas, memberikan dasar untuk merumuskan permasalahan penelitian yaitu apakah pemberian asam askorbat peroral mampu memproteksi terjadinya peroksidasi lipid secara efektif pada mencit Mus musculus L yang dipapar Pb secara intraperitoneal ?

I.3. Hipotesa Asam askorbat peroral mampu memproteksi terjadinya peroksidasi lipid secara

efektif pada mencit Mus musculus L yang dipaparkan Pb secara intraperitoneal. I.4. Tujuan Penelitian I.4.1 Tujuan umum Mengetahui efektifitas pemberian asam askorbat dalam memproteksi terjadinya peroksidasi lipid akibat paparan Pb secara intraperitoneal.

I.4.2. Tujuan khusus

1. Mengetahui efektifitas proteksi dari pemberian asam askorbat dengan dosis 400 mgkgBB peroral terhadap kadar MDA plasma mencit yang dipapar Pb secara intraperitoneal dengan berbagai konsentrasi Pb. 2. Mengetahui bagaimana gambaran MDA plasma dan jumlah eritrosit dari mencit yang dipaparkan Pb secara intraperitoneal yang sebelumnya telah diproteksi dengan 400 mgkgBB asam askorbat peroral.

I.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Memberikan informasi kepada masyarakat ilmiah tentang efektifitas proteksi asam askorbat terhadap berbagai variasi konsentrasi Pb sebagai upaya pencegahan kerusakan sel akibat paparan Pb. 2. Memberikan informasi bagi dunia pendidikan dan kesehatan tentang efektifitas proteksi asam askorbat sehingga dapat dipergunakan dalam upaya membantu mencegah kerusakan sel akibat paparan Pb.

I.6. Kerangka Teori

- Menghambat enzim anti oksidan - Kompetisi logam transisi, - AkumulasALA - Menstimulasi ROS Peroksidasi Lipid Asam askorbat Radikal bebas Plumbum Pb - Lisis eritrosit - Kerusakan sel jaringan sekitar MDA Ket: efek proteksi Gambar 1. Bagan kerangka teori efek proteksi asam askorbat terhadap peroksidasi lipid

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Plumbum Pb Plumbum Pb dalam susunan unsur merupakan logam berat yang terdapat secara

alami di kerak bumi dan tersebar ke alam dalam jumlah kecil melalui proses alami. Pb dapat ditemukan di lingkungan dalam bentuk senyawa terutama sebagai mineral seperti galena, serusite, mimetit dan piromorphite. Polusi lingkungan oleh Pb berlangsung pada peleburan dan penyulingan Pb, pembakaran bahan bakar yang mengandung Pb, serta pembakaran batu bara dan minyak bumi. Pb digunakan dalam bentuk murni dan kombinasi dengan elemen lain, membentuk berbagai senyawa organik dan anorganik WHO, 1977. Apabila Pb terhirup atau tertelan oleh manusia, di dalam tubuh ia akan beredar mengikuti aliran darah, diserap kembali di dalam ginjal dan otak, serta disimpan di dalam tulang dan gigi. Manusia menyerap Pb melalui udara, debu, air dan makanan. Menurut Material Safety Data Sheet MSDS 2006, Pb diidentifikasi sebagai racun berat grade 3 dan oksidan kuat grade 3. Berakibat fatal bila termakan atau terhirup, menyebabkan iritasi kulit, mata dan saluran napas, neurotoksin, merusak gusi, sistem saraf pusat, ginjal dan sistem reproduksi. II.1.1 Sifat fisika dan kimia Plumbum Pb atau yang sehari-hari dikenal sebagai timah hitam adalah logam berat berwarna kelabu kebiruan yang termasuk kedalam golongan IV-A pada tabel Periodik unsur kimia. Pb memiliki nomor atom NA 82 dengan berat atom BA