Alat dan bahan .1 Alat Managemen Data

3.4 Alat dan bahan 3.4.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah blender, tabung hitam, gelas ukur, pisau, tabung reaksi, mikro pipiet 2- 20 μL, mikro pipet 20-200 μL, mikro pipet 100-1000 μL, cawan penguap, batang pengaduk kaca, neraca analitik, pipet, kaca pembesar, vial atau botol kaca, kotak penetasan larva udang, alumunium foil, pengatur udara, dan lampu. 3.4.2Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Garcinia benthami Pierre yang diperoleh dari Kebun Raya Bogor pada bulan Maret 2013, etil asetat, aquadest, larva Artemia salina Leach, dan air laut. 3.5 Cara Kerja Penelitian 3.5.1 Penyiapan Bahan Pembuatan ekstrak daun Garcinia benthami Pierredimulai dengan pengumpulan bahan daun segaryang diperoleh dari Kebun Raya bogor pada bulan Februari 2013 sebanyak 6 kg. Selanjutnya, daun segar dikeringkan di Balai Penelitian Tanaman Rempa dan Obat BALITRO, Bogor dengan menggunakan oven, selama 5 hari. Pengeringan ini dilakukan disana agar proses tersebut dilakukan dalam keadaan terawasi untuk mencegah terjadinya perubahan kimia yang terlalu banyak. Daun yang sudah kering didapatkan jumlah 3 kilogram. 4 Daun kering yang didapatkan dipilih dan dibersihkan dari kotoran- kotoran yang tertinggal. Setelah daunnya kering, mula-mula dibersihkan bagian permukaannya. Pada tahap ini satu yang harus diperhatikan adalah daun Garcinia benthami Pierre tidak dijangkit oleh mikroba dan mikroorganisme seperti virus, bakteri atau jamur. Lalu dipotong menjadi bagian yang kecil-kecil dan dihancurkan dengan blender namun dalam bentuk yang tidak terlalu halus dan didapatkan 1 kg serbuk simplisia. 4

3.5.2 Pembuatan Ekstrak

Serbuk simplisia daun Garcinia benthami Pierre yang digunakan dalam percobaan sebesar 800 gram. Ekstrak dibuat dengan metode maserasi, caranya merendam simplisia dalam pelarut etil asetat selama 48 jam, disaring dengan kertas saring, kemudian ampas direndam kembali dalam etil asetat dalam waktu yang sama sampai tersaring atau terekstraksi sempurna. Sebelumnya, etil asetat yang digunakan untuk maserasi terlebih dahulu didestilasi selama 7 hari. Bila ampas jaringan pada ekstraksi ulang sama sekali tidak bewarna hijau lagi, dapat dianggap semua senyawa berbobot molekul rendah telah terekstraksi. Setelah itu filtrat tersisa diuapkan dengan alat rotary evaporator pada suhu 41 o C sehingga didapatkan ekstrak kental etil asetat. 4 Karena pada penelitian ini menggunakan metode maserasi berjenjang, yaitu menggunakan beberapa pelarut yang memiliki sifat kepolaran yang berbeda, maka proses diatas dilakukan dengan tiga pelarut yang berbeda. Perbedaan polaritas dimaksudkan agar seluruh kandungan senyawa metabolit sekunder dalam sampel terekstraksi. Pelarut pertama yang dipakai adalah n-heksan yang memiliki sifat non polar, dilakukan perlakuan yang sama sampai ditemukan warna n-heksan menjadi bening. 4 Kemudiansisa ampas hasil maserasi n-heksan, dipakai kembali untuk maserasi dengan pelarut etil asetat yang memiliki sifat semipolar. Apabila telah ditemukan warna etil asetat bening kembali, terakhir lakukan maserasi pada ampas dengan pelarut yang bersifat polar, yaitu metanol sampai warna metanol bening kembali. 4

3.5.3 Penyiapan larva

Penyiapan larva Artemia salina Leach dilakukan dengan menetaskan telur udang 48 jam, yaitu merendam telut tersebut dalam air laut secukupnya dalam wadah sebelum dilakukan uji. Wadah dibagi menjadi dua bagianoleh steroform di lubangkan pada dua sisinya, yaitu bagian gelap dan terang. Bagian gelap adalah yang ditutupi oleh alumunium foil tempat dimasukkannya telur larva Artemia salina Leach. Selanjutnya, telur ditimbang sebanyak 1 gram dandimasukkan ke dalam1 liter air laut. Bagian wadah yang tidak ditempati telur udang diberi penerangan dengan sinar lampu. Larva berumur 48 jam siap digunakan untuk uji toksisitas akut. 5

3.5.5 Pembagian konsentrasi

Setelah dilakukan orientasi dosis, kemudian ditentukan rentang konsentrasi yang digunakan, Ektrak daun Garcinia bentami Pierre ditimbang sebesar 250 mg kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 250 mL. Setelah itu, masukkan aquades sampai batas garis gelas ukur dan diputar atau dikocok ke atas dan bawah sampai sudah tercampur seluruhnya dan hasilnya merupakan konsetrasi 1000ppm, sebagai larutan A. Untuk konsentrasi 500ppm, ambil 12,5 mLdari larutan A lalu pindahkan ke labu ukur 25 mL beri aquades didapatkan larutan B. Perlakuan yang sama juga diberikan untuk membuat konsetrasi 200ppm larutan C, yaitu dengan mengambil 5 ml larutan A ke dalam labu ukur 25 mL dan beri aquades. Untuk pembuatan konsentrasi 100ppm atau larutan D, ambil sebanyak 2,5 mL dan konsetrasi 50ppm atau larutan E ambil sebanyak 1mL dan masukkan masing-masing kedalam labu ukur lalu beri aquades. 5

3.5.6 Pelaksanaan Uji Toksisitas

Pelaksanaan uji dilakukan dengan mula-mula memasukkan 10 larva udang yang berumur 48 jam kedalam masing-masing tabung. Kedalamnya dimasukkan ekstrak daun Garcinia benthami Pierre sebanyak 1 mL dari setiap masing-masing konsentrasi dan tambahkan air laut sebanyak 9 mL sehingga volume masing-masing tabung 10 dan diletakkan selama 24 jam dibawah penerangan yang cukup. 5 Pada penelitian ini larva udang dibagi menjadi lima kelompok perlakuan secara acak, lalu ditambahkan ekstrak etil asetat daun Garcinia benthami Pierre. Kemudian ditambahkan air laut sebayak 9 mL. Namun, ditambahkan air laut dalam tabung hingga volumenya mencapai 10 mL, maka konsentrasi ekstrak yang di teteskan juga mengalami pengenceran. Hal tersebut berarti mengencerkan nilai konsentrasi sehingga masing-masing dari nilai konsentrasi dibagi 110 sesuai dengan banyaknya volume cairan dalam tabung. pada penelitian ini dilakukan pengulangan sebanyak 3 kalitriplo.Setelahnya, dihitung dan menentukan larva udang yang mati dengan menggunakan kaca pembesar, yaitu bila larva udang tidak menunjukkan pergerakan selama observasi, maka masukkan kedalam kriteria udang yang mati. 5

3.5.7 Alur Penelitian

= tidak dilakukan Gambar 3.1 : Bagan Alur Ekstraksi Daun Garcinia benthami Pierre Daun basah Garcinia benthami Pierre 6 kilogram Dikeringkan dengan oven di LIPI Bogor 3 kilogram Disortasi, dirajang, dikeringkan, dihaluskan dengan blender dan disaring Simplisia Garcinia benthami Pierre800 gr Ekstraksi dengan metode maserasi selama 48 jam dengan pelarut etil asetat sebanyak 5 L Ekstrak n-heksan Maserasi bertingkat ke-1 uji toksisitas akut maserasi dengan n-heksan, disaring, dievaporasi ampas disaring evaporasi ampas Ekstrak etil asetat 9, 63 gr Maserasi dengan metanol,disaring dievaporasi Ekstrak metanol Uji toksisitas akut Gambar 3.2 : Bagan Penyiapan larva Artemia salina Leach Menetaskan telur Artemia salina Leach 1 gram dalam air laut dalam wadah Wadah dibagi steroform lubangkan pada dua sisinya menjadi dua bagian: gelap terang Ditutupi alumunium foil tempat dimasukkannya telur udang Diberi penerangan sinar lampu Larva berumur 48 jam  uji toksisitas akut Gambar 3.3: Pelaksanaan Uji Toksisitas Ektrak daun Garcinia benthami Pierre ditimbang 250 mg • Dimasukkan kedalam labu ukur • Beri aquades sampai batas garis labu ukur • Dikocok-kocok Konsentrasi induk 1000 ppm Ambil 12,5 ml ke labu ukur 25 ml Sisa konsentrasi 100 ppm Konsentrasi 5 ppm Beri aquades Ambil 1,25 ml ke labu ukur 25 ml Ambil 2,5 ml ke labu ukur 25 ml Ambil 5 ml ke labu ukur 25 ml Beri aquades Beri aquades Konsentrasi 20 ppm Konsentrasi 10 ppm Beri aquades Konsentrasi 5 ppm Kelompok A Kelompok C Kelompok D Kelompok B Kelompok E

3.6 Managemen Data

Data hasil penelitian akan diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Data dari uji toksisitas tersebut akan dianalisis dengan analisis probit menggunakan Microsoft Excel 2010 for windows untuk mengetahui harga LC 50, perumusan probit sederhana untuk membandingkan hasil LC 50 dengan perhitungan analisis probit, dan menggunakan SPSS 16.0 for windows untuk menentukan normalitas distribusi data. 5 35

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Ekstraksi

Pada penelitian ini, pembuatan ekstrak daun Garcinia benthami Pierre dilakukan dengan metode maserasi berjenjang. Tujuannya adalah agar seluruh senyawa dalam daun Garcinia benthami Pierre dapat terekstraksi seluruhnya. Pemilihan metode maserasi dikarenakan relatif sederhana yaitu tidak memerlukan alat-alat yang rumit, mudah, murah, dan dapat menghindari rusaknya komponen senyawa akibat panas. Namun metode ini memiliki kekurangan dimana membutukan waktu yang lebih lama, pelarut yang lebih banyak, dan penyaringan yang tidak sempurna. 25 Pada awalnya, Simplisia daun Garcinia benthami Pierre diambil sebanyak 1000 gram dan dimaserasi dengan n-heksan sebanyak 7 kali. Selanjutnya hasil maserasi disaring dan dievaporasi menggunakan rotary evaporator untuk menguapkan n-heksan, didapatkan ekstrak kental n-heksan daun Garcinia benthami Pierre. Ampas dari n-heksan dilakukan kembali maserasi, yaitu dengan menggunakan pelarut etil asetat sebanyak 10 liter. Maserasi dilakukan sebanyak 5 kali dalam 10 hari. Setelahnya, hasil maserasi disaring dan filtrat dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu rata-rata 41 o C sehingga didapatkan ekstrak etil asetat daun Garcinia benthami Pierre sebesar 9,63 gram. Terhadap ampas dari etil asetat pun dilakukan maserasi dengan pelarut metanol. Namun pada penelitian kali ini hanya menggunakan pelarut etil asetat dan proses maserasi pelarut n-heksan dan metanol dilakukan oleh peneliti lain. Rendemen setiap ekstrak dihitung dengan membandingkan bobot ekstrak yang diperoleh dengan simplisia. Rendemen : B x 100 A

Dokumen yang terkait

Uji Toksisitas Ekstrak Tinta Cumi-Cumi (Photololigo Duvaucelii) Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (Bslt)

20 174 104

Uji toksisitas akut ekstrak metanol daun laban abang (aglaia elliptica blume) terhadap larva udang (artemia salina leach) dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

4 23 58

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Paku Pedang (Nephrolepis falcata) terhadap Larva Artemia Salina L dengan metode Brain Shirmp Lethaly Test (BSLT)

0 45 48

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Daun Garcinia benthami Pierre Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

2 29 75

Uji aktivitas Antimikroba Ekstrak Daun Garcinia benthami Pierre dengan Metode Dilusi

6 31 75

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum canum Sims) Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

1 14 64

Uji Toksisitas Akut Ekstrak nheksan Daun Garcinia benthami Pierre Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

0 5 63

Uji toksisitas akut ekstrak metanol daun annona muricata l terhadap larva artemia salina leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

3 54 69

Uji Toksisitas Ekstrak Benalu Kopi (Loranthus ferrugineus Roxb.) dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

4 40 68

UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN MAJAPAHIT (Crescentia cujete L.) DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BSLT) JUDUL - Uji Toksisitas Fraksi Daun Majapahit (Crescentia cujete L.) dengan Menggunakan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) - Rep

0 2 100